Strategi Investasi P2P Lending: Pilih yang Mana, Mengejar Cuan Tinggi atau Stabilitas?

Apakah Anda seorang investor pemula yang bingung menentukan arah di dunia investasi digital, khususnya Peer-to-Peer (P2P) Lending? Tenang, Anda tidak sendirian. Sama seperti saham, P2P lending juga memerlukan strategi yang jelas.

Artikel ini akan membahas dua pendekatan investasi paling fundamental: Growth Investing dan Value Investing. Kami akan mengubah cara pandang Anda dari sekadar mencari untung menjadi memahami bagaimana dua strategi ini bekerja di P2P lending, sehingga Anda bisa menentukan mana yang paling sesuai dengan tujuan finansial Anda.

 

Memahami Konsep Dasar: Dari Saham ke P2P Lending

Sebelum masuk ke P2P lending, mari kita pahami dulu kedua konsep ini dari asalnya, yaitu investasi saham.

  • Growth Investing: Strategi ini berfokus pada potensi pertumbuhan. Investor Growth mencari perusahaan yang pendapatannya tumbuh sangat cepat, bahkan jika saat ini belum menghasilkan laba besar. Mereka berharap harga saham perusahaan tersebut akan melesat tinggi di masa depan. Contoh klasiknya adalah membeli saham perusahaan teknologi startup yang inovatif.
  • Value Investing: Strategi ini berfokus pada nilai intrinsik. Investor Value mencari perusahaan yang fundamentalnya kuat, tapi harga sahamnya sedang “didiskon” atau lebih murah dari nilai seharusnya. Mereka percaya, pada akhirnya, harga saham akan kembali ke nilai aslinya. Contohnya adalah membeli saham perusahaan yang sudah mapan dan stabil saat harganya sedang turun.

Nah, bagaimana jika konsep ini diterapkan pada P2P lending, yang merupakan instrumen utang, bukan kepemilikan?

 

Growth Investing dalam P2P Lending: Mengejar Imbal Hasil Tinggi

Jika Anda seorang “Growth Investor” di P2P lending, fokus Anda adalah memaksimalkan potensi imbal hasil (return) yang didapat. Anda cenderung lebih berani mengambil risiko untuk mendapatkan bunga pinjaman yang jauh lebih tinggi dari rata-rata.

Bagaimana cara kerjanya? Seorang investor Growth akan mencari pinjaman dengan profil risiko yang lebih tinggi, yang biasanya menawarkan bunga hingga 18% per tahun. Pinjaman ini bisa berupa pendanaan untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang sedang berkembang pesat, atau pinjaman produktif untuk ekspansi bisnis. Mereka percaya bahwa dengan diversifikasi yang tepat, imbal hasil tinggi dari pinjaman yang sukses akan menutupi kerugian dari pinjaman yang gagal bayar.

Ciri-ciri investor Growth di P2P Lending:

  • Mengejar tingkat bunga tertinggi yang ditawarkan.
  • Lebih fokus pada potensi keuntungan daripada keamanan modal.
  • Bersedia menanggung risiko gagal bayar yang lebih besar.
  • Menggunakan strategi diversifikasi yang agresif, menyebar dana ke banyak pinjaman kecil untuk mengurangi dampak dari satu pinjaman yang macet.

Risiko yang perlu Anda pahami: Potensi gagal bayar lebih tinggi. Anda tidak bisa hanya melihat angka bunga yang besar tanpa menganalisis risikonya. Diversifikasi adalah kunci untuk strategi ini. Tanpa diversifikasi, seluruh modal Anda bisa hilang dalam satu pinjaman yang gagal.

 

Value Investing dalam P2P Lending: Mengutamakan Stabilitas dan Keamanan

Jika Anda seorang “Value Investor” di P2P lending, prioritas utama Anda adalah keamanan modal dan mendapatkan imbal hasil yang stabil serta adil. Anda tidak terlalu tergoda dengan tawaran bunga yang super tinggi. Sebaliknya, Anda fokus pada kualitas pinjaman.

Bagaimana cara kerjanya? Investor Value akan sangat selektif. Mereka menganalisis data peminjam secara mendalam, termasuk skor kredit, riwayat pembayaran, dan agunan yang diberikan. Mereka cenderung memilih pinjaman dengan profil risiko rendah, seperti pinjaman multiguna dengan jaminan atau pinjaman karyawan dengan mekanisme potong gaji. Bunga pinjaman ini mungkin tidak spektakuler, sekitar 10% hingga 15% per tahun, tapi potensi gagal bayarnya jauh lebih rendah.

Ciri-ciri investor Value di P2P Lending:

  • Mencari pinjaman dengan risiko terukur dan bunga stabil.
  • Fokus pada analisis mendalam terhadap kualitas peminjam.
  • Mengutamakan pengembalian modal dan kestabilan arus kas (imbal hasil).
  • Lebih sabar dan tidak terburu-buru dalam mendanai.

Risiko yang perlu Anda pahami: Imbal hasil yang didapat mungkin tidak akan membuat Anda kaya mendadak. Namun, risiko kehilangan modal sangat minim. Strategi ini cocok untuk investor yang ingin pertumbuhan investasi yang konsisten dalam jangka panjang, mirip dengan menabung namun dengan bunga yang lebih baik.

 

Bagaimana Anda Menerapkannya? Kenali Diri Anda!

Langkah pertama yang paling penting adalah menemukan tujuan investasi Anda sendiri.

  • Jika Anda memiliki toleransi risiko yang tinggi dan ingin mendapatkan cuan maksimal dalam jangka pendek, strategi Growth Investing mungkin cocok untuk Anda. Namun, pastikan Anda sangat disiplin dalam diversifikasi.
  • Jika Anda lebih mengutamakan keamanan dan pertumbuhan yang stabil, strategi Value Investing adalah pilihan yang lebih aman. Ini cocok untuk Anda yang ingin membangun kekayaan secara perlahan tapi pasti.

Ingat, tidak ada strategi yang lebih baik dari yang lain. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kunci keberhasilan investasi bukan hanya memilih salah satu strategi, tetapi juga memahami logika di baliknya dan menerapkannya dengan bijak.

Sebelum Anda berinvestasi, luangkan waktu untuk membaca literatur, menganalisis profil pinjaman, dan memahami risiko yang ada. Dengan pemahaman yang matang, Anda bisa membuat keputusan investasi yang cerdas, bukan sekadar mengikuti tren.

Dapatkan berbagai informasi seputar Investasi & Keuangan Pribadi lainnya hanya di KoinWorks.

About the Author
Financial calculator to calculate your needs

Calculate all your financial needs in one place