Missionary selling adalah salah satu dari beberapa teknik dalam penjualan personal.
Beberapa teknik lainnya adalah trade selling, technical selling, new business selling, responsive selling, dan beberapa lainnya.
Setiap teknik memiliki cara tersendiri untuk mencapai target penjualan optimal. Hal lain yang membedakan adalah bahwa penerapan teknik penjualan ini umumnya menyesuaikan dengan produk pada industri terkait.
Pada artikel ini akan fokus untuk mengulas mengenai missionary selling yang umum dalam industri farmasi.
Teknik ini rupanya telah sukses mengantar industri ini untuk mendapatkan para pelanggan tetap yang loyal.
Daftar Isi
Apa Itu Missionary Selling?
Sebagai salah satu teknik penjualan, missionary selling tentu memiliki target besar yang sama dengan teknik lainnya, yaitu menjual produk sebanyak-banyaknya.
Namun, terdapat hal mendasar yang membuat teknik ini berbeda.
Dalam missionary selling, produsen tidak menjual langsung pada konsumen maupun distributor.
Yang produsen lakukan adalah mengenalkan produk kepada pihak-pihak yang mempunyai pengaruh untuk keputusan pembelian yang konsumen lakukan.
Kata lain untuk menjelaskannya, yaitu bahwa missionary selling adalah proses penjualan dengan strategi marketing tidak langsung.
Lantas, bagaimana produsen melaksanakan teknik penjualan ini?
Terdapat beberapa orang yang terlibat.
Orang-Orang yang Terlibat dalam Missionary Selling
Dalam proses penjualan dengan teknik misionaris ini, terdapat setidaknya dua orang atau pihak yang terlibat, yaitu detailman dan orang yang berpengaruh pada keputusan pembelian.
Berikut penjelasan lengkapnya:
Detailman
Detailman pada dasarnya adalah tenaga marketing dari produsen.
Namun, tugasnya bukanlah mempromosikan barang tersebut secara langsung kepada target pasar atau konsumen akhir.
Detailman bertugas untuk menjelaskan secara rinci sebuah produk. Terutama, terkait dengan berbagai keunggulan serta ketentuan yang melekat pada produk tersebut. Target dari para detailman adalah orang-orang yang mempunyai pengaruh.
Mempunyai pengaruh dalam arti bahwa konsumen akhir kemudian akan melakukan keputusan pembelian atas pengaruh orang tersebut.
Baca juga:
4 Cara Melakukan Analisis Kompetitor, Wajib Tahu sebelum Memulai Bisnis
Pengambil Keputusan Pembelian
Sedangkan pihak yang kedua adalah orang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen akhir.
Dapat dikatakan bahwa orang ini memiliki keunggulan tertentu yang signifikan, sehingga mudah untuk mendorong konsumen.
Secara umum, pihak ini tidak terikat kontrak dengan pihak produsen.
Namun biasanya, pihak ini memiliki kerjasama dengan para detailman.
Missionary Selling dalam Industri Farmasi
Seperti telah disebutkan sebelumnya, pada teknik missionary selling adalah teknik yang umum dalam industri farmasi.
Terutama, pada obat-obat yang tidak dijual secara bebas, produsen akan menggunakan strategi ini.
Detailman dalam industri farmasi memiliki istilah tersendiri, yaitu detailer atau medical sales representative.
Tugas detailer adalah menjelaskan tentang produk kepada para dokter dan terkadang juga melakukan order taker.
Sedangkan peran dokter adalah sebagai pihak yang mempengaruhi keputusan pembelian melalui penulisan resep. Dimana, para pasien adalah konsumen akhir yang sebenarnya adalah target pasar industri farmasi.
Berdasar data pada tahun 2021, beberapa perusahan farmasi telah berhasil menjelma menjadi perusahaan raksasa melalui jalur ini, yaitu meroketnya penjualan melalui penulisan resep.
Perusahaan tersebut antara lain adalah Pfizer, AbbVie, Novartis, serta Johnson & Johnson. Pfizer bahkan berhasil menyabet gelar perusahaan farmasi terbesar pada 2021 berdasar Laporan Pharmaceutical Executive 2022.
Hal ini tentu tak mengherankan, sebab selama pandemi Covid-19, Pfizer adalah salah satu produsen vaksin. Vaksin dari Pfizer banyak diresepkan oleh para dokter di banyak negara.
Menerapkan Missionary Selling pada Bidang Bisnis Lain
Pada dasarnya, missionary selling adalah teknik penjualan yang umum. Dalam arti, tidak hanya dapat kamu terapkan dalam penjualan obat-obatan. Teknik ini juga dapat kamu coba untuk menjual produk jenis lain. Berikut ini contohnya:
Industri Kecantikan
Contoh pertama adalah bagaimana menerapkan teknik penjualan ini dalam industri kecantikan. Khususnya, dalam penjualan produk skincare maupun kosmetik.
Baca Juga:
https://koinworks.com/strategi-bisnis/kosmetik/media-sosial-bisnis-kosmetik/
Dalam industri ini, pihak yang mempunyai pengaruh misalnya adalah industri salon kecantikan. Maka, detailman dari produsen dapat melakukan pengenalan produk kepada pemilik salon sebagai orang yang berpengaruh pada para pelanggannya.
Sebagai contoh adalah Laris Love Salon yang berlokasi di Jakarta. Salon ini menggunakan produk dari MATRIX dan BIOLAGE. Penggunaan produk ini tentu dapat mendorong konsumen turut membeli untuk keperluan pribadi
Industri Pariwisata
Contoh kedua adalah menerapkan missionary selling pada industri pariwisata. Pada industri ini, contoh paling mudah adalah dalam hal penjualan oleh-oleh khas daerah.
Produsen oleh-oleh dapat bekerjasama dengan pihak travel.
Pihak travel, dalam missionary selling adalah sebagai orang yang berpengaruh untuk pengambilan keputusan para wisatawan yang tidak lain adalah target pasar produsen oleh-oleh.
Dengan mengenalkan produk pada pihak travel, maka pihak travel dapat mengarahkan para wisatawan untuk membeli produk tersebut. Produsen oleh-oleh di Yogyakarta banyak menerapkan strategi ini.
Sudah Paham Terkait Missionary Selling?
Kelebihan utama dari teknik missionary selling ini adalah bahwa melalui 1 orang yang berpengaruh, produsen dapat memenangkan banyak konsumen sekaligus.
Tak hanya itu, semakin berpengaruh pihak tersebut, maka semakin mungkin konsumen menjadi pelanggan yang loyal.
Jadi, teknik ini layak untuk segera kamu coba.
Dengan demikian, pemahaman lengkap terkait missionary selling adalah modal awal untuk menerapkannya dalam bidang industri yang kamu tekuni.