Daftar Isi
Rupiah Melemah Bulan ini, Suku Bunga Acuan The Fed Diprediksi Terus Naik
Sejak awal Februari lalu, rupiah merosot dari posisinya di angka Rp14.850-an kembali menyentuh angka Rp15.000-an menyusul aksi profit taking.
Aksi profit taking ini sendiri juga disebabkan oleh adanya sentimen pasar terhadap kondisi perekonomian Amerika Serikat yang mulai membaik.
Inflasi AS sudah mulai menurun, namun masih jauh dari target Federal Reserve (Fed).
Hal itu memunculkan kekhawatiran suku bunga AS saat ini belum mencapai puncaknya, sehingga terbuka kemungkinan bank sentral tersebut melanjutkan kenaikan nilai suku bunga beberapa kali lagi sepanjang tahun ini.
Data menunjukkan pemberi kerja AS menambahkan lebih banyak pekerjaan pada Januari 2023 daripada perkiraan para ekonom, berpotensi memberi Fed lebih banyak kelonggaran untuk mempertahankan kenaikan suku bunga.
Pekan investor wait and see beberapa event dan data ekonomi AS demi menentukan persepsi terhadap kebijakan bank sentral AS (The Fed) akan terjadi di awal bulan Maret.
Hal ini membuat rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp15.280 sampai Rp15.330 per dolar AS hingga pekan depan.
Transaksi dan Keuangan Digital Berkembang Pesat dalam Mendorong Kegiatan Ekonomi
Dilansir dari Laporan Tinjauan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Februari 2023, nilai transaksi uang elektronik telah tumbuh hingga 26.08% dalam satu tahun (YoY) yaitu Rp36.57 triliun pada Januari 2023.
Hal ini menandakan meningkatnya daya beli yang diimbangi transaksi dengan platform digital telah menggenjot perkembangan ekonomi.
Selain itu, nilai transaksi digital banking juga meningkat dan tumbuh hingga 26.08% YoY menjadi Rp4.900,6 triliun.
Fakta ini mengarah kepada tren cashless yang kini lebih digemari oleh masyarakat untuk melakukan transaksi digital dan mempercepat proses jual beli, salah satunya QRIS.
Bank Indonesia memprediksi bahwa nilai transaksi digital tersebut akan terus meningkat hingga 23.90%, yaitu Rp 495.2 triliun pada tahun 2023 ini.
Keberhasilan adaptasi dalam keuangan digital ini tentu menjadi kabar baik dalam proses pemulihan ekonomi setelah sempat lesu terdampak pandemi hampir tiga tahun belakangan.
Keuangan digital yang berkembang begitu pesat bukan hanya bermanfaat bagi perkembangan ekonomi negara, tapi juga sangat bermanfaat bagi kegiatan bisnis.
Kemudahan, kecepatan, dan keamanan merupakan keunggulan utama yang bisa didapatkan dari Digitalisasi Keuangan di Indonesia.
Seperti NEO yang diciptakan untuk bertransaksi dengan aman dan nyaman lewat satu platform yang bisa menjadi pilihan untuk UMKM agar dapat membantu perkembangan ekonomi Indonesia ke arah yang semakin positif lagi.
Badan Pusat Statistik: Kedatangan Turis Asing Meningkat Hingga 500%
Pada Januari 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan jumlah wisatawan asing ke Tanah Air sebanyak 503.34% mencapai 735.950 orang.
Jumlah ini lebih banyak jika dibandingkan dengan bulan Januari 2022 yang hanya sejumlah 121.980 orang.
Peningkatan jumlah turis asing tentunya dikarenakan oleh pemberhentian peraturan pembatasan terkait perjalanan ke luar negeri di beberapa negara termasuk Indonesia.
Menurut Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, pada Januari 2023 sebanyak 620.900 wisatawan asing masuk ke Tanah Air melalui pintu utama. Sisanya, sebanyak 115.000 wisatawan asing masuk melalui pintu perbatasan.
Para turis asing ini didominasi oleh wisatawan Malaysia 15.26%, Australia 13.46%, Singapura 13.05%, Timor Leste 9.57% dan India 4.46%.
Dengan meningkatnya turis yang datang ke Indonesia tentunya akan berimbas positif bagi Indonesia dengan adanya peningkatan devisa.
Selain itu, hal ini juga membuka kembali peluang untuk meningkatkan perekonomian di beberapa tempat yang ramai wisatawan.
Kesempatan ini juga dinilai dapat menarik kembali investor asing yang ingin berkontribusi dalam mengembangkan sektor pariwisata di Indonesia.