Tidak banyak orang yang berani berbisnis sejak usia muda. Tantangan atau hambatan hingga risiko yang mungkin harus dihadapi ke depannya akan menciutkan nyali setiap kaula muda, belum lagi modal yang harus tersedia.
Pikiran untuk mulai berbisnis bisa muncul kapan saja, tapi keberanian untuk menjalaninya tentu tidak selalu datang saat itu juga. Berbeda dengan Anna Amanda, seorang mahasiswi tingkat akhir asal Tangerang, sudah mencicip getir dan manisnya berbisnis sejak duduk di bangku SMA tahun 2008 silam.
Bisnis cokelat rumahan yang bergaung ke pasaran dengan nama Cokelat16 sudah digelutinya sejak dulu hingga detik ini. Bagaimana kisahnya?
Awal Mula Anna Amanda Memulai Bisnisnya
Anna Amanda sudah mulai tertarik untuk memulai bisnis ketika masih duduk di kelas 3 SMA tahun 2008. Bermula ketika adiknya, yang pernah bekerja di perhotelan, mencoba-coba untuk membuat coklat berbentuk stik. Anna merasa coklat buatan adiknya tersebut memiliki nilai jual. Kejeliannya untuk berbisnis coklat dimulai detik itu juga.
Ia mencoba menawarkan coklat tersebut kepada teman-temannya di sekolah. “Awalnya saya coba tawarin ke teman-teman saya di sekolah. Eh, ternyata laku juga.” Kemudian Anna meminta adiknya untuk kembali membuat coklat serupa. Banyaknya permintaan dan terbatasnya waktu pengerjaan membuat adiknya merasa tidak sanggup untuk melanjutkan. “Sama adik saya itu proses pembuatannya tidak kepegang.”
Akhirnya, Anna mencoba membuat coklat rumahan dengan peralatan seadanya, bermodalkan percetakan coklat biasa saja. Merasa memiliki prospek yang sangat bagus karena mampu menjual 250 coklat stik dalam sehari ke tiga sekolah, akhirnya Anna yang ketika itu sudah lulus SMA memutuskan untuk menunda kuliah.
“Saya tunda kuliah dan memilih fokus berbisnis karena prospeknya bagus.” Anna pun melanjutkan, ”Saya juga merasa bahwa anak seusia saya, yang biasa hanya berbekal jajan Rp 10.000 sehari-harinya, merasa lebih tertarik berbisnis karena penghasilannya besar ketika itu.” Ia juga mengaku sangat senang dengan kegiatan bisnis dan menikmati prosesnya.
Alhasil, Anna pun melanjutkan bisnisnya namun terkendala dalam menjualnya langsung karena sudah lulus sekolah. Ia juga ragu menitip jualannya ke kantin-kantin sekolah karena takut coklatnya rusak dan menurunkan kualitas. Dengan alasan itulah kemudian Anna memutuskan untuk mengajari adik-adik kelasnya untuk membantu menjajakan coklatnya, dan adik-adik kelasnyalah yang membantu penjualan Coklat16 hingga tahun 2010.
Berlanjutnya Pendidikan Formal
Tahun 2010, setelah 2 tahun jeda dari dunia pendidikan formal, Anna meneruskan pendidikan formalnya di sebuah universitas swasta di Tangerang. “Dorongan orang tua membuat saya untuk tetap melanjutkan pendidikan”, terang Anna.
Meski waktunya untuk berbisnis mulai tersita secara perlahan, kegiatan bisnis bagi Anna semakin menyenangkan. Pun berefek pada penjualan, sehingga coklat yang ia jajakan yang sebelumnya laku hingga 250 batang per hari, saat itu menurun jadi 80 batang per hari.
Tapi, di perkuliahan, Anna berkesempatan untuk mendapatkan pengalaman yang sangat penting. Anna mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan kewirausahaan dari salah satu BUMN besar. Pelatihan selama 7 bulan tersebut tak disia-siakan dan alhasil ia mendapatkan banyak sekali pengetahuan yang sebenarnya tak hanya sebatas bisnis, melainkan kepribadian dan kemampuan lain.
“Ketika itu ada kesempatan untuk menjalani pelatihan kewirausahaan. Saya mewakili Fakultas dan angkatan saya ketika itu, dan menjalani pelatihan selama 7 bulan”, kenang Anna.
Perkembangan Bisnis Coklat16
Anna Amanda menjalankan Coklat16 sebagai bisnis on-demand, di mana ia melakukan penjualan ketika ada permintaan langsung kepadanya. Anna tidak membuka toko offline maupun online khusus untuk bisnis coklatnya ketika itu. Tapi selama hari-hari istimewa seperti Natal, Lebaran hingga Valentine, Anna aktif melakukan penawaran dan ia juga mendapatkan banyak sekali orderan.
Kesempatan Anna untuk semakin memantapkan bisnisnya datang ketika ia mulai menitipkan coklat buatannya ke toko online milik temannya. Peminat pun makin banyak dengan sistem reseller tersebut. Orderan demi orderan diterima, yang ketika itu menurut Anna, datang dari aplikasi chatting Blackberry Messenger (BBM).
Di tahun 2013, Anna mulai berpikir untuk membuat Coklat Fountain. Ia pun awalnya dengan iseng membeli mesin pembuatannya. Setelah mencoba dan berhasil, Anna pun mulai menjualnya. Ketika itu pelanggan pertama Anna adalah sahabatnya sendiri. “Pelanggan pertama itu datang dari sahabat saya yang mau nikahan.”
Foto-foto coklat fountain buatannya di acara pernikahan temannya, kata Anna, kemudian dimanfaatkan untuk kegiatan pemasaran. Anna juga memanfaatkan hal tersebut sekaligus untuk merubah mindset orang-orang yang selama ini berpikir bahwa coklat fountain di acara pernikahan sangat mahal. Upayanya berhasil. Anna berhasil meyakinkan pelanggan.
Khusus untuk coklat fountain, Anna mengaku masih menetapkan sistem on-demand, tergantung budget. Jadi pelanggan bisa meminta dibuatkan coklat fountain sesuai budget yang dimiliki, tentu bisa di-custom karena kebutuhan pelanggan berbeda-beda. Terkadang, Anna bahkan mengirim proposal kepada perusahaan-perusahaan.
“Dimulai dari perusahaan tempat papa saya bekerja. Sejauh ini dalam sebulan saya bisa menjual 2 sampai 3 coklat fountain dengan masing-masing harga sebesar Rp 5 juta sampai Rp 6 juta.”
Berkat bisnis ini Anna sudah mampu membiayai perkuliahannya sendiri. “Selain itu, di tengah-tengah perkuliahan, saya juga memiliki tujuan lain.” Tujuan lain yang dimaksud tak lain adalah bekerja di pabrik coklat.
“Di semester 7, saya izin ke Prodi untuk magang di pabrik Coklat”, tukas Anna ketika ditanya mengenai tujuan lain tersebut. “Saya juga sudah mendapat tawaran untuk bekerja tetap di pabrik coklat dan hingga saat ini sudah bekerja selama 2 tahun”, lanjutnya.
Bekerja sebagai seorang karyawan di perusahaan coklat dan masih menyandang status sebagai mahasiswi, Anna masih tetap melanjutkan bisnisnya dan tetap membangun potensinya untuk terus maju.
Berkembangnya Bisnis dan Pinjaman dari Para Pendana di KoinWorks
Selain fokus menjualkan produk coklat kepada pelanggan, Anna perlahan mengembangkan bisnisnya dari yang semula hanya fokus di B2C menjadi B2B, dengan menyewakan mesin coklatnya kepada perusahaan lain.
“Saya berkesempatan pula mengubah bisnis saya dari yang sekedar bersifat B2C menjadi B2B dengan menyewakan mesin coklat saya ke perusahaan lain”, terangnya. Ia pun menyewakan mesin coklatnya ke perusahaan lain selama sebulan.
Ia merasa membutuhkan mesin coklat tambahan untuk tetap memaksimalkan bisnisnya. Pilihan untuk membeli mesin coklat baru mantap diambilnya. Namun, biaya yang dibutuhkan kala itu cukup besar, sehingga Anna berniat untuk mengajukan pinjaman.
“Pernah tergiur untuk mengajukan pinjaman ke bank. Tapi prosesnya ribet banget.” Ketika ditanya kenapa akhirnya mengajukan pinjaman di KoinWorks, Anna menceritakan pengalamannya.
Tau @koinworks dr tweet nya @aMrazing skrg udah tahap upload legal doc, tinggal nunggu kbr selanjutnya semoga ada yg mau danai aku 🙂 aamiin
— Anna amanda (@annamanda) October 17, 2016
“Pas pertama kali tahu tentang KoinWorks itu dari percakapan di Twitter. Pas saya lihat ternyata sebuah Fintech gitu. Saya masih belum tahu sistemnya kaya apa” jelas Anna. “Akhirnya saya cari-cari tahu informasi tentang KoinWorks. Saya baca websitenya ternyata bisa mengajukan pinjaman. Ya udah, ketika itu saya iseng coba mengajukan pinjaman.”
“Prosesnya menyenangkan dan saya rasa, ‘ih kok lucu’, keren banget ada notif-notif ketika pinjaman masuk dari Pendana.”
Bulan Oktober 2016, Anna pun mengajukan pinjaman di KoinWorks. “Prosesnya cepat banget dan seru banget sistemnya”, kenang Anna.
Anna bahkan mengaku bahwa aktivitas pinjamannya di KoinWorks menjadi pembahasan di grup WhatsApp. “Sempat jadi pembahasan saya bareng teman-teman di grup WhatsApp, ‘sistemnya lucu, keren banget’, karena masih baru kali di Indonesia ya”, terangnya.
“Frekuensi saya menggunakan aplikasi KoinWorks sama seringnya dengan aplikasi media sosial lain”, kata Anna yang sangat aktif di media sosial ini, “Karena ketagihan, apalagi banyak notifikasi bahwa dana perlahan masuk dari Pendana di KoinWorks”, tambahnya.
Menurut Anna, ia tiba-tiba mendapatkan email pemberitahuan bahwa proses urun dana untuk pinjamannya selesai. Dana pun kemudian bisa dicairkan. Dana itu ia gunakan untuk membeli lima mesin coklat baru, yang membuatnya bisa semakin mengembangkan bisnisnya.
Terima kasih @koinworks @aMrazing 5 mesin cokelat baru buat #coklat16 udah dateeeng, aaaakkkk ?????? pic.twitter.com/rBpMF9llGC
— Anna amanda (@annamanda) November 14, 2016
Anna memiliki kesan bahwa segala proses pengajuan pinjaman hingga pencairan dana pinjaman di KoinWorks sangat seru dan menyenangkan. “Apalagi banyak orang yang berbondong-bondong danain pinjaman saya. Berarti terpercaya banget nih KoinWorks”.
Selain itu, tim Customer Service juga mudah untuk dihubungi dan sigap dalam menjawab segala pertanyaannya. Ia merasa tidak ada keluhan dan hambatan sama sekali, “Terutama karena saya independen, tidak melalui mitra KoinWorks. Saya sempat heran ‘kok bisa pengajuan pinjaman saya disetujui?’ Senang banget, ternyata prosesnya mudah dan cepat. Seru dan keren banget”, tuturnya.
Menurut Anna, biaya pinjaman di KoinWorks terhitung lebih murah ketimbang lembaga lain, terutama lembaga konvensional.
“Setelah dihitung-hitung ternyata murah, karena saya juga sempat nanya-nanya ke teman yang sudah pengalaman dalam mengajukan pinjaman. Di KoinWorks biayanya lebih murah.”– Anna Amanda
Anna juga mengaku bahwa platform ini tidak seperti lintah darat, meski murah namun tidak menjerat, pengalaman yang menyenangkan dan pelayanan yang baik.
Penutup
Tidak sering kita menemukan seseorang yang mampu berbisnis sembari berstatus sebagai mahasiswi dan karyawan. Tiga peran itu dijalani oleh Anna Amanda sekaligus sebagai pemilik usaha Coklat16, Chocolate Fountain Jakarta.
Dengan pendanaan dari Anda, Anna Amanda mampu membeli lima mesin coklat baru untuk terus mengembangkan dan memajukan bisnisnya. Anna Amanda adalah salah satu bukti bagaimana seseorang dapat berhasil dalam berbisnis, memenuhi kebutuhannya, berkat bantuan gotong-royong dari Anda sebagai Pendana melalui KoinWorks.
Dengan mendanai kebutuhan sesama, baik itu untuk kepentingan bisnis, kesehatan, hingga pendidikan melalui platform Fintech Lending KoinWorks, ada banyak orang yang akan terbantu dengan pendanaan dari Anda sekaligus membantu memenuhi kebutuhan dan mewujudkan impian mereka.
Mari sama-sama kita bantu mewujudkan impian sesama dengan mendanai kebutuhan mereka lewat KoinWorks. Bersama kita bisa!
Daftar sekarang menjadi Pendana di KoinWorks dan mari bergotong-royong membantu kebutuhan peminjam.