đź’¸ Cash is King, Tapi Investasi Bikin Uangmu Bekerja Lebih Cerdas

Dalam dunia keuangan, frasa “Cash is King” sudah menjadi prinsip klasik yang sering diulang. Terutama di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu, memiliki likuiditas memang sangat penting. Dana tunai memberi kita kemampuan untuk menghadapi situasi darurat, menanggapi peluang secara cepat, dan menjaga kestabilan portofolio.

Namun, terlalu bergantung pada uang tunai juga bisa menjadi jebakan diam-diam. Kenapa? Karena uang yang tidak dimobilisasi, yang hanya diam di tabungan atau rekening giro, akan mengalami penyusutan nilai seiring waktu akibat inflasi.

1. Uang Diam vs Uang yang Berkembang

Mari kita mulai dengan fakta sederhana: nilai uang hari ini tidak sama dengan nilai uang lima tahun mendatang. Inflasi adalah musuh diam-diam yang terus menggerus daya beli. Sementara itu, suku bunga tabungan konvensional biasanya hanya berada di kisaran 1–2% per tahun, jauh di bawah rata-rata inflasi tahunan Indonesia yang bisa mencapai 3–4%.

Jika uangmu hanya disimpan tanpa diinvestasikan, maka secara riil kamu mengalami kerugian.

Simulasi Sederhana:

Misal kamu menyimpan Rp10 juta di tabungan dengan bunga 1% per tahun. Setelah 5 tahun, uangmu menjadi sekitar Rp10,510,000.
Tapi jika inflasi rata-rata 3% per tahun, daya beli riil uangmu hanya setara sekitar Rp9 juta dalam nilai sekarang. Artinya, kamu “kehilangan” Rp1 juta hanya karena tidak menginvestasikan dana tersebut.

2. Fungsi Investasi: Membangun Aset, Bukan Sekadar Menyimpan

Di sinilah investasi mengambil peran. Investasi adalah cara untuk menjaga, bahkan meningkatkan, nilai uang dari waktu ke waktu. Tujuannya tidak hanya mendapatkan keuntungan finansial, tetapi juga:

  • Melindungi kekayaan dari inflasi
  • Mencapai tujuan finansial seperti membeli rumah, pendidikan anak, atau pensiun
  • Membangun aliran pendapatan pasif
  • Menumbuhkan kekayaan melalui pengembalian terkompon

Investasi bisa dilakukan di berbagai instrumen, tergantung profil risiko dan tujuan. Mulai dari yang konservatif (deposito, obligasi), moderat (reksa dana, P2P lending), hingga agresif (saham, aset digital).

3. Peran Cash dalam Portofolio Modern

Meski demikian, ini bukan berarti cash tidak punya tempat. Sebaliknya, cash tetap krusial sebagai pondasi likuiditas. Idealnya, seseorang memiliki:

  • Dana darurat sebesar 3–6 bulan pengeluaran rutin
  • Cash buffer untuk kebutuhan jangka pendek atau keperluan mendada
  • Cash untuk investasi oportunistik saat pasar sedang korektif

Setelah ketiga kebutuhan ini terpenuhi, barulah kelebihan dana dialokasikan untuk instrumen investasi yang sesuai.

4. Diversifikasi Portofolio: Saatnya Jelajahi Instrumen Alternatif

Salah satu prinsip utama dalam investasi adalah diversifikasi — menyebar aset ke berbagai instrumen agar risiko bisa dikelola lebih baik. Konsep ini penting karena tidak ada instrumen yang benar-benar bebas risiko, dan masing-masing memiliki performa yang bervariasi tergantung kondisi ekonomi.

Portofolio yang sehat biasanya terdiri dari kombinasi:

  • Aset konservatif seperti deposito atau obligasi untuk menjaga stabilitas dan memberikan arus kas rutin.
  • Aset pertumbuhan seperti saham yang menawarkan potensi imbal hasil tinggi dalam jangka panjang.
  • Aset alternatif yang bisa memperkaya eksposur dan menambah keragaman karakter risiko.

Dalam kategori terakhir ini, salah satu instrumen yang mulai dilirik adalah pendanaan berbasis teknologi seperti peer-to-peer (P2P) lending.
Instrumen ini memungkinkan individu mendanai pinjaman yang umumnya digunakan oleh pelaku usaha mikro atau kecil yang belum terjangkau oleh perbankan formal.

Meski tergolong alternatif, P2P lending mulai mendapat tempat di portofolio investor yang mencari:

  • Imbal hasil kompetitif, biasanya di atas rata-rata deposito atau obligasi.
  • Aksesibilitas modal awal yang rendah, cocok untuk diversifikasi bertahap.
  • Keterlibatan aktif, karena investor bisa memilih langsung pinjaman yang ingin didanai.

Yang menarik, selain potensi keuntungan, investasi ini juga bisa memberi nilai sosial karena secara tidak langsung membantu perkembangan sektor UMKM, tulang punggung ekonomi Indonesia.

Seimbangkan Cash & Investasi

Cash memang king, tapi hanya untuk kebutuhan jangka pendek dan sebagai bantalan risiko. Jika kamu ingin membangun aset jangka panjang dan mencapai kebebasan finansial, kamu perlu melibatkan investasi sebagai bagian utama dari strategi keuanganmu.

Uang yang diam akan kehilangan nilainya.
Uang yang diinvestasikan dengan bijak akan berkembang dan membawa kamu lebih dekat ke tujuan finansialmu.

Pertanyaannya sekarang: sudahkah uangmu bekerja untukmu?

Disclaimer : Konten ini disediakan untuk keperluan edukasi dan bukan sebagai saran atau rekomendasi investasi pada produk tertentu.

Dapatkan berbagai informasi seputar Investasi & Keuangan Pribadi lainnya hanya di KoinWorks.

Tentang Penulis
Kalkulator finansial untuk hitung kebutuhan kamu

Hitung semua keperluan finansial kamu cukup di satu tempat