Dampak Pemilihan Presiden AS 2024 Terhadap Ekonomi Global dan Indonesia

Menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) pada 2024, dinamika ekonomi global semakin terpengaruh oleh ketidakpastian politik di negara adidaya tersebut. Dua calon utama dalam pemilihan ini, Donald Trump dari Partai Republik dan Kamala Harris dari Partai Demokrat, membawa visi kebijakan ekonomi yang berbeda. Masing-masing calon menawarkan pendekatan berbeda terhadap kebijakan luar negeri, perdagangan, dan hubungan ekonomi global, yang akan memiliki dampak signifikan, tidak hanya bagi AS tetapi juga ekonomi global, termasuk Indonesia.

Kondisi Ekonomi Global Menjelang Pemilihan

Saat ini, ekonomi global sedang mengalami tekanan dari berbagai faktor, termasuk inflasi yang tinggi, ketidakpastian pasar energi akibat konflik geopolitik, serta kebijakan moneter ketat dari berbagai bank sentral besar, termasuk Federal Reserve AS (The Fed). Kenaikan suku bunga The Fed yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir telah memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Imbas dari kebijakan ini sangat terasa di negara-negara berkembang, yang harus berjuang dengan nilai tukar yang fluktuatif, biaya utang yang meningkat, serta aliran modal yang cenderung kembali ke negara maju.

Menjelang pemilihan presiden AS 2024, ketidakpastian politik di AS dapat semakin memperburuk ketidakstabilan ini. Kondisi ekonomi global yang sudah rapuh dapat semakin bergejolak, karena pasar keuangan cenderung bereaksi keras terhadap perubahan atau spekulasi politik di AS. Stabilitas ekonomi AS, sebagai salah satu perekonomian terbesar dunia, sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi global. Ketidakpastian mengenai siapa yang akan memimpin AS pada periode berikutnya akan memengaruhi kepercayaan investor, perdagangan global, dan hubungan bilateral dengan negara lain, termasuk Indonesia.

Dampak Terhadap Indonesia

Indonesia sebagai negara berkembang yang sangat terintegrasi dalam ekonomi global akan terpengaruh secara signifikan oleh hasil pemilihan presiden AS 2024. Ada beberapa aspek ekonomi makro yang mungkin terdampak, seperti:

  1. Nilai Tukar Rupiah dan Aliran Modal Ketidakpastian pemilu di AS biasanya membuat para investor global bersikap lebih hati-hati. Mereka cenderung menarik modal dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, ke aset-aset yang dianggap lebih aman seperti obligasi AS. Ini dapat memperlemah nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS, terutama jika volatilitas pasar meningkat menjelang atau setelah pemilu. Apabila The Fed melanjutkan kebijakan moneter ketat dengan mempertahankan suku bunga yang tinggi untuk mengendalikan inflasi, maka tekanan pada Rupiah dan pasar modal Indonesia dapat berlanjut.
  2. Perdagangan Internasional AS adalah salah satu mitra dagang terbesar Indonesia, sehingga kebijakan ekonomi yang diambil oleh presiden AS selanjutnya akan sangat mempengaruhi perdagangan Indonesia-AS. Ketidakpastian mengenai kebijakan perdagangan yang diusung oleh kedua calon dapat memengaruhi ekspor Indonesia, terutama produk-produk komoditas seperti minyak kelapa sawit, tekstil, dan elektronik.
  3. Stabilitas Energi dan Harga Komoditas Kebijakan energi AS juga akan berperan penting. Dalam beberapa tahun terakhir, harga minyak dunia telah berfluktuasi tajam, memengaruhi ekonomi Indonesia yang masih bergantung pada impor energi. Kebijakan calon presiden AS terhadap pasar energi global, baik dalam bentuk peningkatan produksi energi domestik (seperti yang diusung oleh Trump) atau fokus pada energi terbarukan (seperti yang mungkin didorong oleh Harris), akan berdampak pada harga minyak dan gas dunia, yang pada akhirnya mempengaruhi inflasi dan biaya produksi di Indonesia.
  4. Hubungan Bilateral dan Investasi Asing Kebijakan luar negeri AS juga akan berdampak pada investasi asing langsung (FDI) di Indonesia. Kebijakan yang lebih proteksionis, seperti yang mungkin diambil oleh Donald Trump, dapat menghambat aliran investasi asing ke Indonesia, terutama dari perusahaan-perusahaan AS. Di sisi lain, Kamala Harris kemungkinan besar akan melanjutkan kebijakan yang lebih pro-perdagangan dan terbuka terhadap kerja sama multilateral, yang dapat memberikan peluang investasi lebih besar bagi Indonesia.

Skenario Jika Trump atau Kamala Harris Terpilih

  1. Jika Donald Trump Terpilih Donald Trump dikenal dengan kebijakan ekonomi yang cenderung proteksionis. Pada masa kepresidenannya sebelumnya, ia memulai perang dagang dengan China yang berdampak pada rantai pasokan global. Jika Trump terpilih kembali, kemungkinan besar ia akan melanjutkan pendekatan ini. Bagi Indonesia, ini bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, perang dagang antara AS dan China dapat memberikan peluang bagi Indonesia untuk mengambil alih pangsa pasar yang ditinggalkan oleh China di AS. Namun di sisi lain, kebijakan proteksionis Trump bisa memperburuk ketidakpastian ekonomi global, yang dapat mengurangi minat investor terhadap pasar negara berkembang seperti Indonesia.Selain itu, Trump kemungkinan besar akan terus mendorong kebijakan domestik yang memprioritaskan produksi energi fosil. Ini dapat memperlambat transisi ke energi terbarukan secara global, yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga minyak dan gas di Indonesia. Bagi ekonomi Indonesia yang bergantung pada impor energi, hal ini dapat meningkatkan beban anggaran dan memperlebar defisit transaksi berjalan.
  2. Jika Kamala Harris Terpilih Kamala Harris diperkirakan akan melanjutkan kebijakan yang lebih multilateral, termasuk dalam hal perdagangan dan investasi. Harris kemungkinan besar akan melanjutkan kebijakan luar negeri yang lebih ramah lingkungan dan mendukung transisi ke energi terbarukan. Hal ini dapat memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk mempercepat agenda energi terbarukannya, menarik investasi di sektor ini, dan mengurangi ketergantungan pada impor energi.Di sisi lain, Harris cenderung mendukung kebijakan moneter yang lebih berhati-hati dan responsif terhadap dampak global dari kebijakan The Fed. Jika Harris menang, The Fed mungkin akan lebih lambat dalam menaikkan suku bunga, yang bisa meringankan tekanan terhadap nilai tukar Rupiah dan memudahkan akses keuangan bagi negara berkembang seperti Indonesia. Ini dapat membuka peluang bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil di Indonesia, dengan aliran investasi asing yang lebih lancar.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Pemilihan presiden AS 2024 akan memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi global dan Indonesia. Kedua calon memiliki pendekatan kebijakan yang berbeda yang akan memengaruhi nilai tukar, perdagangan, dan aliran modal global. Dalam menghadapi ketidakpastian ini, pemerintah dan sektor swasta di Indonesia perlu mempersiapkan skenario yang fleksibel. Indonesia harus memperkuat diversifikasi ekonomi dan memperkuat hubungan perdagangan dengan mitra lain untuk mengurangi ketergantungan pada AS.

Dari sisi kebijakan moneter dan fiskal, Bank Indonesia perlu terus memantau perkembangan kebijakan The Fed dan merespons dengan kebijakan yang menjaga stabilitas Rupiah serta memitigasi dampak volatilitas pasar global. Bagi masyarakat, penting untuk fokus pada instrumen investasi yang tahan terhadap fluktuasi global, seperti emas atau obligasi pemerintah, sembari terus mendiversifikasi portofolio investasi.

Dapatkan berbagai informasi seputar Investasi & Keuangan Pribadi lainnya hanya di KoinWorks.

Tentang Penulis
Skolastika C. Rosari

Skolastika C. Rosari

I am a passionate storyteller who also in love with numbers and data. I choose to be a researcher because I can tell many stories based on the numbers I see!
Kalkulator finansial untuk hitung kebutuhan kamu

Hitung semua keperluan finansial kamu cukup di satu tempat