Kenapa dana darurat itu penting, dan bagaimana bisnis kecil bisa menyiapkannya?
Kamu pasti pernah mendengar istilah dana darurat, bukan?
Betul sekali. Dana darurat adalah dana yang disiapkan untuk mengantisipasi hal-hal terjadi di luar rencana. Misalnya, seperti ketika seseorang mengalami pemutusan hubungan kerja.
Nah, dalam kondisi tanpa pekerjaan dan tanpa penghasilan, dana darurat bisa digunakan untuk bertahan hidup dalam rentang waktu 3-6 bulan, sebelum akhirnya kembali mendapatkan pekerjaan.
Konsepnya sedikit mirip dengan cadangan devisa dari suatu negara.
Lantas, apa hubungannya dengan sebuah bisnis?
Apakah bisnis juga memiliki konsep yang namanya dana darurat?
5 Alasan Kenapa Bisnis Kamu Membutuhkan Pinjaman Modal Usaha
Daftar Isi
Dana Darurat untuk Bisnis Kecil
Ya, tentu saja. Bisnis juga memerlukan modal untuk bisa beroperasi sehari-hari.
Maka, kehadiran komponen dana darurat pada suatu bisnis merupakan sesuatu yang wajib hukumnya.
Coba kamu bayangkan jika seorang pemilik bisnis tidak memiliki simpanan dana darurat untuk bisnisnya, dan hanya mengandalkan pendapatan per bulan saja; tentu bisnis tersebut berisiko mengalami kerugian, dan bahkan berpotensi untuk tutup atau bangkrut.
Contohnya seperti pada awal pandemi COVID-19, di saat banyak orang melakukan karantina mandiri, dan pusat perbelanjaan menjadi sepi pengunjung.
Banyak bisnis yang terpaksa menggunakan dana darurat mereka agar operasional bisnis tetap berjalan selama hampir dua tahun.
Bahkan, tidak sedikit bisnis yang akhirnya terpaksa gulung tikar karena tidak sanggup bertahan, dan sudah kehabisan simpanan dana darurat.
Jadi, sudah jelas ya, memiliki dana darurat dalam jumlah yang cukup, bisa membuat bisnismu lebih aman & stabil di saat keadaan ekonomi sedang tidak menentu.
Lalu, bagaimana dengan bisnis kecil?
Apa yang harus dilakukan untuk dapat mengumpulkan dana darurat, jika kamu memiliki sebuah bisnis kecil?
Bagaimana Menyiapkan Dana Darurat untuk Bisnis Kecil?
Terdapat beberapa cara mudah yang bisa kamu persiapkan sebelumnya, untuk bisa mengumpulkan dana darurat.
Contohnya adalah sebagai berikut:
Melakukan evaluasi terhadap proses pengambilan keputusan dalam bisnis
Hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah melakukan evaluasi terhadap proses pengambilan keputusan dalam mengembangkan bisnis.
Misalnya, ketika bisnismu membutuhkan alat produksi baru untuk menambahkan kapasitas produksi, dan bisnismu mampu untuk menambah dua buah alat produksi beserta tenaga kerja yang baru.
Kamu kemudian melakukan evaluasi lagi yang lebih mendalam, apakah memang dibutuhkan dua buah alat baru dan tambahan tenaga kerja, atau sebenarnya kamu hanya perlu membeli satu alat saja, dan mengoptimalkan pemakaiannya?
Jika ternyata memang satu alat masih bisa mencukupi kebutuhanmu dalam setahun mendatang, maka kamu tidak perlu menghabiskan dana lebih untuk membeli dua alat.
Dana yang tersisa bisa kamu simpan untuk dana darurat bisnis kecil milikmu.
Konsep yang sama bisa kamu terapkan saat kamu berencana untuk menambah tenaga kerja atau membuka cabang bisnis baru.
Melakukan analisis terhadap periode penjualan
Selanjutnya, kamu juga perlu mengetahui periode pasang surut penjualan di bisnismu.
Kamu sebaiknya mencatat kapan momen-momen bisnismu ramai, dan kapan momen saat bisnismu biasanya sepi pengunjung.
Dengan begitu, kamu dapat memperkirakan kapan bisnismu bisa menyimpan lebih banyak penjualan dan keuntungan (yang bisa kamu sisihkan untuk dana darurat).
Jika kamu tidak mengetahui kapan waktu-waktu tersebut, ada kemungkinan kamu malah kehilangan kesempatan untuk mengumpulkan dana darurat.
Melakukan evaluasi terhadap pengeluaran bulanan
Hal berikutnya yang perlu kamu lakukan adalah evaluasi terhadap pengeluaran bulanan.
Sebenarnya hal ini perlu dilakukan secara berkala, walaupun kamu tidak sedang mengumpulkan dana darurat.
Pantaulah pengeluaran bisnismu tiap bulan. Apakah ada hal-hal yang bisa dikurangi?
Misalnya seperti pemakaian listrik & air, serta jaringan internet di lokasi bisnismu.
Kamu bisa mulai menghemat secukupnya; tapi ingat, jangan sampai penghematan tersebut mengganggu operasional bisnismu, ya.
Melakukan analisis terhadap kebutuhan minimal untuk tetap beroperasi
Dari informasi pengeluaran bulanan di atas, kamu harusnya sudah bisa mendapatkan jumlah rata-rata minimal yang dibutuhkan bisnismu untuk beroperasi tiap bulannya.
Nah, dari jumlah tersebut, pastikan dana daruratmu bisa mencukupi operasional bisnis paling tidak dalam 3-6 bulan ke depan.
Menabung
Cara terakhir untuk mengumpulkan dana darurat adalah tentu saja dengan menabung.
Bisnismu harus bisa segera menyisihkan pendapatan untuk ditabung, terutama pada saat penjualan sedang ramai seperti yang telah disebutkan di atas.
Aturlah rekening supaya bisa membuat bisnismu menabung secara otomatis di bank yang terpercaya dan dijamin oleh pemerintah.
Berapa banyak jumlah yang perlu kamu sisihkan?
Usahakan untuk bisa menyimpan paling tidak 10% dari pendapatan tahunan bisnismu.
Kamu kemudian bisa menyimpannya dalam bentuk tabungan, atau dalam bentuk deposito bank.
Pentingnya Menyiapkan Dana Darurat bagi Bisnis Kecil
Itulah beberapa cara efektif yang bisa kamu terapkan agar bisnismu bisa memiliki dana darurat yang cukup.
Mulai dari melakukan evaluasi dalam proses pengambilan keputusan bisnis, evaluasi periode penjualan, evaluasi pengeluaran bulanan, hingga ke kebiasaan menabung.
Satu hal lagi, jika memang perlu digunakan agar bisnis bisa bertahan, pastikan dana darurat diprioritaskan untuk membayar kewajiban seperti hutang & gaji, sebelum kamu menggunakannya untuk kepentingan bisnis yang lain.
Apabila kamu termasuk salah satu pelaku usaha kecil, online sellers, atau freelancers, KoinWorks punya satu solusi nih untuk semua kebutuhan modal bisnis kamu.
KoinBisnis dari KoinWorks adalah produk pinjaman yang ditujukan untuk pengembangan bisnis & pemberdayaan UMKM.
Dengan bunga cicilan rendah antara 0,75% – 1,67% per bulan, kamu bisa mendapatkan pembiayaan bisnis hingga Rp 2 miliar, yang bisa kamu gunakan untuk semua keperluan pengembangan bisnismu.
So, tunggu apa lagi?
Yuk, cari tahu lebih banyak tentang KoinBisnis di sini!