Cara Menguji Ketahanan Produk Makanan dan Minuman untuk Bisnis

Menjadi pelaku bisnis dalam bidang industri pangan bisa menjadi salah satu langkah terbaik untuk membangun masa depan yang cemerlang.

Pasalnya, bisnis di bidang makanan dan minuman memang memiliki potensi sukses yang cukup besar.

Beberapa pelaku usaha di bidang ini bahkan melakukan proses produksi sendiri dengan tetap memperhatikan mutu pangan.

Untuk mengembangkan bisnis makanan dan minuman ke tahap yang profesional, kamu harus mematuhi beberapa aturan dan standar terkait mutu pangan.

Perlu diketahui bahwa produk pangan yang dijual harus memiliki izin edar sebagai bukti layak konsumsi. 

Produk makanan dan minuman layak dikonsumsi jika memenuhi beberapa faktor.

Salah satunya adalah memiliki ketahanan yang baik.

Maka dari itu, perlu dilakukan uji ketahanan untuk menilai seberapa lama produk makanan dan minuman tersebut bisa bertahan sebelum dikonsumsi.

Lalu, apa itu uji ketahanan dan bagaimana cara melakukannya?


Mengenal Uji Ketahanan untuk Menentukan Umur Simpan Produk

Uji ketahanan atau uji stabilitas (stability testing) merupakan pengujian yang dilakukan untuk menentukan tanggal ‘expired date’ atau ‘best before’ terhadap produk makanan dan minuman kemasan.

Pengujian ini dilakukan dengan beberapa metode sesuai dengan standar yang berlaku.

Meski produk makanan dan minuman terlindungi dari udara luar karena telah menggunakan kemasan, namun ketahanan produk tersebut akan menurun seiring dengan berjalannya waktu.

Maka dari itu, perlu dilakukan uji ketahanan sebelum dan sesudah pengemasan produk makanan atau minuman.

Umur simpan produk pangan (shelf life) sendiri merupakan rentang waktu yang dihitung dari proses produksi, distribusi produk, hingga produk dikonsumsi pada kondisi layak konsumsi sesuai dengan kualitas mutu yang dijanjikan.

Umur simpan harus dicantumkan pada bagian label kemasan atau yang sering kita sebut sebagai tanggal kadaluwarsa produk. 

Menentukan umur simpan sebuah produk pangan tidak bisa dilakukan secara sembarangan.

Uji ketahanan produk membutuhkan serangkaian metode pengujian serta pengolahan data yang dilakukan sesuai dengan standar di laboratorium.

Umumnya, pengujian terhadap umur simpan produk dilakukan berdasarkan laju penurunan mutu produk.

Perlu diketahui bahwa produk pangan seperti makanan dan minuman akan mengalami penurunan mutu, baik cepat atau lambat.

Jika laju penurunan mutu semakin besar, maka semakin cepat pula umur simpannya. Begitu pula sebaliknya.


Cara Menguji Ketahanan Produk Makanan dan Minuman

1. Daftarkan Produk di Lembaga Terpercaya

Jika kamu masih mengelola produk pangan dalam skala rumahan, mungkin kamu belum bisa melakukan uji mutu produk sendiri.

Namun, tidak perlu khawatir.

Saat ini, sudah ada banyak lembaga terpercaya yang menawarkan jasa pengujian mutu produk pangan.

Lembaga ini akan mempermudah kamu untuk mengetahui masa simpan produk tanpa perlu melakukan pengujian sendiri.

Cara mendaftarkan produk untuk diuji ketahanannya juga tidak sulit.

Kamu hanya perlu menyiapkan beberapa dokumen yang dibutuhkan.

Selain itu, kamu juga harus memberikan sampel produk yang akan diuji.

Apalagi, saat ini proses pendaftaran produk juga bisa dilakukan secara online, sehingga sangat mudah dan cepat diproses.

Setelah mendaftarkan produk, maka nantinya produk tersebut akan diuji menggunakan skala laboratorium oleh tenaga ahli yang sudah profesional di bidangnya.

Hasil uji laboratorium masih harus diolah datanya untuk mendapatkan data akurat yang sesungguhnya.

2. Pengujian Produk di Laboratorium

Ketahanan produk pangan hanya bisa ditentukan melalui uji laboratorium.

Biasanya, produsen pangan menggunakan jasa pengujian mutu pangan di lembaga yang profesional dan terpercaya.

Lembaga pengujian mutu produk pangan akan melakukan uji ketahanan produk dengan metode yang sesuai dengan jenis sampel yang diuji. 

Nah, salah satu metode yang umum digunakan untuk menentukan umur simpan produk di laboratorium adalah Accelerated Shelf-Life Testing (ASLT).

Metode ini dilakukan dengan menyimpan produk di lingkungan yang dapat menyebabkan produk cepat rusak, baik pada kondisi kelembaban, atau suhu ruang penyimpanan yang tinggi.

Metode ASLT yang umum dilakukan di laboratorium pengujian mutu produk adalah sebagai berikut:

  • Metode ASLT Model Arrhenius

Metode ini banyak diaplikasikan untuk pendugaan umur simpan produk makanan atau minuman yang mudah rusak akibat reaksi kimia.

Mulai dari reaksi oksidasi lemak, denaturasi protein, reaksi maillard, dan reaksi kimia lainnya.

Umumnya, laju reaksi kimia akan meningkat pada suhu yang semakin tinggi.

Artinya, penurunan mutu produk juga akan semakin cepat terjadi.

Nah, beberapa produk yang bisa ditentukan umur simpannya menggunakan metode ASLT model Arrhenius ini adalah susu UHT, makanan kaleng steril komersial, produk snack/chip, frozen meat, jus buah, mi instan, dan produk pangan lain dengan kandungan lemak atau gula pereduksi yang tinggi.

  • Metode ASLT Model Kadar Air Kritis

Penyebab lain yang bisa merusak kualitas produk pangan adalah penyerapan air oleh produk tersebut selama penyimpanan.

Beberapa produk pangan yang bisa mengalami kerusakan akibat penyerapan air adalah produk kering.

Di antaranya adalah krupuk, biskuit, permen, dan lain-lain.

Kerusakan produk bisa diamati berdasarkan penurunan kerenyahan dan kekerasan serta meningkatnya penggumpalan atau kelengketan.

Nah, model yang cocok digunakan untuk pendugaan umur simpan produk pangan yang lebih mudah rusak karena penyerapan air adalah model kadar air kritis.

Hasil data percobaan yang telah diperoleh nantinya bisa digunakan untuk mensimulasi umur simpan produk tersebut dengan kelembaban relatif ruangan penyimpanan yang berbeda dan permeabilitas kemasan yang berbeda.

3. Cantumkan Masa Simpan Produk pada Kemasan

Setelah melakukan pengujian ketahanan terhadap produk, kamu akan mendapatkan data berupa masa simpan produk.

Data tersebut berupa kapan tanggal kadaluarsa dari produk yang diuji.

Data tersebut harus dicantumkan pada label kemasan produk guna memberikan informasi kepada konsumen.

Nantinya, konsumen bisa mengecek apakah produk tersebut masih layak konsumsi atau tidak setelah sampai di tangan mereka.

Keterangan terkait tanggal kadaluarsa atau masa simpan produk pangan adalah informasi yang harus dicantumkan oleh semua produsen pada label kemasan produk.

Hal ini sangat penting dilakukan karena berkaitan dengan keamanan produk pangan serta menjamin mutu produk setelah sampai di tangan konsumen.

Kewajiban ini tercantum dalam Undang-Undang Pangan No. 7 Tahun 1996 dan PP No 69 tahun 1999.

Berdasarkan peraturan tersebut, semua produsen produk makanan atau minuman wajib mencantumkan tanggal kadaluarsa.

Jangan sampai ada konsumen yang mengalami kerugian karena mendapatkan produk pangan yang sudah tidak layak konsumsi karena tidak adanya informasi terkait tanggal kadaluarsa.

Apalagi, jika sampai menyebabkan masalah kesehatan.


Nah, itu dia cara melakukan uji ketahanan produk makanan dan minuman untuk bisnis.

Dengan melakukan pengujian umur simpan produk, kamu bisa memberikan informasi kepada konsumen terkait rentang waktu yang baik untuk mengkonsumsi produk tersebut.

Adanya tanggal kadaluwarsa pada kemasan produk juga akan membuat produk bisnis kamu semakin profesional dan terpercaya.

Dapatkan berbagai informasi seputar Investasi & Keuangan Pribadi lainnya hanya di KoinWorks.

Tentang Penulis
Selma Kirana

Selma Kirana

Aspiring story-teller. A former journalist being lovestruck in finance industry.
Kalkulator finansial untuk hitung kebutuhan kamu

Hitung semua keperluan finansial kamu cukup di satu tempat

Punya uang Rp.100 Ribu? Mulai pendanaan sekarang dan dapatkan keuntungan hingga 14,5%.