“Saat semuanya terfokus pada kultur yang baru, budaya tradisional dan tak lekang waktu jadi terlupakan” – Putu Eko Filyawan
Kecintaan terhadap budaya lokal seakan menjadi sesuatu yang langka di tengah-tengah perkembangan jaman. Budaya lokal pun mulai terpinggirkan oleh sebab himpitan budaya luar yang lebih digandrungi, sulit menjadi tuan di rumah sendiri.
Adapun Putu Eko Filyawan, pria berdarah Bali ini bervisi untuk keabadian budaya lokal. Lewat seni kriya yang tengah dijalani sebagai sebuah bisnis bersama tiga orang karyawannya, Eko, sapaan akrabnya, bahkan rela meninggalkan karir demi menjalani bisnis. Seperti apa cerita lengkapnya?
Putu Eko Filyawan, Malang Melintang Dengan Karirnya
Eko, yang merupakan lulusan S1 Teknik Elektronika Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta tahun 2007 ini pernah bekerja di sebuah perusahaan pembangkit listrik di Jakarta. Dua tahun bekerja di perusahaan tersebut, Eko memutuskan untuk kembali ke Bali dan bekerja di perusahaan perak internasional.
Setelah setahun bekerja, Eko kembali memutuskan untuk hengkang dari perusahaan tersebut karena merasa membutuhkan ilmu baru. Pada tahun 2010, Eko pun kembali melabuhkan karir di perusahaan perak.
Bekerja di dua perusahaan perak yang berbeda menumbuhkan ketertarikan Eko terhadap perak, terutama pemahaman terhadap seluk beluknya. Ketertarikan khusus tersebut pun perlahan tumbuh menjadi ide bisnis. Eko pun mulai memberanikan diri untuk membuka bisnis perak sendiri. Pun, ia menyambi sebagai karyawan.
Merelakan Karir Untuk Fokus Berbisnis
https://www.facebook.com/jnanacrafts/videos/1014450515270798/
“Saat pindah ke Bali saya lihat perak itu kok unik, jadi tertarik gitu. Perak itu tidak semahal emas tapi tidak murahan juga, dan bisa dijangkau oleh kalangan manapun,” jelas Eko.
“Kerajinan itu boleh dibilang hampir punah. Generasi penerus sudah jarang yang mau terjun ke dalam seni kerajinan,” kata Eko mengenai kenapa memilih bisnis kerajinan. Ia pun menambahkan, “Oleh karena itu, yang meneruskan tinggal sedikit. Jangan sampai ditinggalkan, sayang sekali.”
Dengan nama Jnanacrafts, Eko Filyawan pun mulai merintis kerajinan peraknya. Bagi dirinya, mengabadikan budaya salah satunya lewat seni kriya menjadi salah satu impiannya untuk mempertahankan produk budaya lokal dalam menghadapi gencaran produk budaya asing yang kini merajai pasar konsumen tanah air.
https://www.instagram.com/p/BQfBqnWgURY/?taken-by=jnanacrafts
Apalagi, menurutnya, pengrajin ahli kebanyakan malah terjun menjadi tukang bangunan. Fakta-fakta seperti itulah yang membuat tekad Eko semakin kuat dalam menekuni bisnisnya.
Mula-mula Eko fokus berjualan secara online. Pasar pertamanya kala itu adalah Tokopedia, yang merupakan salah satu mitra kebanggaan KoinWorks, di mana ia bergabung sekitar bulan Maret 2012. Produk peraknya pun dirangkai dengan menyentuh ciri khas budaya Bali yang merupakan kebanggaannya.
“Awalnya kecil-kecilan saja, semuanya ditangani sendiri dan pasarnya pun banyak,” kenang Eko.
Tidak hanya berpikir untuk keuntungannya sendiri, Eko pun berniat untuk maju bersama-sama dengan pengrajin lain. Ia kemudian menggandeng beragam komunitas pengrajin di Bali mulai dari pengrajin suling, kotak kayu, tempurung kelapa, kipas, dan lain sebagainya.
“Kalau kita maju, kita ajak yang lainnya juga untuk ikut maju,” ucapnya.
Harapannya, mengabadikan budaya lewat seni kriya seperti yang dijalaninya saat ini mudah-mudahan dapat dicintai lebih luas lagi. Agar tidak hanya barang Cina dan Korea saja yang digunakan secara luas, melainkan produk budaya lokal juga.
Beberapa bulan kemudian, sebuah keputusan berani pun diambilnya pada tahun 2012. Eko memberanikan diri untuk meninggalkan pekerjaannya dan mulai memfokuskan diri untuk bisnisnya.
Ia pun menyewa sebuah kios untuk menjajakan produk bisnisnya secara offline. Namun, dalam setahun berjualan offline di kios tersebut, tingkat penjualan yang dihasilkan kurang memuaskan. Ia kemudian memutuskan untuk menutup kiosnya dan fokus sepenuhnya dalam platform online dari rumah.
Namun, pengalaman Eko ketika membuka kios offline tidaklah sepenuhnya buruk. Dari sanalah ia mengenal banyak sesama pengrajin yang juga menjadi supplier, mulai dari kain, patung, suling, kipas, hingga lukisan.
Berkat supplier, Eko pun mulai merambah berbagai pasar baru hingga ke ranah internasional lewat Etsy.com, yang merupakan online marketplace kenamaan khusus produk kerajinan tangan.
Di samping itu, Eko juga memanfaatkan hasil belajar programming di masa perkuliahan dulu untuk membuat website-nya sendiri. Website tersebut tentu saja digunakan untuk memperluas pasarnya.
Seiring berjalannya waktu, Jnanacrafts pun mulai mendapatkan banyak peminat. Pada tahun 2013, bisnisnya pun mulai meledak sehingga membutuhkan tambahan dukungan pekerja. Pada tahun itulah Eko mulai mempekerjakan tiga orang karyawan.
Sebagaimana sebuah bisnis akan selalu membutuhkan tambahan modal usaha untuk terus berkembang, Eko pun menyadari hal tersebut.
Permintaan pasar yang terus meluas dan meninggi dari waktu ke waktu membawanya pada keputusan untuk mendapatkan tambahan modal usaha.
Pengenalan dengan KoinWorks dan Akses Terhadap Modal Usaha yang Terjangkau
Sebagai salah satu penjual di Tokopedia, Eko mengaku bahwa dirinya saat itu mengetahui informasi tentang pinjaman modal usaha terjangkau dari KoinWorks di Tokopedia pada tahun 2016.
Saat itu ia merasa sudah saatnya Jnanacrafts untuk menambah inventori stok. Juga, pinjaman modal bisnis seperti yang ditawarkan oleh KoinWorks merupakan sesuatu yang sangat baru.
“Sebelumnya belum pernah tahu ada model pinjaman seperti ini, jadi saya ingin sekali merasakan,” pungkasnya.
Ia begitu tertarik dengan cara kerjanya seperti apa, pinjaman tanpa jaminan, dan semakin tertarik lagi karena ia mengetahui bahwa KoinWorks merupakan mitra Tokopedia. Jadi menurutnya sangat terpercaya.
Saat ditanya mengenai proses pinjaman di KoinWorks, Eko menjawab, “Ngga ada, ngga ada kendala, semuanya lancar. Justru saya malah dihubungi oleh tim KoinWorks untuk bantuan,” terangnya.
“Prosesnya juga cepat, semua tahap justru dibantu oleh tim KoinWorks,” Eko menambahkan.
Ia sadar bahwa harga perak tidaklah murah, oleh karena itu, dengan tambahan modal usaha, pihaknya menjadi sangat terbantu dalam pengembangan bisnis karena inventori stoknya menjadi lebih banyak dan produknya pun jadi lebih bervariasi.
Menurut Eko, pinjaman yang telah dicairkan digunakan sepenuhnya untuk menambah stok barang. Apalagi, perak murni harus diproses lebih dulu setelah dibeli untuk kemudian dibentuk, sehingga membutuhkan biaya tambahan untuk pekerja.
Bagaimana Kesan Putu Eko Filyawan Sebagai Peminjam di KoinWorks?
“Kalau di KoinWorks, menurut saya, pinjamannya cepat, bagus, dan mudah. Ngga dipersulit sama sekali ya, jadi senang bangetlah minjamnya,” kata Eko saat ditanya mengenai kualitas pinjaman di KoinWorks.
“Untuk pembayarannya pun mudah. Tinggal transfer, upload buktinya, tinggal tunggu status verified, cepatlah.”
Ia pun mengaku bahwa biaya di KoinWorks sangat transparan, langsung kelihatan di awal berapa nominal yang harus dibayarkan apabila berniat untuk melakukan pelunasan di awal.
“Kalau di KoinWorks, menurut saya, pinjamannya cepat, bagus, dan mudah. Ngga dipersulit sama sekali ya, jadi senang bangetlah minjamnya.”
“Pastinya saya mau minjam lagi,” tegasnya sambil tertawa.
Lewat Jnanacrafts, mengabadikan budaya lewat seni kriya bisa sangat mungkin diwujudkan oleh Eko Filyawan. Sentuhan budaya Bali di kerajinan peraknya menjadi salah satu upayanya agar produk budaya lokal pun dapat semakin dicintai dan digunakan lebih luas lagi, khususnya dalam himpitan produk budaya asing yang kini merajai.
Berkat pendanaan Anda kepada Eko Filyawan dan Jnanacrafts lewat KoinWorks, kini Eko dapat semakin mengembangkan bisnisnya dengan memperluas inventori barang yang diharapkan bisa menjangkau oleh lebih banyak orang lagi.
Semakin banyak produknya, semakin besar peluang bahwa produk lokal lewat kerajinan kriya Jnanacrafts akan digunakan penduduk Indonesia sendiri.
Terima kasih atas pendanaan Anda terhadap pengembangan Jnanacrafts dan mari dukung upaya orang-orang seperti Putu Eko Filyawan lewat KoinBisnis persembahan KoinWorks.
Sudah saatnya produk lokal merajai dan menjadi tuan di rumah sendiri. Selamat mendanai!