Yuk! Simak Cara Cerdas Mengatur Finansial untuk Freelancer – Menjadi seorang freelancer tentunya bukan hal yang baru di kalangan masyarakat. Tren freelancing sendiri di Indonesia meningkat seiring dengan tren GIG Economy di Amerika.
Studi dari perusahaan Intuit mengatakan di tahun 2020 40% warga negara Amerika akan bekerja sebagai kontraktor independen, dikarenakan faktor resesi dan digitisasi.
Perkembangan pesat di bidang teknologi membawa dampak positif bagi pemberi kerja dan pencari kerja terutama freelancers.
Bekerja sebagai freelance seringkali dipilih karena dianggap dapat meningkatkan work life balance yang lebih dibandingkan bekerja sebagai karyawan di suatu perusahaan.
Selain itu, freelancer atau pekerja lepas bisa menyesuaikan waktu kerja, ritme kerja, tempat bahkan rate mereka sendiri, tergantung pada project yang sedang dikerjakan.
Namun, menjadi freelancer tidak semata-mata hanya mendapatkan keuntungan karena memiliki kebebasan yang lebih. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh para pekerja lepas adalah isi rekening atau pendapatan mereka.
Berbeda dengan karyawan tetap yang setiap bulannya akan mendapatkan penghasilan yang stabil. Menjadi freelancer, maka pendapatan yang didapatkan tiap bulannya akan berbeda. Tergantung dari berapa pekerjaan yang diselesaikan.
Semakin banyak pekerjaan atau project yang diselesaikan akan semakin banyak pundi-pundi uang masuk ke rekening.
Sebaliknya, jika dalam suatu bulan pekerjaan yang diambil sedikit atau tidak ada sama sekali, rupiah yang akan masuk ke rekening pun hanya sekedarnya saja, bahkan tidak ada sama sekali.
Mengatur keuangan tentunya menjadi keharusan bagi semua orang, namun memilih menjadi freelancer, maka Anda harus semakin lebih pandai untuk mengatur kuangan.
Karena, dengan menjadi seorang freelancer Anda tidak akan mendapatkan tunjangan asuransi kesehatan, hari raya dan juga tunjangan pensiun.
Baca juga: 3 Cara Sederhana agar Lebih Cerdas Mengatur Keuangan
Eittss.. tapi jangan sedih dulu! bukan berarti dengan menjadi freelancer kehidupan finansial Anda akan menjadi buruk.
Oleh karena itu, untuk memberikan pandangan dalam mengatur keuangan bagi para freelancer, kali ini KoinWorks melakukan sesi diskusi bersama Giovanni Janitra, selaku Professional Financial Modeler yang akan memberikan beberapa tips cerdas mengatur finansial untuk freelancer.
Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
Yuk! Simak Cara Cerdas Mengatur Finansial untuk Freelancer
Memiliki Tabungan Sebagai Dana Darurat Sebelum Terjun ke Dunia Freelance
Tidak bisa dipungkiri bahwa memiliki dana darurat sangat penting bagi siapapun. Namun, sebagai freelancer, memiliki dana darurat harus dipersiapkan terlebih dahulu bahkan sebelum memutuskan menjadi seorang pekerja lepas.
Hal ini dikarenakan penghasilan yang belum stabil di awal karir, sedangkan ada biaya rutin yang perlu dikeluarkan baik untuk keperluan pribadi maupun untuk keperluan bisnis.
Dana darurat yang umum disiapkan adalah 4-6x biaya bulanan apabila masih single atau 6-12x biaya bulanan jika sudah berkeluarga.
Jangan lupa untuk menghitung kebutuhan bisnis sebagai tambahan dalam estimasi biaya bulanan, seperti budget meeting, komunikasi, dan lainnya.
Selain biaya bulanan, pertimbangkan biaya-biaya lain yang penting seperti pembelian laptop untuk modal kerja awal dan biaya pelatihan profesi untuk pengembangan kompetensi freelancer.
Baca juga: Cara Pintar Mengatur Keuangan Rumah Tangga untuk Pasangan Baru
Biaya-biaya ini sebisa mungkin tidak diambil dari dana darurat karena akan mengganggu arus kas bulanan.
Menurut Giovanni, bagi yang tertarik untuk mulai berkarir sebagai freelancer, ada baiknya untuk mulai berkarir terlebih dahulu di dunia kantor.
Selain bisa meningkatkan technical skills di ilmu yang Anda tekuni dan soft skills seperti networking, managing a team, Anda dapat menyiapkan tabungan untuk dana darurat jika ingin sewaktu-waktu terjun ke dunia freelance.
Tentukan target sebelum memutuskan untuk bekerja sendiri, berapa dana yang harus dikumpulkan sebagai batas aman?
Contoh kasus target pengeluaran bulanan Saudara Johan setelah bekerja sendiri adalah 5 juta per bulan, termasuk dengan kebutuhan bisnisnya.
Artinya untuk dana darurat 6x Johan membutuhkan tabungan sebesar 30 Juta. Apabila saat ini Johan sudah bekerja dengan gaji 10 juta/bulan, artinya Johan harus menyisihkan setidaknya 3 juta/bulan agar ia dapat mengumpulkan dana darurat dalam waktu 10 bulan. (contoh sederhana tanpa menghitung bunga dan nilai present value).
Apabila Johan hanya kuat menyisihkan 2 juta/bulan, artinya ia butuh waktu lebih lama untuk mengumpulkan dana darurat tersebut (15 bulan).
Kontrol Biaya Bulanan yang Telah Ditargetkan dan Perhatikan Jangka Waktu Penagihan ke Klien
Lakukan evaluasi secara berkala atas biaya bulanan yang telah ditargetkan, apakah masih relevan atau tidak.
Pembagian anggaran bulanan 50:30:20 untuk freelancer tidak terlalu relevan, karena penghasilan yang didapatpun tidak menentu setiap bulan.
Kiranya, 60- 70% penghasilan per bulan seorang freelancer apabila dapat memenuhi kebutuhan bulanan itu sudah sehat.
Sisa 30-40%nya dapat dipakai untuk gaya hidup dan berinvestasi. Karena penghasilan tidak menentu, pastikan terms penagihan ke klien jelas, terutama untuk proyek-proyek jangka panjang.
Tujuannya agar arus keuangan Anda tidak terganggu. Apabila terjadi kondisi dimana pengeluaran bulanan melebihi pemasukan bulanan, di situlah peran penting dari dana darurat yang telah kita siapkan sebelum terjun ke dunia freelance.
Perhatikan Biaya-biaya yang Sifatnya Sulit Diprediksi (unexpected costs)
Selain biaya kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan bisnis, perhatikan biaya-biaya lainnya yang cukup signifikan seperti biaya kesehatan.
Selain sulit diprediksi kapan akan dibutuhkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) biaya kesehatan setiap tahunnya meningkat 10-15%, jauh lebih tinggi dibandingkan data inflasi tahunan yang tidak pernah mencapai 8% dalam 5 tahun terakhir.
Sebagian resiko ini bisa dialihkan melalui asuransi kesehatan, namun bagi freelancer umumnya hanya dapat cover rawat inap saja.
Baca juga: 6 Keterampilan Non-Finansial yang Membuat Pandai Mengatur Keuangan
Untuk rawat jalan, asuransi mensyaratkan minimal jumlah peserta, sehingga sulit didapat oleh freelancer. Solusinya ada 2, yakni melalui BPJS Kesehatan dan lebih menjaga kesehatan pribadi.
Belajar Berinvestasi
Menjadi freelancer ternyata juga bisa berinvestasi lho. Namun, sebagai seorang freelancer, Anda harus memahami risiko serta jangka waktu dari masing-masing instrumen investasi yang ada.
Adapun beberapa pilihan investasi yang bisa dipertimbangkan oleh freelancer, antara lain:
1. Deposito
Deposito adalah produk investasi berbentuk tabungan di bank, dengan syarat penarikan dana hanya dapat dilakukan pada jangka waktu tertentu. Tenor (jangka waktu) deposito adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, hingga 12 bulan.
Dana deposito yang sudah dicairkan dapat secara otomatis diinvestasikan lagi melalui opsi Automatic Roll Over (ARO).
Data Pusat Informasi Pasar Uang (PIPU) Bank Indonesia per Oktober 2019 menunjukkan rata-rata suku bunga deposito di angka 4,75 – 6,00% per tahun.
Adapun bunga deposito yang didapat setiap bulannya sudah dipotong PPh Final sebesar 20% oleh Bank, sehingga freelancer tinggal menerima hasil bersihnya saja. Deposito juga dijamin oleh pemerintah dengan nilai maksimal Rp 2 Miliar.
2. Reksadana
Reksadana adalah produk investasi pada portofolio efek, dimana himpunan dana dari pemodal diinvestikan oleh manajer investasi yang telah dipilih.
Produk ini cocok bagi freelancer yang ingin melakukan investasi namun tidak memiliki waktu dan/atau pengetahuan yang terbatas.
Reksadana sendiri memiliki berbagai macam jenis, yakni reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham.
Masing-masing reksadana memiliki resiko dan potensi pengembalian yang berbeda-beda, yang dapat disesuaikan dengan profil risiko freelancer.
Reksadana menjadi pilihan yang sangat menarik karena jenis produknya banyak dan bisa dibeli dengan minimum pembelian hanya Rp 100.000.
3. Peer-to-Peer (P2P) Lending
P2P lending adalah investasi dengan konsep marketplace online yang menghubungkan antara pemberi pinjaman dengan individu atau bisnis yang membutuhkan pinjaman.
Aktivitas P2P lending sendiri diatur dan diawasi oleh OJK melalui Peraturan OJK nomor 77/POJK.01/2016.
Meskipun usianya 3 tahun, tapi industri P2P lending telah berkembang dengan sangat pesat. Menurut data OJK, hingga Oktober 2018, penyaluran P2P lending telah mencapai Rp16 triliun atau naik 520%. Pada 2017, penyaluran P2P lending mencapai Rp 2,56 triliun.
KoinWorks sebagai salah satu sarana investasi online P2P Lending menyediakan berbagai macam kemudahan bagi investor.
Seperti rendahnya saldo pendanaan awal mulai dari Rp100.000, dan bunga efektif tahunan yang kompetitif mulai dari 15-21% setiap tahunnya sesuai dengan credit scoring pinjaman
Mencoba Pendapatan Pasif

Jika sebagai freelancer Anda merasa bahwa pendapatan yang didapatkan masih belum cukup untuk memenuhi biaya sehari-hari, maka cobalah untuk memiliki pendapatan pasif.
Kunci dari pendapatan pasif adalah menciptakan suatu sistem agar aset dapat bekerja dengan sendirinya untuk menghasilkan tambahan penghasilan bagi kita. Beberapa opsi yang dapat dipertimbangkan oleh freelancer diantaranya:
Baca juga: Dapatkan Passive Income dengan Pendanaan Online P2P Lending
- Penyewaan properti
Penyewaan properti adalah opsi yang menarik apabila freelancer sudah memiliki properti namun sedang tidak digunakan untuk tempat tinggal sehari-hari.
2. Royalti atas Tulisan
Ada banyak sekali manfaat dari menulis. Berbagi ilmu kepada orang lain, menceritakan pengalaman di bidang yang kita tekuni, sekaligus membukakan pintu networking ke khalayak luas.
Fokuslah menulis konten yang berkualitas dan kita bisa mendapatkan pendapatan pasif dalam bentuk royalti.
Berikut tadi adalah tips cerdas mengatur finansial untuk freelancer yang bisa Anda coba. Kuncinya terletak pada tujuan jangka panjang Anda, yang harus dituangkan dalam target pencapaian yang konkrit.
Tentukan berapa banyak omzet atau penghasilan yang kita inginkan dalam bidang yang kita tekuni saat ini. Taruh deadline atas impian tersebut.
Baca juga: 6 Tips Investasi untuk Freelancer
Kebutuhan jangka panjang yang akan menyesuaikan target yang telah kita tetapkan, bukan sebaliknya. Target membuat pekerjaan yang kita lakukan sehari-harinya memiliki makna, karena tahu tujuan yang ingin dicapai.
Mindset ini harus selalu dijaga dalam bentuk disiplin diri, termasuk dalam pengelolaan keuangan, karena itulah esensi dari seorang freelancer, yakni memiliki kebebasan yang bertanggung jawab.