Dana Pensiun di Kehidupan Generasi Millenial, Seberapa Pentingkah? – Dana pensiun memang erat kaitannya dengan orangtua.
Namun, jika anak muda atau milenial tidak mempersiapkan dana pensiun mereka sejak dini, hal tersebut bisa mengancam kelangsungan hidup mereka di masa tua.
Berdasarkan data yang ada, saat ini struktur demografi penduduk Indonesia sampai dengan satu dekade ke depan akan didominasi oleh penduduk usia produktif atau masyarakat milenial, yaitu generasi yang lahir mulai dari 1981 sampai 2000.
Artinya, target pasar potensial bagi dana pensiun sepuluh tahun ke depan adalah para generasi milenial. Namun, saat ini masih banyak generasi milenial yang belum memahami.
Berdasarkan hasil survei Alvara Research Center (2017), produk-produk keuangan yang sudah dikenal dan digunakan generasi milenial diantaranya adalah tabungan, deposito dan kredit.
Melihat hal tersebut, jika ingin menargetkan pasar milenial, industri dana pensiun harus menggunakan pendekatan yang tepat sesuai dengan karakter si generasi milenial tersebut.
Baca juga: 6 Tanda kamu Mempersiapkan Dana Pensiun dengan Benar
Lalu, sebenarnya mengapa dana pensiun sangat penting dan harus diperhatikan oleh masyarakat, khususnya milenial?
Beberapa waktu lalu, tim KoinWorks melakukan sesi diskusi bersama Indra Hadiwidjaja selaku Certified Financial Planner mengenai pentingnya dana pensiun untuk generasi milenial. Berikut ini adalah penjelasannya.
Daftar Isi
Pentingnya Dana Pensiun untuk Kehidupan Anak Muda
Katakanlah, tahun ini usia kamu memasuki 25 tahun dan ingin mengajukan pensiun di usia 55 tahun. Ketika usia masih muda, kamu masih produktif dan mampu memperoleh penghasilan sendiri.
Jika kamu tidak mempersiapkan dana pensiun sejak dini, apakah kamu akan terus menerima pemasukkan di usia 55 tahun?
Baca juga: Berapa Uang yang Harus Ditabung Agar Pensiun Menjadi Nyaman?
Anggaplah angka harapan hidup sampai dengan 70 tahun. Apakah kamu akan terus berdiam diri tanpa memasukkan apapun dan terus bergantung dengan anak-anak kamu nantinya?
Maka dari itu, untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya kamu tidak menyepelekannya untuk masa tua kamu.
Selain bisa meringankan beban anak-anak kita nanti, kamu juga terbebas dari perasaan khawatir ketika pemasukan bulanan atau gaji tidak lagi kamu terima.
Ada Berapa Jenis Dana Pensiun yang Harus Milenial Ketahui?
Menabung adalah salah satu cara paling sederhana untuk menyiapkan dana pensiun.
Menyisihkan sebagian uang untuk persiapan masa depan ini juga bisa melatih kamu untuk hidup hemat sampai masa ini tiba.
Dengan memiliki tabungan persiapan, kamu bisa mulai mengatur bagaimana pengaturan keuangan untuk ke depannya, yang bisa kamu terapkan untuk masa tua.
Lalu, apakah dana pensiun hanya tersedia apabila kita menabung sendiri? Tentu tidak, ada 3 jenis persiapan yang wajib kamu ketahui selain menabung, yaitu melalui JHT BPJS Ketenagakerjaan, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), dan investasi.
Masing-masing poin akan dijelaskan di bawah ini.
JHT BPJS Ketenagakerjaan
Terdapat undang-undang yang mengatur bahwa setiap karyawan harus terdaftar sebagai peserta JHT BPJS Ketenagakerjaan dengan iuran ditanggung bersama antara perusahaan dan si karyawan.
Besarnya bisa mencapai 5,7% dari gaji, yang jika dirinci sekitar 3,7% dibayarkan perusahaan dan 2% dibayarkan karyawan.
Misalnya, jika gaji kamu Rp5 juta, seharusnya perusahaan menggaji kamu sekitar Rp5.285.000. Sebab Rp285.000 disetorkan untuk Jaminan Hari Tua (JHT).
Dana jaminan BPJS Ketenagakerjaan ini bisa menjadi dana untuk menjaga kebutuhan hidup saat pensiun nanti.
Dana ini bisa diambil saat kamu mencapai umur 55 tahun, meninggal dunia, cacat permanen, serta mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) setelah menjadi peserta sekurang-kurangnya 5 tahun dengan masa tunggu 6 bulan.
Cobalah untuk tanyakan pihak dari JHT BPJS Ketenagakerjaan dan tanyakan nominal yang akan kita dapatkan dengan mengasumsikan potongan dari gaji yang saat ini kita dapatkan dengan usia pensiun nanti.
DPLK
Program pensiun DPLK ini bisa digunakan karyawan. Seluruh iuran serta hasil pengembangannya dibukukan pada rekening peserta sebagai manfaat dari dana pensiun.
Perusahaan yang mendaftarkan karyawannya pada DPLK akan memotong gaji karyawan setiap bulan berdasarkan persentase tertentu yang kemudian dibayarkan sebagai iuran pensiun.
Dana ini yang akan dikelola DPLK yang kemudian dialokasikan ke instrumen investasi yang dipilih perusahaan.
Setelah pensiun, ada dua pilihan pembayaran dana pensiun bagi karyawan, yaitu, dibayar sekaligus atau dibayar bertahap seumur hidup.
Adapun Iuran pensiun untuk DPLK bersumber dari potongan gaji karyawan dan kontribusi
Dan juga karena milik karyawan, jika yang bersangkutan mengundurkan diri, uang pensiun bisa diambil atau dipindahkan ke DPLK lain.
Investasi
Jika selama ini kamu terbiasa menabung untuk persiapan dana pensiun, ada baiknya untuk mulai mengubah cara tersebut.
Menabung memang memberikan dampak positif dan membantu mencapai tujuan keuangan kamu.
Tetapi investasi bisa lebih menguntungkan, tergantung instrumen investasi yang kamu pilih.
Mengapa investasi bisa memberikan keuntungan lebih? rata-rata bunga tabungan sekitar 4-5% per tahun, Namun jika berinvestasi, kamu bisa mendapatkan bunga lebih dari tabungan.
Seperti contoh:
Future Value: Rp 10.697.590.246
Total Dana yang Diinvestasikan: Rp 1.083.000.000 Total Bunga yang Didapat: Rp 9.614.590.246 |
Hasil yang besar, bukan?
Setelah melihat penjelasan mengenai beberapa jenis dana pensiun, apakah kamu sudah menemukan instrument yang tepat?
Kemudian, sampai kapan kamu harus mempersiapkannya? Jawabannya adalah sampai mendekati masa pensiun kamu.
Karena semakin banyak dana yang kamu kumpulkan akan semakin baik.
Bagaimana Cara yang Tepat Untuk Mempersiapkannya?
Saat ini kamu berusia 25 tahun dan memiliki rencana untuk pensiun di usia 55 tahun. Artinya, kamu masih memiliki 30 tahun masa produktif.
Jika kamu ingin menikmati hari tua yang nyaman, persiapan dana pensiun akan lebih baik jika dilakukan sejak dini. Bahkan, saat pertama kali mendapatkan penghasilan dari bekerja.
Masa pensiun yang nyaman artinya masih mampu untuk menunjang kebutuhan dan gaya hidup kamu seperti saat ini, tanpa harus memikirkan pemasukan yang sudah tidak aktif.
Baca juga: 5 Strategi Mengumpulkan Dana Pensiun
Menurut data statistik, usia harapan hidup manusia sekitar 69 tahun. Artinya, kita perlu menyiapkan dana untuk 14 tahun masa pensiun.
Lalu, berapa dana yang dibutuhkan agar 14 tahun masa pensiun bisa dilalui dengan kondisi finansial yang aman? Apakah Rp1 miliar cukup?
Sebelumnya perlu diketahui bahwa kebutuhan dana pensiun akan berbeda-beda tiap orang. Faktor pembedanya mulai dari kebutuhan, gaya hidup, serta tanggungan lainnya.
Contoh kasus:
Saat ini kamu berusia 25 tahun dengan gaji Rp7 juta per bulan. Dengan asumsi saat pensiun nanti sudah tidak memiliki cicilan utang atau pun tanggungan pendidikan anak, kamu berpikir bahwa dana Rp 5 juta per bulan masih bisa memenuhi kebutuhan kamu dan 2 juta untuk diinvestasikan.
Dengan demikian, anggaran yang dibutuhkan untuk 14 tahun alias 168 bulan adalah
Rp5.000.000 juta x 168 = Rp840.000.000 juta. Benarkah seperti itu?
Sayangnya, tidak semudah itu. Harus diingat bahwa besaran Rp5 juta saat ini tidak sama nilainya ketika 30 tahun mendatang.
Bisa dibilang faktor inflasi yang menyebabkan nominal tersebut bisa berbeda value.
Oleh karena itu, kamu harus punya perkiraan nilai Rp5 juta pada 30 tahun mendatang.
Berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku, rata-rata kenaikan inflasi per tahunnya 4-5 persen. kamu bisa mencoba menghitung melalui formula seperti berikut:
Dengan begini, Rp5 juta/bulan yang kamu miliki saat ini akan menjadi Rp21.600.000/bulan pada saat 30 tahun mendatang.
kamu juga bisa memperkirakan biaya kebutuhan hidup sampai dengan usia harapan hidup kamu, sebagai berikut:
Pada saat usia 55 tahun, jumlah dana yang dibutuhkan hingga 14 tahun mendatang setelah memasukki pensiun (69 tahun) sebesar Rp32 miliar, yaitu dana pensiun dalam setahun dikali target harapan hidup, yaitu Rp 21.600.000 x12 (bulan) x 14 (tahun) = Rp36.29 miliar.
Tentunya nominal tersebut sangatlah besar. Apakah kamu sudah memiliki jumlah anggaran seperti di atas?
Bagaimana Jika Terlambat Menyiapkan Dana Pensiun?
Jika penjelasan di atas adalah asumsi kamu melakukan investasi dana pensiun sejak usia kamu 25 tahun, bagaimana jika kamu telat menyadarinya dan baru memulainya ketika usia kamu 35 atau 40 tahun?
Memang untuk mendapatkan nominal yang besar ketika kamu sudah berumur 35-40 tahun adalah hal yang cukup berat, karena dengan begitu kamu juga harus menyisihkan dana yang sangat besar.
Kondisi yang sangat berbeda jika kamu mempersiapkan di usia 25 tahun.
Dengan usia kamu yang sudah memasuki kepala empat, kamu hanya memiliki waktu antara 10 tahun-15 tahun untuk mempersiapkan kebutuhan dana pensiun.
Oleh karena itu, kamu perlu memilih instrumen keuangan yang mampu mengalahkan inflasi dalam jangka panjang.
Instrumen seperti tabungan bank atau deposito sudah tidak mampu mengalahkan laju inflasi dalam jangka panjang. Dua opsi tersebut sudah selayaknya kamu hapus dari pilihan instrument dana pensiun.
Perhatikan contoh perbandingan berikut ini jika kamu mempersiapkan dana pensiun di usia 25 tahun dan 30 tahun.
Selisih yang lumayan besar, bukan?
Ketahui Kebutuhan Dana
Langkah pertama adalah kamu perlu menentukan terlebih dulu asumsi usia pensiun dan asumsi usia harapan hidup.
Sebagai gambaran, usia kamu saat ini 40 tahun dan berencana pensiun di usia 55 tahun. Sedangkan asumsi usia harapan hidup anggaplah 65 tahun.
Dari asumsi itu, maka kamu memiliki waktu sekitar 15 tahun untuk mempersiapkan biaya yang akan kamu gunakan untuk hidup selama 10 tahun di masa tua.
Anggaplah total biaya hari tua kamu adalah Rp3,63 miliar. Maka nilai itulah yang menjadi target pengumpulan kamu, setelah dikurangi oleh tabungan pensiun yang saat ini mungkin sudah kamu miliki.
Misalnya, tabungan pensiun di program Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan atau di tempat kamu bekerja melalui program Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).
Tentukan Produk Investasi
Setelah mengetahui nilai kebutuhan dana pensiun yang harus kamu kumpulkan, saatnya menentukan strategi investasi yang tepat.
Anggaplah setelah dikurangi tabungan pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan dan DPLK, kebutuhan kamu menjadi adalah Rp2,7 miliar.
Maka, kamu bisa memilih berinvestasi di instrumen yang bisa menghasilkan kurang lebih 20% per tahun sebesar Rp2,38 juta per bulan selama 15 tahun.
Apa saja instrumen investasi yang mampu tumbuh 20% per tahun? kamu bisa menimbang bermendanai di Peer-to-Peer Lending, reksadana, saham, atau properti.
Reksadana dan Peer-to-Peer Lending (P2P) adalah investasi tepat sebagai pilihan untuk investasi jangka panjang. Di pasar saat ini ada banyak produk reksadana dan P2P Lending yang mampu tumbuh di atas 18-20% per tahun.
Begitu juga properti yang bisa tumbuh melampaui inflasi. Pilihlah produk investasi yang tepat berdasarkan profil risiko pribadi dan kinerja historis produk tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas, apakah kamu sudah menyadari pentingnya untuk mempersiapkannya sedini mungkin?
Untuk kamu yang merasa terlambat menyiapkan dana pensiun, tenang saja! Tetap ada cara untuk mempersiapkannya kok.
Jangan sampai menyesal di kemudian hari, maka dari itu tidak ada kata terlambat untuk memulainya! Selamat mencoba!