Koinworks Membantu UKM Indonesia Pulih dari Pandemi COVID-19

koinworks bantu UKM Indonesia

 

Pandemi COVID-19 membuat eksistensi dari jutaan usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia terancam, hal ini adalah salah satu tragedi terbesar yang terjadi selama pandemi karena luasnya kontribusi sektor tersebut terhadap perekonomian Indonesia.

Sebagai pengaruh dari COVID-19, International Monetary Fund (IMF) memperkirakan ekonomi Indonesia akan kontraksi 0,3% tahun ini.

Hal ini akan membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan karena pandemi yang menyerang supply dan demand.

Pemerintah memperkirakan PDB akan kontraksi hingga 0,4% dalam skenario terburuk atau tumbuh setinggi 1% dalam skenario baseline.

UKM dianggap penting untuk keberhasilan ekonomi Indonesia di masa depan, karena mereka telah berkembang pesat selama dekade terakhir, dan berkontribusi pada sekitar 97% lapangan kerja di negara ini.

Pemerintah telah menyusun paket stimulus senilai 695,2 triliun rupiah untuk mencegah kemerosotan ekonomi dengan memfokuskan paket stimulus pada kesehatan, transfer tunai dan bantuan untuk UKM, dan insentif pajak, stimulus untuk korporasi dan lainnya. Namun, ancaman resesi ekonomi yang disebabkan oleh krisis Covid-19 ini tidak dapat dipulihkan hanya dengan bantuan pemerintah.

Kendala utama yang menghambat pemulihan ekonomi untuk usaha kecil dan menengah ialah tantangan pada implementasinya.

Penyaluran stimulus baru hanya mencapai 24.4 persen dari total 123,46 triliun rupiah yang dialokasikan untuk UKM sampai dengan 5 Agustus 2020, lima bulan setelah dimulainya wabah virus corona di Indonesia, berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan new normal, UKM membutuhkan financial technology (fintech) agar operasi bisnis terus berjalan.

Perusahaan-perusahaan teknologi keuangan juga memberikan bantuan kepada UKM untuk menghindari resiko kebangkrutan.

Koinworks sebagai Super Financial App pertama di Indonesia terus beroperasi untuk mendukung bisnis yang mengalami cash flow negatif melalui kerja sama Koinworks dengan platform e-commerce seperti Tokopedia, Bukalapak dan Shopee untuk mendukung UKM di situs e-commerce dengan program pembiayaan kredit.

Koinworks mencatat kenaikan hampir 30% dalam aplikasi pinjaman selama paruh pertama tahun ini.

Koinworks Chief Marketing Officer Jonathan Bryan mengatakan “perusahaan telah meningkatkan upayanya untuk memberikan pinjaman bagi bisnis agar mereka dapat mencapai potensi maksimal mereka melalui pembiayaan yang adil dan menguntungkan. Kami juga memastikan bahwa prioritas pinjaman akan diberikan kepada peminjam dalam lini bisnis krusial, seperti produsen masker wajah dan peralatan perlindungan diri, serta juga bisnis di industri makanan dan minuman, serta industri fashion. Kami ingin memastikan bahwa mereka dapat selamat selama masa pandemic Covid-19 ini.”

Selain membantu bisnis bertahan dari pandemi, Koinworks telah meraih kepercayaan dari banyak individu dan pemerintah daerah.

Perusahaan mencatat peningkatan setinggi 41 persen dalam total pengguna selama paruh pertama tahun ini.

Selain itu, Koinworks juga menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah DKI Jakarta untuk memberikan pinjaman modal kerja kepada lebih dari 13.000 UKM di Jakarta.

“UKM rata-rata meminjam sekitar 400 juta rupiah hingga 500 juta rupiah melalui Koinworks, dimana mereka menggunakan uang tersebut untuk membeli barang, bahan baku, membayar gaji karyawan dan pengembangan bisnis.

Beberapa mitra kami yang dapat beradaptasi dan menyesuaikan bisnis mereka selama pandemi ini bahkan berhasil meningkatkan pendapatan hingga 300 persen,” lanjut Jonathan.

Perusahaan fintech telah membuat akses jasa keuangan di Indonesia menjadi lebih cepat dan lebih mudah untuk didapatkan UKM melalui praktik underwriting yang inovatif dan sistem penilaian risiko berdasarkan data digital.

Pendekatan online-first yang menjadi DNA dari fintech membuat fintech menjadi yang terbaik untuk membantu UKM di Indonesia dalam mengakses pinjaman yang mereka butuhkan dalam menghadapi rintangan seperti saat ini karena perusahaan fintech, termasuk Koinworks, melayani populasi yang tidak diakses perbankan sehingga meningkatkan inklusi keuangan disaat yang krusial seperti saat ini.

“Fintech dapat memainkan peran penting dalam membantu pemerintah di proses pemulihan dari krisis ekonomi ini. Dengan membuat aplikasi pinjaman pada fintech, UKM dapat mengakses komunitas lenders yang bersedia mendukung bisnis mereka. Pendekatan ini memangkas proses yang sebelumnya menjadi penghambat pertumbuhan UKM,” imbuh Jonathan.

Bank Indonesia juga menyoroti peran penting fintech dalam mendorong pemulihan ekonomi, terutama untuk memperluas akses UKM ke produk dan layanan keuangan yang ada di Indonesia.

Sementara itu, menurut Survei Inklusi Keuangan, yang diterbitkan oleh Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) tahun lalu, perusahaan fintech telah meningkatkan inklusi keuangan di negara ini dengan memberi lebih banyak orang akses ke layanan keuangan.

Berkat fintech, ribuan UKM di Indonesia dapat mengakses pinjaman modal kerja yang sangat dibutuhkan pada waktu sulit seperti saat ini ketika dunia dilanda pandemic COVID-19.

“Saat ini, kami telah menolong hampir 150.000 UKM dalam bentuk pembiayaan sehingga mereka dapat selamat dari pandemi. Diperlukan waktu agar UKM beralih ke pembiayaan digital, tetapi fintech telah membuktikan bahwa akan terus memainkan peran besar dalam memperkuat pemulihan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi kedepannya,” tambah Jonathan.

Koinworks berkomitmen untuk memperluas produk dan jasa keuangan perusahaan, seperti dengan cara menyediakan platform agar masyarakat dapat berinvestasi emas dan reksa dana, sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk terus memenuhi kebutuhan pelanggan untuk mendiversifikasi aset keuangan mereka.

Pada paruh pertama tahun ini, Koinworks telah memperoleh dana 20 juta US dollar dari Quona Capital, EV Growth dan Saison Capital, dan banyak lagi investor lain, untuk membiayai ekspansi bisnis perusahaan.

Sampai bulan Juni, Koinworks telah menyediakan restrukturisasi kredit untuk sekitar 5% dari penerima pinjaman yang terkena dampak pandemi.

 

Artikel Terkait

Bacaan pilihan untuk kamu, para pejuang mimpi