Cara Menghitung Return on Investment (ROI) – Dalam dunia perekonimian, ada yang meminjam dan ada pula pihak yang dipinjamkan.
Bila Anda merupakan pihak peminjam atau debitur, maka uang yang Anda pinjam itu harus dikembalikan beserta dengan bunga pinjaman yang telah dihitung dari dana yang Anda bawa.
Sama halnya dengan masalah peminjaman, investasi pun memiliki perhitungannya sendiri yang disebut dengan ROI atau Return on Investment.
Dalam bahasa Indonesia, ROI adalah tingkat pengembalian dana investasi yang diberikan pada nasabah atau seseorang yang menanamkan modalnya.
Dalam isitilah bisnis, ROI merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentiifikasi adanya potensi rasio keuangan yang diperoleh selama melakukan investasi.
Bagi eksekutif maupin manajer memandang bahwa ROI adalah sebuah proyek maupun usaha karena ROI akan menunjukkan seberapa sukses usaha yang dijalankan tersebut.
Cara Menghitung Return on Investment (ROI)
Nilai dari ROI sendiri akan langsung menunjukkan peningkatan efisiensi dan juga keuntungan maksimal. Bahkan setiap pengeluaran apapun yang dilakukan oleh perusahaan bisa dihitung dengan ROI.
Segala macam aktivitas yang dilakukan oleh kantor mulai dari merekrut tambahan tenaga kerja, menciptakan media promosi iklan yang menarik dan sebagainya akan dihitung dalam ROI. Namun ditemukan berbagai kasus jika ROI digunakan dalam menentukan besaran dari nilai investasi yang telah dilakukan.
Sebagai contoh ada investor yang ingin mengetahui besarnya potensi ROI yang akan mereka peroleh sebelum benar-benar menanamkan modal di perusahaan tersebut.
Dalam menghitung perolehan nilai investasi yang mungkin Anda dapatkan, maka dibutuhkan pembagian pendapatan yang diterima perusahaan per tahunnya atau bisa juga dengan menghitung keuntungan investasi yang diperoleh saat ini.
Adanya ROI juga bisa digunakan sebagai penjelasan opportunity cost. Sebagai contohnya apabila seseorang melakukan investasi pada bursa saham, maka mereka secara otomatis akan mengharapkan pengembalian dana setiap tahunnya sebanyak lima persen.
Para investor berpendapat bila mereka meletakkan jumlah uang sama kepada perusahaan, maka setidaknya mereka memperoleh hasil yang sama pula atau bahkan sedikit lebih banyak.
Salah satu cara untuk menghitung ROI adalah dengan membagi return atau laba bersih dengan jumlah dana yang diinvestasikan kemudian dikalikan seratus.
Atau, rumus menghitung ROI adalah:
Return/laba bersih investasi : Dana yang diinvestasikan x 100
Cara lainnya adalah mengurangi jumlah keuntungan dengan jumlah investasi terlebih dahulu lalu hasilnya dibagi lagi dengan biaya investasi.
Sebagai contohnya, misalkan saja Anda melakukan investasi pada perusahaan dengan nilai Rp 1 juta lalu keuntungan yang diterima dari investasi adalah Rp 1.100.000, maka nilai dari ROI adalah 1,1.
Pendapatan yang akan diterima bisa berupa banyak hal baik itu arus kas yang akan diterima dalam periode tertentu maupun penghasilan yang bernilai atau berjumlah besar dan sering disebut lumpsum.
Di beberapa kasus investasi lainnya, jumlah dana yang diterima bisa disebut sebagai yield. Namun contoh ini lebih rumit lagi perhitungan sehingga harus diperhatikan dengan seksama.
Misalkan, Bapak Adi membeli sebuah hunian berupa rumah dengan yang bernilai Rp 500 juta dan bapak Adi telah membayar DP atau uang muka sebesar Rp 100 juta.
Lalu rumah bapak Adi ternyata disewa oleh sebuah perusahaan dan secara otomatis bapak Adi akan memperoleh pendapatan dari perusahaan tersebut senilai Rp 15 juta per tahun.
Maka perhitungan ROI adalah 15% yang diperoleh dari Rp 15 juta dibagi Rp 100 juta sebagai DP rumah sebelumnya.
Namun seringkali pemilik bisnis itu selalu salah paham dengan jumlah aktual dari investasi dan kesalahan umum yang paling sering dilakukan adalah tidak menyertakan adanya nilai waktu atau waktu dari staf mereka sebagai perhitungan investasi.
Perhitungan investasi itu harus bisa mencakup semua nilai dari sumber daya yang ada dan bukan hanya segi pengeluaran maupun pemasukan saja.
Ketika Anda hendak menginvestasikan dana yang Anda miliki pada suatu perusahaan, maka Anda mempunyai banyak waktu untuk memikirkan dan mempertimbangkan banyak hal akan perusahaan itu. Tentu saja pemikirannya pun membutuhkan waktu yang sangat lama agar kesalahan dapat diminimalisir.
Jangan pernah berinvestasi dalam perusahaan yang sepertinya tidak sehat. Tidak sehat disini artinya adalah mereka membutuhkan modal karena sepertinya berada di ambang kebangkrutan.
Bila perusahaan itu tidak sehat, maka kerugian akan Anda terima nantinya. Karenanya investasi memang sedikit lebih rumit dibandingkan dengan menghitung bunga pinjaman sehingga Anda benar-benar harus jeli untuk melihat celah dan juga kesempatan.
Nah itulah cara menghitung return on investment. Bagaimana pendapat Anda?