Kasus-Kasus Penipuan Investasi di Indonesia

Banyak orang Indonesia, khususnya yang awam terhadap bisnis, mudah tertipu oleh tawaran-tawaran investasi dan bisnis yang menggiurkan. Berbagai macam kasus penipuan investasi sudah sering terjadi dari tahun ke tahun. Uniknya, mereka yang tertipu itu bukan saja dari kalangan masyarakat umum, tapi juga pejabat publik, artis, pengacara dan bahkan kaum intelektual. Mereka, entah karena kelebihan uang atau memang terlalu percaya begitu saja, tanpa ragu menanamkan uangnya dalam jumlah yang tidak tanggung-tanggung. Sebagian ada yang menggunakan uang gajinya, sebagian lagi bahkan ada yang berani menanamkan seluruh uang pensiunnya. Investor kecil hingga kakap pun tertipu oleh rayuan “gombal” dari janji pengelola usaha tersebut. Anehnya, meski kasus seperti ini sudah sering terjadi, tetap saja muncul pemain baru dan korban baru. Terlihat sekali bahwa edukasi mengenai investasi yang sehat sampai saat ini belum merata ke seluruh lapisan masyarakat. Jika masyarakat kelas bawah bermasalah dengan bank keliling (rentenir), maka masyarakat menengah ke atas bermasalah dengan investasi bodong.

Bagaimana ciri-ciri investasi bodong yang harus kita waspadai? Pertama, pengelolanya menjanjikan keuntungan yang melebihi bunga bank secara tetap. Contohnya adalah Phinisi Bagja Utama di Bandung. Sekitar tahun 2000an, masyarakat Bandung berbondong-bondong berinvestasi pada bisnis ini. Produknya adalah sembako (beras, minyak, gula dan lainnya). Jika Anda masuk ke kantornya di Jalan Jakarta, Bandung (daerah Antapani), maka nuansa profesional sangat terasa di dalamnya. Mulai dari resepsionis hingga karyawan seluruhnya berseragam rapi model karyawan hotel. Phinisi memasang iklan di koran Pikiran Rakyat, yang merupakan koran referensi masyarakat Jawa Barat. Pengelola berani memberikan keuntungan (mereka menyebutnya: profit) sebesar 10 persen per bulan dari nilai investasi. Ya, Anda tidak salah baca! Profit 10 persen per bulan! Bukan main! Lebih tinggi dari bunga deposito yang hanya 7-9 persen per tahun.  Hanya  sekitar dua tahun setelah didirikan, Phinisi Bagja Utama kolaps dan meninggalkan kemarahan investor yang mendatangi kantornya yang sudah pindah ke gedung yang lebih besar. Direktur Utama perusahaan tersebut, Kiki pun harus berurusan dengan pihak berwajib. Dan “bencana” tersebut berasal dari ketidakmampuan manajemen membayar profit tetap kepada investor-investornya. Bayangkan saja jika seseorang menanam 10 juta rupiah, maka ia dipastikan akan mendapatkan 1 juta rupiah per bulan. Jika ada 100 orang yang berinvestasi senilai tersebut, maka tiap bulan manajemen harus menyiapkan dana 100 juta per bulan.

Ciri kedua adalah berani membayar di awal. Maksudnya adalah, ketika sebuah perusahaan bodong menawarkan profit sekian persen per bulan, dan konsisten mengembalikannya setiap bulan, maka akan timbul rasa percaya pada diri investornya. Maka di paket berikutnya, tanpa ragu mereka mengeluarkan investasi yang lebih besar lagi. Dan saat itulah sang pengelola melarikan diri. Ingat kasus PT.QSAR tahun 2000an? Polanya mirip seperti itu. Dan yang tertipu adalah mereka yang seharusnya termasuk orang-orang yang kritis dan cerdas.

Ciri ketiga adalah produk yang tidak prospektif. Mengambil contoh di kota Bandung sekitar tahun 1997an, ada usaha kecil yang menamakan dirinya Add Farm. Produknya adalah bebek-bebek hidup. Mereka menawarkan sistem investasi bagi hasil. Sekilas memang terlihat logis dan normal. Sayangnya, pengelolanya tidak profesional dan bisnisnya tidak bisa menemukan pasar yang bisa menyerap hasil produksinya. Meski sudah dimuat di koran lokal, Add Farm akhirnya  terkategorikan juga sebagai penipuan investasi.

Jika Anda tetap ingin berinvestasi, mengapa tidak mencoba KoinWorks? Website ini bukanlah instrumen investasi itu sendiri, melainkan sebagai marketplace yang mempertemukan pemilik usaha dengan investor.  Konsepnya adalah peer to peer lending, investasi langsung orang ke orang. Berbeda dengan investor dari pihak bank yang lebih rumit, sistem P2P ini lebih sederhana. Selain itu, pengelola KoinWorks sendiri terdiri dari para profesional yang telah malang melintang di dunia bisnis sehingga memahami mana usaha yang bodong dan mana pula usaha yang prospektif. Apalagi dana investor tidak serta merta ditransfer ke pihak pengelola usaha, melainkan diparkir di rekening KoinWorks dan siap disalurkan apabila kedua belah pihak telah saling percaya.

Dapatkan berbagai informasi seputar Tips & Trik lainnya hanya di KoinWorks.

About the Author
Financial calculator to calculate your needs

Calculate all your financial needs in one place