Bank Indonesia (BI) baru-baru ini merilis laporan yang menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam proses pemulihan ekonomi di antara kelompok rumah tangga kelas menengah-atas dan kelas menengah-bawah pasca pandemi. Laporan tersebut mencerminkan bagaimana daya beli dan pengeluaran konsumen dari berbagai lapisan masyarakat berperan dalam mempercepat atau memperlambat pemulihan ekonomi secara keseluruhan.
Daftar Isi
Pemulihan Ekonomi yang Tidak Merata
Dalam laporan tersebut, tercatat bahwa rumah tangga kelas menengah-atas mengalami pemulihan yang lebih cepat dibandingkan dengan kelas menengah-bawah. Pengeluaran konsumsi rumah tangga kelas menengah-atas tumbuh signifikan sebesar 5,6%, yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan konsumsi nasional. Sebaliknya, rumah tangga kelas menengah-bawah mengalami pertumbuhan konsumsi yang lebih lambat, hanya 2,3%, karena keterbatasan daya beli akibat tekanan ekonomi yang lebih besar.
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pemulihan pendapatan yang tidak merata di sektor formal dan informal, serta keterbatasan akses ke kredit dan insentif bagi kelompok masyarakat yang lebih rentan secara ekonomi. BI juga menyoroti bahwa tingkat inflasi yang masih di atas target mempengaruhi daya beli, terutama di kalangan kelas menengah-bawah yang lebih sensitif terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok.
Inflasi dan Daya Beli
Laporan BI juga menyoroti bahwa meskipun inflasi Indonesia sudah turun dari puncaknya di tahun 2022, angka inflasi inti masih berada di kisaran 3,2%. Hal ini tetap menjadi tantangan bagi kelompok berpenghasilan rendah, yang lebih rentan terhadap kenaikan harga bahan pokok dan jasa. Sementara itu, kelompok menengah-atas mampu menyesuaikan pengeluaran mereka dengan lebih fleksibel, beralih ke konsumsi barang dan jasa non-pokok yang lebih berkualitas.
Langkah Bijak Bagi Konsumen di Tengah Kesenjangan Pemulihan
Dengan adanya kesenjangan dalam proses pemulihan ini, ada beberapa langkah bijak yang bisa diambil oleh konsumen, khususnya kelompok kelas menengah-bawah yang lebih terdampak:
- Pengelolaan Keuangan yang Lebih Ketat: Di tengah kenaikan harga dan inflasi yang masih tinggi, sangat penting bagi konsumen untuk lebih berhati-hati dalam mengelola pengeluaran. Prioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan pokok dan hindari konsumsi barang-barang yang tidak mendesak.
- Mencari Sumber Penghasilan Tambahan: Untuk menambah daya beli, konsumen dapat mempertimbangkan untuk mencari peluang penghasilan tambahan, baik melalui pekerjaan sampingan, usaha kecil, atau memanfaatkan keterampilan yang dimiliki untuk mendapatkan pendapatan tambahan.
- Memanfaatkan Insentif Pemerintah: Dalam situasi ini, penting bagi konsumen untuk memanfaatkan segala bentuk bantuan atau insentif yang disediakan oleh pemerintah, seperti subsidi pangan atau bantuan sosial. Hal ini bisa membantu meringankan beban pengeluaran sementara daya beli masih rendah.
- Berinvestasi Secara Bijak: Meski dalam kondisi ekonomi yang sulit, konsumen masih bisa mempertimbangkan untuk melakukan investasi kecil yang berpotensi memberikan keuntungan dalam jangka panjang, seperti emas atau produk reksa dana dengan risiko rendah.
- Mengendalikan Utang: Menghindari utang konsumtif merupakan langkah penting untuk menjaga kestabilan keuangan. Utang konsumtif yang tidak terkendali justru dapat menambah beban, terutama ketika suku bunga kredit tetap tinggi di tengah inflasi.
Kesenjangan dalam pemulihan ekonomi ini mengingatkan kita bahwa setiap kelompok masyarakat menghadapi tantangan yang berbeda-beda dalam mengelola keuangan. Bagi kelas menengah-bawah, langkah pengelolaan keuangan yang bijak akan menjadi kunci untuk tetap bertahan dan merespons perubahan ekonomi dengan lebih baik. Sementara itu, kelas menengah-atas yang sudah pulih lebih cepat juga perlu terus berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi melalui konsumsi yang lebih berkualitas.
Dengan demikian, baik kelas menengah-atas maupun bawah perlu bijak dalam menyikapi situasi ini untuk menjaga keseimbangan antara konsumsi, tabungan, dan investasi demi kestabilan finansial yang lebih baik di masa depan.