Setiap pendana memiliki strategi berbeda saat membangun portofolio pendanaan. Ada yang menyebar dana ke banyak pinjaman, ada juga yang memilih fokus ke sedikit pinjaman dengan nilai besar. Tapi bagaimana dampaknya terhadap hasil investasi?
Dalam artikel ini, kita akan membandingkan dua pendekatan pendanaan KoinP2P berdasarkan data asli dari pendana aktif KoinP2P (sebut saja KH dan SP) dari bulan Januari – Juni 2025. Dari sini, Anda bisa melihat bagaimana pilihan strategi dapat memengaruhi keuntungan dan risiko dalam pendanaan P2P lending.
Daftar Isi
Strategi & Performa Portofolio Pendana KH vs Pendana SP
| Keterangan | Pendana KH | Pendana SP |
|---|---|---|
| TWR (Total Weighted Return) | 6.18% | 4.04% |
| Jumlah Pendanaan | Rp8.900.000 | Rp9.483.000 |
| Jumlah Pinjaman Didanai | 7–8 pinjaman | 1–2 pinjaman |
| Porsi Maks. di Satu Pinjaman | 16% | 52% |
| Penambahan Dana Baru | Rp1.660.000 | Rp5.833.000 |
| Pinjaman Restruktur (per Jun 2025) | 3.45% | 57% |
| Sektor yang Didanai (Terbanyak) | FMCG, Teknologi Informasi | FMCG, Teknologi Informasi, Manufaktur |
| Komposisi Grade | A (47%), B (47%), C (6%) | A (63%), B (37%) |
| Pertama Kali Mendanai | Oktober 2020 | Januari 2020 |
Data yang ditampilkan merupakan rata-rata bulanan dari aktivitas & performa portofolio pendana selama 6 bulan (Januari – Juni 2025).
Pendana KH: Konsisten dan Terdiversifikasi
Pendana SP rutin melakukan penambahan dana baru sebesar Rp5.830.000 per bulan. Ia menjalankan strategi yang terfokus, yakni hanya mendanai 1 hingga 2 pinjaman setiap bulan, dengan total pendanaan bulanan rata-rata Rp9.483.000.
Yang menarik, SP menempatkan hingga 52% dari total pendanaannya ke dalam satu pinjaman. Pendekatan ini mencerminkan konsentrasi tinggi pada pinjaman tertentu. Komposisi grade pinjamannya didominasi oleh Grade A (63%) dan Grade B (37%). Dari sisi sektor usaha, pendanaannya tersebar ke tiga sektor: FMCG, Teknologi Informasi, dan Manufaktur.
Namun, data menunjukkan bahwa 57% dari pinjaman dalam portofolionya mengalami restrukturisasi. Hal ini mengindikasikan bahwa strategi penempatan dana dalam jumlah besar ke sedikit pinjaman dapat meningkatkan potensi risiko, terutama jika peminjam yang dipilih menghadapi kendala pembayaran. TWR yang dicatatkan dari strategi ini berada di angka 4,04%.
Pendana SP: Pendanaan Kurang Diversifikasi
Pendana SP rutin melakukan penambahan dana rata-rata sebesar Rp5,830,000 per bulan. Strategi yang ia jalankan cukup spesifik, ia memilih mendanai hanya 1 hingga 2 pinjaman setiap bulan dengan total pendanaan rata-rata Rp9,483,000. Komposisi pinjamannya mayoritas berasal dari Grade A (63%) dan sisanya Grade B (37%). Sektor usaha yang ia danai pun cukup beragam, mencakup FMCG, Teknologi Informasi, dan Manufaktur. Dari strategi ini, ia memperoleh imbal hasil bersih rata-rata sebesar Rp3,660,000 per bulan, dengan TWR tercatat di angka 4,04%.
Dari keseluruhan portofolio yang ia bangun, tercatat sekitar 57% pinjaman yang mengalami restrukturisasi. Hal ini menunjukkan bahwa strategi penempatan dana dalam jumlah besar ke sedikit pinjaman dapat meningkatkan potensi risiko, terutama jika peminjam yang dipilih mengalami kendala pembayaran.
Apa yang Bisa Dipelajari dari kedua pendana tersebut?
Kedua pendekatan tentu memiliki logika masing-masing. Namun dari data ini, terlihat bahwa konsistensi dalam mendanai banyak pinjaman dengan diversifikasi grade mampu memberikan imbal hasil yang lebih tinggi sekaligus menjaga risiko tetap terkendali.
Dari data 2 pendana tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa:
- Dana yang besar tidak selalu menjamin hasil yang besar jika tidak disalurkan dengan terencana.
- Penyebaran pinjaman (diversifikasi) terbukti memberikan hasil yang lebih stabil dan efisien.
- Menyeimbangkan nilai pendanaan dan jumlah pinjaman yang didanai dapat membantu meminimalkan dampak risiko terhadap portofolio.
💡 Pendana KH menunjukkan bahwa strategi menyebar pinjaman ke banyak pendanaan, dengan penempatan dana yang konsisten, mampu menghasilkan imbal hasil lebih tinggi dengan risiko yang lebih terkendali.
Disclaimer : Konten ini disediakan untuk keperluan edukasi dan bukan sebagai saran atau rekomendasi investasi pada produk tertentu.
