Begitu memasuki usia produktif, biasanya kita mulai memikirkan tentang investasi. Sebab, salah satu manfaat investasi adalah memupuk kemapanan finansial jangka panjang, baik untuk diri kita sendiri maupun keluarga.
Lucunya, nyali kebanyakan orang keburu ciut ketika dihadapkan pada kata “investasi”. Wajar sih, soalnya dunia investasi memang biasanya identik dengan kaum menengah ke atas. Investasi berbicara tentang keuangan, yaitu angka-angka.. dan memang, rasanya tidak semua orang mudah akrab dengan angka-angka.
Itulah mengapa akhirnya banyak orang menyandarkan keputusan investasinya pada Manajer Investasi (MI). Orang memandang MI lebih paham seluk beluk dunia investasi dan mampu memberikan keputusan investasi yang paling tepat karena mereka memang menempuh pendidikan dan mendapat sertifikasi khusus dalam bidang tersebut. Saat ini, Indonesia sudah memiliki sekitar 83 perusahaan Manajer Investasi yang tersertifikasi badan Otoritas Jasa Keuangan.
Di sisi lain, keadaan ini terasa cukup ironi. Pasalnya, investasi yang akan kita lakukan berasal dari aset kita sendiri. Jika demikian, sudah kita yang capek sendiri mengumpulkan aset, mengapa malah membayar orang lain untuk mengelolanya?
Pandangan tersebut membuat banyak ahli keuangan menyarankan setiap orang untuk mengelola investasinya sendiri. Pertanyaannya sekarang, apakah iya kita mampu melakukannya sendiri?
Untuk menemukan jawabannya, terlebih dahulu Anda perlu menimbang-nimbang peluang dan hambatan dalam mengelola investasi sendiri melalui penjabaran berikut.
PELUANG MENGELOLA INVESTASI MANDIRI
- Hemat Komisi
MI akan membantu Anda mengelola investasi dan mendapatkan upah dalam bentuk komisi. Beberapa biaya yang umumnya dibebankan adalah subscription fee (~2%) dan Annual trading fees. Semakin besar investasi Anda, semakin besar pula uang Anda dipotong untuk membayar jasa MI.
Lalu apakah dengan besarnya biaya yang anda keluarkan, maka nilai investasi Anda akan dijamin naik? Ternyata tidak. Secara jangka panjang, sangat sedikit sekali MI yang bisa mengalahkan Index market. Dari studi Morningstar 2004-2014, hanya 1 dari 12 kategori funds yang menjalankan passive index fund di kategori yang sama. Sehingga untuk kebanyakan orang, lebih baik memilih index fund yang biayanya murah.
- Semakin mengerti dengan keuangan pribadi Anda
Saat mengelola investasi sendiri, Anda tentu akan menghitung sendiri aset yang Anda miliki. Dari situ, biasanya Anda akan sadar dengan kondisi keuangan sendiri. Dari kesadaran itu, otomatis Anda akan mulai terdorong untuk lebih memperhatikan arus keuangan Anda. Semua itu akhirnya menjadikan Anda jadi lebih menghargai uang, lebih hemat, bahkan bisa lebih bersemangat untuk mempertebal pundi-pundi.
- Terhindar dari penawaran produk yang tidak penting
Seorang MI biasanya terikat perusahaan dengan kewajiban menjual produk mitra/sponsor. Kewajiban ini sering kali membuat mereka malah fokus sebagai sales daripada seorang advisor. Nah, jika Anda mengelola investasi sendiri, tentu Anda akan terhindar dari penawaran produk yang sebenarnya tidak Anda butuhkan.
- Bisa leluasa eksplorasi investasi
Karena investasi berasal dari uang Anda sendiri, maka cuma Anda dong yang tahu situasi dan tujuan sebenarnya dari investasi ini. Itu artinya, Anda bisa leluasa mengeksplorasi investasi dalam kondisi yang sudah Anda pahami betul. Misalnya, Anda bisa sewaktu-waktu mengubah keputusan investasi apabila ada kejadian mendadak. Hal tersebut sulit Anda dapatkan dari seorang MI. Di sisi lain, MI memiliki pemahaman kondisi personal Anda yang tidak sebaik Anda sendiri karena mereka tidak 100% didedikasikan untuk Anda (ada klien lain), serta tidak 24/7 bersama Anda dan uang Anda.
- Sumber ilmu semakin banyak di internet
Saat ini, mengelola keuangan sendiri semakin mudah dilakukan. Dengan perkembangan teknologi, sumber informasi bisa diakses dari mana saja melalui gadget Anda. Sumber bacaan mengenai investasi, baik yang konvensional maupun digital juga semakin banyak. Tips dan trik mengatur keuangan sendiri pun sudah dibagikan gratis bermodal googling. Bahkan saat ini sudah ada situs dan aplikasi yang bisa digunakan untuk membantu Anda mengelola investasi sendiri.
HAMBATAN MENGELOLA INVESTASI MANDIRI
Melihat penjabaran peluang di atas, pasti Anda mulai termotivasi untuk mengelola investasi sendiri. Eits, jangan buru-buru. Pastikan juga Anda paham bahwa mengelola investasi sendiri memiliki risiko tertentu yang sifatnya fundamental.
- Menyita banyak waktu
Mengelola tabungan di bank saja tetap perlu meluangkan waktu, apalagi jika mengelola investasi. Dalam investasi, penting bagi Anda untuk tetap memantaunya sewaktu-waktu, apalagi jika Anda memilih investasi jenis saham dan reksadana. Dalam sebuah studi dari JPMorgan tahun 1994 -2013, ditemukan investor yang melewatkan (hanya) 10 hari terbaik dari masa investasinya mendapatkan return hingga hampir 4% lebih kecil dibanding jika mengelola portofolionya sepanjang tahun tanpa melewatkan 1 hari pun.
Tak hanya mengamati lho! Dalam beberapa waktu sekali, Anda juga harus mengevaluasi dan menyusun rencana baru untuk investasi tersebut. Hal ini membutuhkan proses berpikir yang mendalam dan pastinya menyita waktu. Alasan ini yang paling banyak membuat orang akhirnya memutuskan untuk memakai MI.
- Harus siap belajar
Saya perlu tekankan lagi bahwa investasi memang bisa dilakukan sendiri, tapi tak mudah. Kita membutuhkan pengetahuan khusus agar bisa melakukannya dengan baik. Jika ingin mengelola investasi mandiri, Anda harus siap belajar banyak hal karena investasi merupakan ranah multidisipliner. Maksudnya, Anda perlu memahami dunia ekonomi, bisnis, bahkan politik untuk dapat menguasainya.
- Kurang pemahaman ahli
Dalam survei Manulife tahun 2016, diambil kesimpulan bahwa para investor yang menjadi koresponden memiliki perencanaan keuangan yang kurang baik dan lebih fokus pada rencana jangka pendek. Data koresponden menyatakan bahwa 77% para investor melakukan perencanaan keuangan berdasarkan pengetahuan pribadi (hanya 11% yang mengakui saran dari ahli investasi berpengaruh). Data itu menunjukkan kurangnya peran MI membuat investor sulit melakukan perencanaan investasi dengan benar.
MI adalah profesional bersertifikasi dengan pengetahuan dan keterampilan khusus serta mendalam dalam dunia investasi. Oleh karena itu, memang sudah ranah mereka untuk mengelola investasi Anda secara terjamin tanpa mengganggu waktu Anda. Sebagai pihak ketiga MI bisa memberikan pandangan objektif perihal kondisi keuangan Anda, sehingga ia pun bisa memberikan tata kelola seobjektif mungkin untuk investasi Anda. Tanpanya, Anda jelas kehilangan potensi ini.
MULAI MENGELOLA INVESTASI SENDIRI
Nah, dengan pertimbangan di atas, Anda seharusnya sudah bisa menentukan apakah ingin mengelola investasi sendiri atau dengan bantuan MI. Saat Anda sudah memiliki tabungan dan dana darurat dalam kondisi baik, tidak ada salahnya kok untuk memilih investasi yang cocok.
Perlahan tapi pasti, perdalam ilmu Anda tentang hal ini agar bisa melanjutkan investasi mandiri dengan mengelola portofolio yang lebih besar. Yang penting, ingatlah untuk biasakan diri mengembangkan investasi. Selamat berinvestasi !