Indonesia Lockdown? Ini yang Perlu Kamu Siapkan Jika Terjadi

indonesia lockdown - jakarta lockdown - virus corona - 1

Indonesia Lockdown? Ini yang Perlu Kamu Siapkan Jika Terjadi – Pandemi COVID-19 masih menjadi polemik tidak hanya di Indonesia, tapi juga seluruh dunia.

Pasien positif yang semakin melonjak tiap harinya, membuat seluruh negara melakukan berbagai cara untuk menekan jumlah penyebaran dari penyakit ini.

Mulai dari social distancing, menerapkan work from home, hingga memberlakukan lockdown.

Di Indonesia sendiri, sejak merebaknya kasus COVID-19, pemerintah sudah mulai menghimbau masyarakat melakukan social distancing, dan banyak perusahaan yang menerapkan work from home.

Tapi tidak seperti negara Italia, China, Denmark, Filipina, dan Irlandia yang memberlakukan lockdown, pemerintah Indonesia belum melakukannya.

Bahkan, Presiden Joko Widodo mengatakan, belum akan melakukan lockdown atau melakukan isolasi terhadap wilayah yang diwaspadai sebagai lokasi penyebaran virus Corona.

Tapi dengan menyebarnya kasus COVID-19 ini, dan bertambahnya pasien positif. Mungkin saja, Indonesia lockdown akan diberlakukan. Bila hal tersebut terjadi, tentu akan mempengaruhi banyak hal di Indonesia.

Jangankan lockdown, adanya work from home atau isolasi diri di rumah seperti sekarang saja, sudah melumpuhkan banyak sektor di Indonesia khususnya ekonomi.

Di artikel kali ini, kami akan membahas secara tuntas tentang lockdown, dan apa hal yang bisa kamu lakukan jika Indonesia lockdown sungguh terjadi.


Apa itu Lockdown? 

indonesia lockdown - jakarta lockdown - virus corona - 2
img source: timesofisrael.com

Kata lockdown menjadi populer sejak pandemi virus corona jenis COVID-19 menyebar luas secara global.

Adapun, beberapa negara telah banyak memutuskan untuk melakukan hal ini dalam upaya mencegah penyebaran virus corona. Namun, sebenarnya apa itu lockdown?

Lockdown diartikan sebagai penutupan akses dari dalam atau luar (karantina). Bisa juga dibilang sebagai situasi yang tidak memperbolehkan orang untuk masuk atau meninggalkan sebuah bangunan atau kawasan dengan bebas karena alasan sesuatu yang darurat.

Biasanya lockdown diikuti dengan larangan mengadakan pertemuan yang melibatkan banyak orang atau keramaian, tutupnya tempat berkumpul seperti sekolah, universitas atau tempat umum lainnya.

Hal ini menjadi sebuah protokol darurat, yang ditetapkan oleh otoritas pemerintah dalam artian untuk melindungi masyarakat.

Dalam kasus virus Corona, negara yang terinfeksi mengunci akses masuk dan keluar untuk mencegah penyebaran virus lebih luas lagi. Lockdown bersifat sementara, jadi akan dicabut jika kondisi dianggap sudah membaik.


Tujuan Diberlakukannya Lockdown

Dalam menghadapi kasus pandemi virus corona, lockdown dianggap penting untuk dilakukan supaya bisa mengurangi penyebaran wabah ini.

Dilansir dari kumparan.com, lockdown yang dilakukan pada tahun 1918 saat Flu Spanyol menyerang, terbukti berhasil ketika diterapkan cukup awal dan cukup lama.

Begitupun juga lockdown yang dilakukan pemerintah China di Wuhan dan provinsi Hubei. Menjadi tempat pertama munculnya virus Corona, membuat mereka melakukan isolasi total yang belum pernah terjadi sebelumnya dan terbukti mampu hapus penyebaran lokal.

Sekarang pun Provinsi Hubei telah dibuka kembali setelah lockdown, lho.

Bahkan, menurut Profesor Andrew Tatem di University of Southampton, dikutip dari The Guardian, jika intervensi pemerintah China dalam melakukan lockdown tiga minggu lebih cepat, penyebaran virus corona bisa berkurang hingga 95%.


Apakah Lockdown Cara Terbaik untuk Mengurangi Penyebaran Virus Corona?

Maraknya penyebaran virus Corona, membuat banyak orang berdebat mengenai perlu atau tidaknya melakukan lockdown. Terlebih di Indonesia, yang memang belum melakukan karantina wilayah.

Terdapat dua kubu, yaitu pro lockdown dan kontra lockdown. Mereka yang kontra beranggapan bahwa lockdown Indonesia hanya akan memberatkan ekonomi dan berpotensi gagal seperti India.

Adapun mereka yang pro menyebut bahwa lockdown Indonesia harus diberlakukan supaya penyebaran virus dapat ditekan dan pemerintah dapat menjamin kebutuhan masyarakat.

Dibalik perdebatan tersebut, lalu bagaimana menurut para ahli?

Menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), memang tidak ada alternatif lain yang bisa diambil sebuah negara selain lockdown untuk benar-benar mencegah penyebaran virus Corona karena efektif membatasi pergerakan komunitas.

Tapi memang perlu diakui, bahwa realisasi lockdown bukanlah suatu yang mudah dan bisa menimbulkan masalah baru bagi sebuah negara.

Misalnya seperti India, yang mengalami kekacauan saat lockdown karena bantuan dari pemerintah tidak cukup, serta banyaknya warga mudik ke kampung halaman karena panik kehilangan pekerjaan saat lockdown.

Mungkin, inilah salah satu faktor yang membuat Indonesia lockdown memerlukan banyak pertimbangan untuk diterapkan.


Jenis-Jenis Lockdown Menurut Undang-Undang

Setiap negara memiliki peraturannya tersendiri terhadap lockdown, begitupun Indonesia. Lockdown Indonesia sendiri, sudah tertera pada undang-undang, tepatnya pada UU No. 6/2018 Bab VII Penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan di Wilayah.

Terdapat beberapa jenis lockdown atau karantina dalam situasi darurat nasional seperti virus Corona ini. Apa saja?

1. Karantina Rumah

Menurut pasal 50, karantina rumah dilakukan hanya dalam satu rumah terhadap semua orang, barang atau alat angkut yang terjadi kontak erat dengan kasus.

Jika karantina rumah ini terjadi, pemerintah harus melakukan penjelasan terhadap penghuni rumah sebelumnya dan memastikan bahwa mereka tidak keluar rumah selama waktu masa karantina yang telah ditetapkan.

Selain itu, berdasarkan pasal 52, kebutuhan dasar bagi seluruh penghuni rumah ataupun hewan ternak yang ada dalam karantina rumah menjadi tanggung jawab dari pemerintah.

2. Karantina Rumah Sakit

Selanjutnya karantina ini diberlakukan untuk seluruh orang yang berkunjung, bertugas, pasien, barang dan apapun di rumah sakit bila terbukti telah terjadi penularan penyakit di sana.

Saat karantina rumah sakit berlangsung, tempat karantina akan diberi garis dan harus dijaga oleh kepolisian.

Kebutuhan dasar dari semua orang yang terlibat karantina juga menjadi tanggung jawab pemerintah.

3. Karantina Wilayah

Karantina wilayah diberlakukan untuk seluruh masyarakat di suatu wilayah, setelah terkonformasi bahwa terjadi penyebaran penyakit di wilayah tersebut.

Sama seperti sebelumnya, menurut pasal 54 wilayah tersebut diberi garis dan dijaga ketat oleh pejabat terkait dan polisi yang berada di luar wilayah tersebut.

Kebutuhan seluruh masyarakat yang berada pada wilayah karantina, juga akan menjadi tanggung jawab pemerintah.

4. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

Terakhir adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB. Adapun karantina ini bertujuan mencegah penyebaran penyakit yang terjadi di suatu wilayah semakin luas.

Pembatasan ini meliputi meliburkan sekolah dan tempat kerja, kegiatan keagamaan, atau kegiatan di tempat publik/fasilitas umum.

Nah inilah karantina yang pada 7 April 2020, baru diberlakukan oleh pemerintah Indonesia.

Sebenarnya sejak 3 pekan terakhir, pemerintah sudah menghimbau masyarakat untuk lakukan physical distancing dan work from home, namun dengan diberlakukannya PSBB pembatasan akan aktivitas juga lebih diperketat.

Seperti pembatasan ojek online yang hanya bisa mengantar barang,dan juga jumlah orang di fasilitas umum dibatasi.


Persiapan yang Harus Dilakukan Saat Indonesia Lockdown

indonesia lockdown - jakarta lockdown - virus corona - 3
img source: thestar.com

Walaupun belum memberlakukan Indonesia lockdown layaknya di negara lain, namun sejak 3 pekan yang lalu pemerintah sudah menghimbau masyarakat untuk lakukan physical distancing yang berimbas pada berkurangnya kegiatan di luar rumah seperti sekolah dan bekerja.

Ditambah lagi, sekarang ini pemerintah sudah memberlakukan PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar yang berarti semakin terbataslah ruang lingkup gerak yang bisa dilakukan masyarakat.

Walaupun bukan lockdown secara besar-besaran seperti yang dilakukan negara lain, namun kita juga harus mempersiapkan diri secara maksimal supaya tetap bisa bertahan dalam kondisi saat ini.

Terlebih, jika lockdown seperti di negara lain sungguh terjadi di Indonesia, maka kita sebagai masyarakat juga harus siap untuk menghadapinya. Lalu, apa saja yang harus disiapkan?

1. Dana Darurat

Saat Indonesia lockdown diberlakukan, itu berarti pemerintah akan berkebijakan mengunci atau menutup akses masuk ataupun keluar dari suatu daerah. Nah, kebijakan adanya lockdown ini tentu harus dibarengi dengan adanya jaminan kebutuhan, terlebih perihal finansial.

Tak bisa dipungkiri, bahwa saat lockdown terjadi tentu ekonomi bisa mengalami kelumpuhan karena berhentinya aktivitas manusia untuk sementara.

Mereka yang sebelumnya bekerja harus terpaksa melakukannya di rumah, bahkan di antaranya ada yang penghasilannya berkurang atau terpotong karena finansial perusahaannya juga terpengaruh.

Maka dari itu, menyediakan adanya dana darurat menjadi salah satu hal yang penting dilakukan untuk memenuhi keperluan-keperluan mendesak.

Tidak ada angka pasti perihal berapa jumlah dana darurat yang harus dimiliki karena kondisi finansial setiap orang pasti berbeda. Tapi, paling tidak kamu dapat menyisihkan setidakknya 3 – 6 kali dana dari pengeluaran bulanan. Jumlah ini sendiri, adalah perhitungan aman jika seseorang membutuhkan dana cepat.

2. Bahan Makanan

Memang, saat Indonesia lockdown terjadi, toko-toko yang menyediakan kebutuhan dasar seperti apotek dan toko makanan akan tetap bukan. Tapi, tidak ada salahnya lho untuk mempersiapkan bahan makanan cadangan sebelumnya di rumah.

Kamu bisa menyimpan makanan mentah yang bisa diolah hingga makanan instan. Jangan lupa untuk siapkan juga bahan-bahan makanan sehat supaya daya tahun tubuh tetap terjaga seperti buah dan sayuran.

Tak hanya itu, kamu juga bisa mempersiapkan camilan kesukaan kalian dan juga minuman seperti kopi atau teh.

Hal yang perlu dicatat ketika berbelanja bahan makanan, sesuaikan denngan keperluan dan janganlah membeli secara berlebihan.

Kalau kamu melakukannya, tidak hanya boros melainkan kamu juga merugikan orang lain karena menyebabkan ketidakseimbangan antara supply dan demand, sehingga harga barang dapat melonjak cepat dan barang tersebut pun menjadi langka dalam waktu sekejap.

Pikirkanlah keadaan orang lain juga saat berbelanja, mereka juga membutuhkan bahan makanan untuk kehidupan sehari-hari.

3. Tetap Berolahraga

Walaupun di rumah bukan berarti kegiatan kamu hanya rebahan, lho. Supaya tetap bugar kamu bisa melakukan olahraga ringan dari rumah.

Sejak dimulainya gerakan #DirumahAja, saat ini banyak instansi, bahkan influencer di media sosial yang dengan sukarela membagikan kelas online gratis, yang bisa kamu ikuti di rumah.

Tidak hanya itu, kamu juga bisa menemukan konten-konten berolahraga pada kanal YouTube yang bisa dilakukan di rumah seperti yoga atau pilates seperti Blogilates.

4. Membersihkan Rumah

Dikarenakan kamu akan berada di rumah sepanjang waktu, maka dari itu supaya lebih nyaman jangan lupa untuk tetap membersihkan dan merapikan rumah.

Dengan melakukan hal ini, tak hanya kenyamanan yang didapatkan kamu juga akan terhindar dari berbagai penyakit, lho.

Setiap pagi setelah bangun tidur, sempatkan diri untuk beres-beres kamar, lalu menyapu dan mengepel menggunakan pembersih lantai yang memiliki aroma favorit kamu.

5. Menjaga Komunikasi

Walaupun berada di rumah masing-masing, usahakan untuk tetap melakukan komunikasi dengan rekan kerja, teman dan juga perusahaan.

Kamu bisa tetap berkirim pesan, bahkan video call. Kirimkan kalimat-kalimat positif yang membangun dan saling menguatkan supaya tetap tenang di situasi seperti sekarang.

Perlu diingat bahwa kamu juga jangan sampai menyebarkan informasi atau berita yang belum pasti kebenarannya.

Di situasi seperti ini, semua orang bisa saja sensitif jika menerima informasi, jadi sebisa mungkin hindari membuat orang lain panik dengan berita-berita hoax yang mungkin tersebar.

Ingat, untuk selalu cek dua kali informasi yang akan kamu bagikan.

6. Persiapkan Hiburan

Diam di dalam rumah terus menerus tentu akan membuat kamu bosan. Ketika kamu bosan, pasti akan mempengaruhi mood dan pikiran, dan bila dibiarkan bisa saja kamu merasa stres.

Maka dari itu, kamu harus mempersiapkan hiburan cukup selama lockdown untuk melepaskan stres.

Jika sebelumnya kamu tidak memiliki akses wifi di rumah, tak ada salahnya untuk mempertimbangkan memasangnya, karena internet tentu memiliki banyak peran dalam memberi kamu hiburan.

Bagi pecinta film, kamu bisa streaming dan bingewatching film atau drama favorit.

Alternatif lainnya, kamu juga bisa mulai membaca buku-buku favorit yang sebelumnya tidak sempat dibaca.

Memang, karantina di rumah terlihat membosankan tapi cobalah gunakan waktu ini untuk beristirahat dan menenangkan pikiran dari hiruk pikuk kehidupan.

7. Jaga Kesehatan

Walaupun berada di rumah, tapi bukan berarti kamu tidak menjaga kesehatan, ya.

Tetaplah konsisten dalam mencuci tangan, dan hindari untuk menyentuh daerah wajah seperti hidung, mata dan mulut.

Tak hanya itu, kamu juga harus menerapkan etika batuk dan bersin sesuai anjuran. Tutup mulutmu dengan bagian dalam lengan baju atau tisu. Pastikan tisu tersebut langsung dibuat setelahnya.

Lalu usahakan juga untuk tidur dengan cukup dan batasi kontak fisik seperti jabat tangan atau berpelukan.


Cara Bertahan Hidup Saat Indonesia Lockdown Terjadi

indonesia lockdown - jakarta lockdown - virus corona - 4
img source: azdailysun.com

Ketika lockdown terjadi munculah pertanyaan, bagaimana caranya bertahan hidup dan mencegah supaya lockdown berhasil dan kita tidak terkenal virus Corona?

Dilansir dari Tribun, seorang wanita asal Malaysia yang tinggal di China menceritakan bagaimana ia bertahan di sana dan tetap sehat.

Setelah kotanya, Chongqing telah di-lockdown selama 40 hari, Erycaz Lim menerapkan langkah-langkah berikut supaya dirinya tidak ikut tertular.

Dalam postingan Facebooknya ia menyatakan bahwa walaupun pemerintah China memberlakukan lockdown hanya di provinsi Hubei, terutama Wuhan tapi kenyataannya seluruh China juga dikunci.

Ia bahkan tidak diizinkan meninggalkan kompleks tempat tinggalnya dan hanya 1 orang saja dari setiap rumah diizinkan meninggalkan rumah setiap 2-3 hari untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan pokok seperti makanan, obat-obatan dan lainnya.

Lalu apa saja langkah-langkah yang ia lakukan untuk melakukan pencegahan virus Corona?

  1. Selalu wajib gunakan masker ketika keluar rumah.
  2. Membawa hand sanitizer dan botol kecil alkohol 75%
  3. Saat meninggalkan rumah, pastikan untuk membersihkan tangan sebelum masuk ke mobil atau menyentuh yang lainnya. Jadi, jika kamu perlu naik transportasi umum dan memegang tiang, segeralah untuk membersihkan tangan setelah meninggalkan bus/kereta.
  4. Tidak menyentuh wajah, terutama di sekitar area mata, hidung dan mulut saat berada di luar. Jika benar-benar diperlukan, bersihkan tangan dan gunakan bagian dalam kemeja untuk menggosok area yang gatal.
  5. Ketika sampai di rumah, langsung mencuci tangan dengan sabun dan air, melepas masker dan menggantungnya di udara untuk digunakan kembali dan mencuci kembali tangannya.
  6. Langsung mengganti pakaiannya, dan melemparnya ke mesin cuci lalu mencucinya dengan air bersuhu 60℃. Setelah itu mandi.
  7. Desinfeksi semua barang termasuk bahan makanan, kunci mobil, pegangan pintu, kunci dan handphone.

Keuntungan dari Diterapkannya Sistem Lockdown

indonesia lockdown - jakarta lockdown - virus corona - 5
img source: vibizmedia.com

Walaupun menimbulkan pro dan kontra, tapi tak bisa dipungkiri bahwa dengan diberlakukannya lockdown, terdapat sisi positif yang bisa dirasakan masyarakat. Apa saja?

1. Memperlambat Penyebaran Virus

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa lockdown bisa dibilang menjadi satu-satunya cara efektif untuk menekan tingkat penyebaran virus Corona.

Dengan menjalankan lockdown, kontrol dan penangan wabah bisa jauh lebih optimal, adanya pencegahan transmisi hingga membantu pelacakan terhadap suspect COVID-19.

Hal ini semua tentu saja berakibat pada kemungkinan tingkat infeksi dan mortalitas yang lebih rendah.

Tak hanya itu, beban biaya yang ditanggung untuk kit, peralatan, logistik serta tenaga medis juga jauh lebih rendah.

2. Penurunan Emisi dan Lalu Lintas Lancar

Aktivitas bisnis dan transportasi berhenti sementara, dan hal ini bisa menurunkan emisi serta membuat lalu lintas lancar.

Khususnya di Jakarta, setiap harinya jalanan selalu penuh dengan kendaraan yang membuat kemacetan juga tak terelakan. Dengan diberlakukannya lockdown, tentu masalah ini bisa sedikit teratasi.

Bahkan, saat sekarang pun ketika banyak sekolah ditutup dan kantor menerapkan work from home, kondisi langit jakarta kembali biru, karena berkurangnya polusi yang dihasilkan oleh kendaraan menjadi viral di internet.

3. Beberapa Industri Online Mencatat Peningkatan Kinerja

Industri-industri yang mendukung aktivitas lockdown seperti game, pembelajaran daring, jasa streaming dan internet akan mengalami peningkatan signifikan.

Bahkan, kabarnya CEO dari Zoom, sebuah aplikasi video conference yang marak digunakan saat ini, mendapatkan keuntungan hingga Rp66 triliun dari 3 bulan pandemi virus Corona jenis COVID-19.

Tak hanya itu, dengan adanya gerakan #DirumahAja, banyak masyarakat yang menggunakan e-commerce untuk melakukan pembelian kebutuhan pokok rumah tangga , dan hal ini tentu meningkatkan penjualan para penjual online di marketplace.


Kerugian yang Diakibatkan oleh Lockdown

indonesia lockdown - jakarta lockdown - virus corona - 6
img source: ngelmu.com

Walaupun memiliki sisi positif yang bisa dirasakan oleh masyarakat, tapi dengan memberlakukan lockdown, sebuah negara juga bisa mengalami krisis apalagi jika lockdown tersebut gagal. Lalu, apa saja sisi negatif yang akan terjadi jika lockdown diberlakukan?

1. Terciptanya Panic Buying

Saat lockdown diberlakukan, tentu banyak masyarakat yang khawatir akan minimnya persediaan pangan selama lockdown. Maka dari itu, banyak sebagian dari mereka yang menimbun banyak makanan, walaupun hal ini sebenarnya sangat tidak disarankan.

Dalam ekonomi, maraknya kondisi panic buying sangat mempengaruhi sisi permintaan. Sebagaimana hukum ekonomi permintaan dan penawawan, yaitu: jka permintaan tinggi karena jumlah barang yang ditawarkan sedikit, maka harga barang akan semakin mahal.

Nah, faktor inilah yang kemudian dimanfaatkan para pencari keuntungan untuk menaikan harga setinggi langit. Sebab, dalam kondisi panic buying, masyaraka akan cenderung membeli barang lebih dari yang dibutuhkan.

Jika hal ini dilakukan oleh banyak orang, akibatnya terjadi kelangkaan barang karena ketidakseimbangan permintaan dan penawaran yang berujung kenaikan harga.

Hal ini sudah terbukti, bahkan walaupun Indonesia belum memberlakukan lockdown. Barang-barang seperti masker, dan hand sanitizer contohnya, sudah sangat sulit didapatkan di pasaran. Kalaupun ada, harganya juga tinggi dari biasanya.

2. Inflasi Diprediksi dapat Mencapai 6%

Dilansir dari detik finance, peneliti ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memprediksi Indonesia bisa terkena krisis ekonomi bila Indonesia lockdown diberlakukan.

Saat lockdown dijalankan, Jakarta sebagai ibukota dengan banyaknya masyarakat yang aktif tentu ikut mati untuk sementara. Inilah yang membuat ekonomi bisa terkena krisis/

Hal tersebut dikarenakan, sejauh ini 70% pergerakan uang dalam perekonomian nasional berada di Jakarta, jadi kelumpuhan aktivitas ekonomi Jakarta sangatlah beresiko.

Selain itu, Jakarta sebagai ibukota juga menyumbang 20% angka inflasi nasional. Sehingga, kalau barang langka di Jakarta dan berujung pada kenaikan harga secara lokal, maka angka inflasi nasional bisa naik hingga 4 – 6%.

3. Berdampak Pada UMKM dan UKM

Tidak seperti pegawai di kantoran, bagi para pengusaha UMKM dan UKM, kehidupannya adalah dari hari ke hari dengan mengandalkan omzet dan pendapatan harian.

Dilansir dari Merdeka.com, omzet usaha mikro per tahun rata-rata sekitar Rp76 juta yang berarti Rp6 juta perbulan atau Rp200.000 per hari.

Bagi mereka, kesehatan dan penghidupan menjadi satu, mereka berusaha mencari nafkah untuk tetap sehat. Mereka juga berusaha tetap sehat supaya dapat mencari nafkah.

Sehingga jika lockdown ini diterapkan, para pekerja yang memiliki pemasukan harian seperti inllah yang merasakan dampaknya.

4. Terganggunya Distribusi Barang dan Jasa

Dengan adanya panic buying, perilaku konsumsi masyarakat akan berubah dan hal ini bisa merusak berjalannya distribusi barang dan jasa.

Aktivitas jual-beli para pedangan harian akan terhenti, dan hal ini bisa berpotensi menimbulkan konflik sosial terkait suplai kebutuhan masyarakat seperti makanan, obat dan lainnya.

Pendapatan masyarakat yang terganggung, ditambah dengan terhambatnya pasokan barang akan menimbulkan kekacauan, karena harga barang di pasaran tentu melambung gila-gilaan jika permintan konsumen meningkat.

Bahkan mengutip perkataan Eko Listiyanto, Deputy Director Institute for Development of Economic and Finance, insentif apapun yang diberikan pemerintah tidak akan efektif jika corona tidak bisa diatasi. Karena, meskipun jika pada akhirnya pemerintah memberi bantuan, namun kondisi masyarakat dan pelaku ekonominya cemas dan tidak stabil, bantuan tersebut tidak akan berfungsi dengan efektif.

Tidak hanya itu, mobilitas masyarakat yang terhenti sementara juga akan membuat sektor transportasi seperti ojek online/konvensional, taksi, kereta dan maskapai penerbangan kehilangan penumpangnya.

5. Penerimaan Pajak Pemerintah Turun

Potensi kehilangan nilai ekspor-impor juga mengancam Indonesia jika lockdown diberlakukan. Dilansir dari tagar.id, nilai ekspor provinsi DKI Jakarta pada tahun 2019 lalu mencapai US$ 54,0 miliar. Sedangkan nilai impor yang didapatkan sebesar US$ 88,39.

Hal ini berarti, jika dalam dua pekan melakukan lockdown, Indonesia berpotensi kehilangan nilai ekspor dan impor masing-masing US$ 2,1 miliar dan US$ 3,4 miliar.

6. Menurunnya Produktivitas Industri

Dilansir dari tagar.id, pada tahun 2019 terdapat tiga golongan industri besar di ibukota DKI Jakarta yang memiliki cukup banyak tenaga kerja.

Ketiga industri tersebut adalah, industri pakaian jadi dengan 65.979 pekerja, industri makanan dan minuman 22.949 pekerja, serta percetakan dan reproduksi media rekam sebanyak 20.941 pekerja.

Secara total, jumlah pekerja di Jakarta dari sektor-sektor tersebut diperkirakan mencapai 2 juta orang.

Sementara itu, sepanjang tahun 2017, nilai keseluruhan produksi pada industri besar dan sedang ada sekitar Rp497,3 miliar. Jika dirata-ratakan perhari adalah hasil ini sebesar Rp1,38 miliar.

Maka jika lockdown diberlakukan selama 14 hari, nilai produksi yang akan hilang diprediksi mencapai Rp19,3 miliar, lho. Bahkan angka ini masih belum termasuk perputaran uang sektor UMKM yang banyak ada di Indonesia.


Jenis Usaha yang Tetap Buka Saat Lockdown

indonesia lockdown - jakarta lockdown - virus corona - 7
img source: nusaretail.com

Walaupun lockdown terjadi, pemerintah tetap memastikan bahwa usaha-usaha yang berkaitan erat dengan kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari akan tetap buka dan melayani masyarakat.

Lalu, apa saja usaha yang akan tetap buka?

1. Toko Ritel Kebutuhan Pokok

Banyak orang yang khawatir tidak akan mendapatkan kebutuhan pokok, khususnya pangan saat lockdown terjadi. Tapi, dilansir dari cnbcindonesia, pengusaha ritel Indonesia akan tetap beroperasi jika skenario buruk ini sungguh terjadi.

Swalayan, supermarket dan toko ritel penyedia makanan, minuman, dan kebutuhan sehari-hari lainnya harus wajib buka namun dengan waktu yang terbatas serta fokus menyediakan kebutuhan pokok seperti beras, gula, minyak, dan lainnya.

2. Penyedia Obat-Obatan atau Apotek

Walaupun saat ini pemerintah fokus dalam menghadapi pandemi virus Corona tipe COVID-19, tapi bukan berarti jadi mengabaikan penyakit lainnya.

Maka dari itu, selama lockdown berlangsung toko penyedia obat-obatan atau apotek akan tetap buka untuk menyediakan segala macam kebutuhan masyarakat mulai dari obat hingga vitamin.

3. Layanan Perbankan

Layanan keuangan atau perbankan juga akan tetap buka bila lockdown sungguh terjadi. Dengan catatan, jam operasional pada setiap bank akan dibatasi.


Negara-Negara yang Sudah Menerapkan Sistem Lockdown

indonesia lockdown - jakarta lockdown - virus corona - 8
img source: mainmain.id

Sekarang, mari kita lihat bagaimana keberlangsungan lockdown yang sudah diterapkan di negara-negara lain.

Setidaknya, ada beberapa negara yang sudah melakukan lockdown dalam hal mencegah penyebaran virus Corona jenis COVID-19, di antaranya: China, Italia, Filipina, Malaysia dan Amerika Serikat.

Mari kita lihat, bagaimana sistem lockdown yang mereka lakukan.

1. Penerapan Sistem Lockdown di China

China merupakan negara di mana virus Corona jenis COVID-19 berasal. Mulai sejak Desember 2019, virus tersebut menyebar di Wuhan, Provinsi Hubei.

Nah untuk melakukan antisipasi terhadap penyebaran virus yang makin luas, pemerintah China memutuskan untuk melakukan lockdown pada ibukota Provinsi Hubei sejak 23 Januari 2020.

Semua penerbangan dari dan ke Wuhan ditutup, dan sebanyak 58 juta orang hidup dalam karantina besar-besaran, tidak bisa keluar dari wilayahnya.

Pemerintah sangat ketat melakukannya, semua warga yang melakukan perjalanan masuk ke wilayah lockdown harus didata. Selain itu, transportasi dan jalurnya juga dinonaktifkan. Wuhan, saat itu bagaikan kota mati.

Tak sampai di situ, lockdown ini juga kemudian diberlakukan di kota lainnya pada Provinsi Hubei seperti Huanggang, Ezhou, dan lainnya.

Kemudian, lockdown secara parsial diterapkan pada kota-kota lain di luar Provinsi Hubei, termasuk Liaoning dengan penduduk 41 juta jiwa, Anhui dengan penduduk 62 juta jiwa, Jiangxi berpenduduk 46 juta jiwa, Beijing dihuni 22 juta jiwa, Shanghai berpenduduk 24 juta jiwa, dan Chongqing yang berpenduduk 30 juta jiwa.

Awalnya terlihat menyeramkan, karena seluruh wilayah yang di-lockdown bagaikan kota mati, namun pada 24 Maret lalu, pemerintah China mengumumkan bahwa telah mengakhiri pentutupan sebagaian besar kota di provinsi Hubei karena telah meredanya wabah COVID-19.

2. Penerapan Sistem Lockdown di Italia

Sejak awal Maret 2020, Italia terkena wabah COVID-19 dengan jumlah korban jiwa yang sangat banyak. Maka dari itu, Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte memberlakukan lockdown atau karantina negara mulai 9 Maret 2020.

Lockdown ini, awalnya dilakukan parsial bagi kawasan Lombardia dan sekitarnya, tapi akhirnya lockdown secara nasional dilakukan pada 12 Maret, sehingga perjalanan keluar – masuk Italia juga pergerakan antarkota akan dibatasi.

Tak hanya itu, pergerakan wargapun dibatasi, semua toko tutup kecuali apotek dan tempat persediaan makanan, perusahaan-perusahaan diperintahkan untuk menghentikan segala kegiatan non-utama, gedung pertunjukan, sekolah, tempat cukur rambut, museum semua tutup

Keputusan lockdown negara italia diambil setelah adanya 463 orang meninggal akibat virus Corona.

3. Penerapan Sistem Lockdown di Filipina

Selanjutnya datang dari negara ASEAN, yaitu Filipina. Pada 15 Maret 2020, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan memberlakukan lockdown ibu kota negara, Manila untuk mencegah penularan virus Corona jenis COVID-19.

Adapun ia juga melarang masyarakat untuk berkumpul dan berinteraksi di luar rumah, menutup sekolah hingga sebulan, serta menghentikan perjalanan domestik dari dan menuju Manila.

Tak hanya Manila, Pulau Luzon yang jumlah penduduknya 57 juta orang juga di-lockdown mulai tanggal 17 Maret 2020. Semua masyarakat, diinstruksikan untuk tinggal di dalam rumah.

Namun walaupun menjalani masa karantina ini, Pemerintah Filipina masih mengizinkan orang untuk ke luar rumah membeli kebutuhan pokok dan pergi bekerja untuk beberapa industri. Selain itu, supermarket, apotek, klinik kesehatan, dan bank akan tetap buka.

4. Penerapan Sistem Lockdown di Malaysia

Negara tetangga kita yaitu Malaysia juga memberlakukan lockdown selama dua minggu guna menghentikan penyabaran virus Corona (COVID-19) mulai sejak 18 – 31 Maret 2020.

Dengan adanya hal ini, seluruh warga dilarang untuk meninggalkan Malaysia, sedangkan warga yang akan kembali dari luar negeri harus melalui pemeriksaan kesehatan dan karantina sendiri selama 14 hari.

Selain itu, WNA juga dilarang masuk ke Malaysia, melarang acara kenegaraan dan publik untuk diselenggarakan serta menutup sekolah dan lembaga pendidikan lain.

5. Penerapan Sistem Lockdown Parsial di Amerika Serikat

Mulai 19 Maret 2020 hingga waktu yang belum ditentukan, Amerika Serikat mulai menerapkan lockdown di sejumlah bagian, pertama ialah California.

Adapun, dilansir dari AFP dan Newsweek, Gubernur California Gavin Newsom menyatakan hal ini merupakan langkah penanganan paling dramatis yang diambil oleh sebuah negara bagian AS.

Mengikuti California, negara bagian New York di AS, juga melakukan lockdown di mana Andrew Cuomo, Gubernur New York, memerintahkan para pekerja dari sektor non-essential untuk tetap di rumah dan melarang segala macam perkumpulan di luar ruangan.

Setelahnya, kebijakan lockdown juga diikuti oleh beberapa negara lainnya seperti Ohio, Lousiana, Delaware dan lainnya.


Itulah sekiranya hal-hal yang perlu kamu ketahui untuk menghadapi jika Indonesia lockdown sungguh terjadi.

Semoga saja penyebaran virus Corona jenis COVID-19 ini segara berakhir, sehingga kita bisa kembali beraktivitas seperti sebelumnya dan keadaan ekonomi serta berbagai macam industri bisa pulih seperti sedia kala.

Tetap jaga kesehatan kamu dan orang sekitarmu, ya. Stay safe! 

Dapatkan berbagai informasi seputar Daily lainnya hanya di KoinWorks.

Tentang Penulis
Firda Nur Asmita

Firda Nur Asmita

As Firda enters her twenties, financial things become exciting stuff for her. Born with no golden steps on her shoes, make her sticks a big goal in life: financial freedom. So here it is, she's digging more and more knowledge to reach her goal. Then, share it with you through something she loves: words.
Kalkulator finansial untuk hitung kebutuhan kamu

Hitung semua keperluan finansial kamu cukup di satu tempat

Punya uang Rp.100 Ribu? Mulai pendanaan sekarang dan dapatkan keuntungan hingga 14,5%.