Ini 7 Strategi OJK dalam Memperluas Akses Keuangan Bagi Masyarakat dan UMKM – Berkembangnya industri Fintech di Indonesia seperti sekarang ini mengundang antusiasme yang tinggi di kalangan masyarakat.
Selain itu, hadirnya perkembangan teknologi di dunia keuangan dapat menjawab berbagai masalah, terutama akses terhadap keuangan, sehingga mendorong inklusi keuangan.
Demi mendorong perluasan akses terhadap keuangan, OJK kini tengah menyiapkan sekitar 7 strategi dalam memperluas akses keuangan bagi masyarakat dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di daerah-daerah.
Perluasan akses keuangan ini dilakukan guna mendorong kontribusi sektor jasa keuangan terhadap pemerataan dan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad, peran ekonomi domestik harus diperkuat demi mengantisipasi lambatnya pemulihan global.
Selain itu menurut beliau, penyebaran sentra pertumbuhan juga harus dipercepat agar hasil pembangunan dapat dinikmati secara lebih merata.
Sementara, ketahanan dan stabilitas sistem keuangan mutlak diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan terhadap prospek dan fundamental ekonomi Indonesia.
7 Strategi OJK dalam Memperluas Akses Keuangan Bagi Masyarakat dan UMKM
1. Optimalisasi Program Kerja
Strategi pertama yang tengah disiapkan OJK adalah optimalisasi program kerja yang telah digagas bersama industri jasa keuangan, pemerintah, dan Bank Indonesia (BI).
Program tersebut antara lain program Laku Pandai, Simpanan Pelajar, Jaring, asuransi pertanian dan ternak, asuransi nelayan, dan penjaminan kredit UMKM serta program pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan pembiayaan lainnya.
2. Perluasan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR)
KUR akan lebih diarahkan pada sektor-sektor produktif dan lebih menyebar ke berbagai daerah melalui perluasan pihak-pihak yang dapat menyalurkannya.
Perlu diketahui, KUR selama ini lebih dominan disalurkan bagi sektor perdagangan sekitar 66,8% dan masih fokus di Pulau Jawa.
3. Memperluas & Mengoptimalkan peran TPAKD
Sekarang ini, telah dibentuk sekitar 45 Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) di seluruh Indonesia, dari tingkat kabupaten/kota hingga provinsi.
Tahun ini, OJK akan meresmikan 41 TPAKD, 6 TPAKD di tingkat provinsi, dan 35 TPAKD di tingkat Kabupaten/Kota.
4. Mengembangkan Model Pembiayaan Fintech
Strategi selanjutnya adalah dengan terus mengembangkan model pembiayaan teknologi keuangan (Fintech) demi memperluas akses masyarakat terhadap keuangan.
Menjelang akhir tahun 2016 lalu, OJK sudah menerbitkan peraturan resmi yang mengatur layanan pinjam meminjam yang berbasis teknologi informasi yang lebih dikenal dengan istilah peer to peer lending.
Baca Juga:
https://koinworks.com/peraturan-peer-peer-lending-ojk/
Peraturan tersebut tentu mampu membangkitkan kepercayaan masyarakat dalam menggunakan jasa keuangan berbasis P2P Lending seperti yang disediakan oleh KoinWorks karena aktivitas pinjam meminjam melalui teknologi keuangan (P2P Lending) telah dilegalkan oleh OJK.
Selain itu, layanan P2P Lending dapat meningkatkan akses masyarakat yang selama ini belum tersentuh oleh lembaga keuangan tradisional terhadap keuangan.
5. Mendorong Perbankan dalam Menyalurkan Kredit
OJK ingin mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit ke sektor-sektor yang produktif dan menggali potensi penyaluran kredit ke berbagai daerah yang potensial, tapi terbatas akses keuangannya.
Menurut Muliaman, OJK memproyeksikan pertumbuhan kredit sebesar 9 -12% pada tahun 2017 ini. Beberapa sektor ekonomi yang meliputi perdagangan, industri pengolahan, pertanian, hingga real estate diharapkan mampu menjadi motor penggerak pertumbuhan.
6. Mengoptimalisasi Peran Bank Pembangunan Daerah (BPD)
Strategi berikutnya, OJK akan mengoptimalisasi peran BPD untuk pembangunan daerah. Menurut Muliaman, sebagian besar kredit BPD masih didominasi oleh kredit konsumsi.
Total aset yang dimiliki oleh seluruh BPD mencapai Rp 525 triliun. Dengan total aset tersebut, BPD memiliki peran sangat signifikan dalam mendorong pembangunan ekonomi daerah.
Muliaman jjuga mengungkapkan bahwa OJK akan mendorong kerja sama antara BPD dengan bank-bank BUMN serta perusahaan penjaminan daerah, sehingga meningkatkan kapasitas BPD.
7. Meningkatkan Peran Pasar Modal sebagai Sumber Pembiayaan Ekonomi Jangka Panjang
Strategi ketujuh yang disiapkan OJK adalah meningkatkan peran pasar modal sebagai sumber pembiayaan ekonomi dalam jangka panjang.
OJK menargetkan 21 emiten baru akan melakukan penawaran umum perdana (IPO) dan 60 emiten yang sudah ada melakukan fund raising dengan total nilai penawaran umum yang diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2016 lalu.
Ketua OJK menjelaskan bahwa berbagai kebijakan telah disiapkan oleh OJK demi mendukung tujuh strategi tersebut. Dukungan tersebut dengan menyederhanakan dan memudahkan proses penawaran umum melalui registrasi elektronik.
Dengan cara tersebut, setiap perusahaan, khususnya perusahaan di daerah dan UKM, lebih mudah memperoleh pembiayaan dari pasar modal.
Dikutip dari Republika