Mungkin, kamu sudah sering mendengar istilah IHSG.
Terutama untuk kamu yang tertarik dengan dunia ekonomi atau investasi, maka hal ini tentu sering kamu dengar.
IHSG adalah singkatan dari Indeks Harga Saham Gabungan.
Singkatnya, IHSG adalah acuan harga dari beberapa emiten saham yang tergabung dalam indeks tersebut.
Nilai IHSG akan menjadi nilai acuan terhadap kondisi ekonomi. Itulah mengapa indeks harga saham gabungan ini selalu menjadi perbincangan penting untuk semua investor.
Dengan adanya nilai ini, maka investor akan memiliki indeks dan patokan yang memudahkan untuk melihat kondisi pasar.
Daftar Isi
Pengertian IHSG
Jika mengutip dari situs resmi BEI, maka IHSG adalah sebuah indeks yang mengukur kinerja seluruh saham yang tercatat di BEI, baik pada papan utama maupun pada papan pengembangan.
Jika melihat dari pengertian tersebut, maka IHSG adalah nilai rata-rata dari semua nilai saham yang tercatat di bursa efek.
Nilainya sendiri fluktuatif, tergantung kondisi pasar.
Indeks harga inilah yang nantinya akan investor gunakan untuk menilai bagaimana kondisi pasar pada saat itu.
Jika nilai IHSG naik, maka investor bisa mengambil kesimpulan jika mayoritas nilai saham sedang naik. Begitu juga jika terjadi sebaliknya.
Salah satu fungsi IHSG ini sendiri nantinya akan menjadi acuan tentang kondisi ekonomi.
Jika nilai dari tahun ke tahunnya naik, maka kita bisa mengambil kesimpulan jika ekonomi sedang tumbuh dengan baik.
Fungsi IHSG
Mengapa indeks harga saham gabungan menjadi penting?
Hal ini karena IHSG adalah acuan untuk para investor.
Para investor akan melihat kapan mereka akan melakukan pembelian ataupun penjualan saham dengan melihat nilai ini.
Selain itu, beberapa fungsi lain dari IHSG adalah:
1. Indikator Pergerakan Pasar
IHSG adalah salah satu cara untuk melihat bagaimana kondisi pasar. Nilai ini juga akan menjadi patokan bagaimana kondisi pasar modal saat itu.
Sebagai contoh, jika IHSG untuk sektor perbankan baik maka investor akan menyimpulkan jika semua saham yang bergerak di sektor perbankan tersebut sedang baik.
Begitu juga sebaliknya.
Hal yang sama juga terjadi jika sebuah indeks harga saham gabungan bergerak ke arah positif atau naik.
Dengan melihat indeks tersebut, investor akan bisa menyimpulkan jika harga saham juga sedang naik.
2. Tolak Ukur Kinerja
Selain itu, fungsi IHSG adalah sebagai tolak ukur dari sebuah kinerja portofolio.
Sebagai contoh, kamu sudah berinvestasi selama 5 tahun dan kenaikan nilai investasimu adalah 100 persen.
Sementara di rentang waktu yang sama, kenaikan indeks harga saham gabungan adalah 120 persen.
Maka, kamu bisa menyimpulkan ada yang salah dengan investasimu.
Dari sini juga kamu bisa melihat bagaimana perkembangan dan harga dari sebuah emiten.
Misal, dalam 5 tahun terakhir, nilai indeks harga saham gabungan sektor perbankan naik 150 persen.
Dari sini, kamu bisa melihat emiten perbankan mana yang nilai kenaikannya diatas IHSG.
Kamu juga bisa menilai mana emiten perbankan yang kondisinya sedang baik dan tidak.
3. Tolak Ukur Keuntungan atau Kerugian
Berkaitan dengan poin sebelumnya, di mana fungsi IHSG adalah salah satu cara untuk mengukur kinerja.
Maka fungsi lain dari indeks harga saham gabungan adalah untuk mengukur keuntungan atau kerugian.
Contoh, pada pentupan IHSG 2019 nilainya adalah 6299.
Sementara itu, pada penutupan indeks harga saham gabungan 2020 nilainya adalah 5979.
Dari nilai tersebut bisa kamu lihat jika kondisinya menurun.
Dalam rentang waktu tersebut IHSG menurun sekitar 5 persen.
Dari situ, investor akan membandingkan dengan apa yang mereka dapat.
Jika dalam rentang waktu yang sama mereka untung 3 persen, maka mungkin nilai itu sudah cukup baik.
4. Acuan Perkembangan Ekonomi
Fungsi lain dari IHSG adalah salah satu hal yang akan digunakan untuk melihat kondisi ekonomi.
Jika nilai indeks harga saham gabungan naik, maka bisa dikatakan jika ekonomi juga sedang bagus.
Begitu juga jika terjadi dengan sebaliknya. Dari sini, IHSG akan berfungsi untuk melihat bagaiman kondisi pasar dan investasi.
5. Acuan untuk Melakukan Investasi
Fungsi lain dari IHSG juga merupakan salah satu acuan untuk melakukan investasi.
Nilai dan pergerakan dari indeks harga saham gabungan akan menggambarkan dengan jelas bagaimana kondisi pasar.
Dari sini, para investor akan bisa mengambil kesimpulan kapan mereka akan membeli atau bahkan menjual saham.
Jenis IHSG
Secara singkat, IHSG adalah indeks rata-rata dari semua emiten yang terdaftar.
Selain itu, penggunaan indeks harga saham gabungan ini juga bisa berdasarkan sektor tertentu atau juga faktor tertentu.
Berikut adalah adalah beberapa jenis dari indeks harga saham gabungan:
1. Indeks Harga Saham Sektoral
Ini merupakan IHSG yang menggunakan nilai dari emiten pada sektor tertentu.
Misalkan, indeks harga saham sektor keuangan dan perbankan.
Maka, nilai yang digunakan adalah semua nilai saham dari emiten yang bergerak di sektor keuangan dan perbankan.
Saat ini, ada sembilan sektor yang tercatat pada BEI, yaitu pertambangan, pertanian, industri dasar, aneka industri, konsumsi, properti, infrastruktur, manufaktur, keuangan, dan perdagangan.
2. Indeks Syariah
Ini merupakan nilai saham gabungan yang emitennya merupakan saham-saham yang bergerak secara syariah.
Dengan kata lain, semua emiten yang ada pada indeks ini adalah mereka yang sesuai dengan syariat Islam.
Selain itu, emiten-emiten ini juga tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam dan kegiatan usahanya.
3. IHSG BUMN
Indeks ini akan melihat bagaimana kinerja dari semua BUMN yang tercatat di BEI. Selain itu, indeks ini juga akan berisikan semua afiliasi dari BUMN tersebut.
Itu adalah beberapa jenis IHSG yang ada saat ini. selain itu, Indeks harga saham juga bisa ditetapkan dengan menggunakan beberapa faktor tertentu.
Contohnya adalah Indeks LQ 45.
Indeks LQ 45 sendiri merupakan indeks harga saham yang mengukur performa dari 45 saham yang memiliki nilai likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta memiliki fundamental perusahaan yang baik.
Contoh Lain Indeks Harga Saham Gabungan
Seperti sudah dijelaskan di awal, IHSG merupakan nilai rata-rata dari semua emiten saham yang terdaftar.
Artinya, nilai ini akan menggambarkan secara keseluruhan kondisi pasar, tanpa melihat sektor dan faktor tertentu.
Hal ini memang sudah cukup untuk melihat bagaimana kondisi pasar pada saat itu.
Namun, beberapa investor juga ingin melihat dengan lebih jelas dan spesifik dari indeks nilai saham tersebut.
Itulah mengapa saat ini juga ada beberapa indeks harga saham gabungan yang sering investor gunakan.
Biasanya, IHSG ini akan terbagi menurut sektor atau faktor tertentu.
Beberapa contoh indeks harga saham gabungan lainnya antara lain:
1. IDX 80
Ini merupakan indeks harga saham yang akan mengukur kinerja dari 80 emiten saham yang memiliki likuiditas tinggi dan juga kapitalisasi nilai pasar yang besar.
Selain itu, indeks ini juga hanya menilai saham dari perusahaan yang memiliki fundamental sangat baik.
2. IDX Quality 30
Ini merupakan indeks harga saham yang mengukur kinerja dari 30 emiten yang secara historis memiliki profabilitas tinggi, solvabilitas baik, dan juga pertumbuhan laba yang cukup stabil dengan nilai likuiditas dan juga kinerja keuangan yang baik.
3. IDX Value 30
Ini merupakan indeks yang akan melihat kinerja dari 30 saham yang memiliki valuasi harga rendah dengan likuiditas transaksi dan kinerja keuangan yang baik.
4. IDX Growh 30
Ini merupakan indeks harga saham yang menilai kinerja dari 30 saham yang memiliki tren harga relatif naik terhadap pertumbuhan laba bersih dan pendapatan.
Perusahaan juga harus memiliki likuditas transaksi dan kinerja keuangan yang baik.
5. IDX SMC Composite
Ini merupakan indeks harga saham yang menilai kinerja dari saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar kecil dan menengah.
6. IDX SMC Liquid
Ini merupakan indeks harga saham yang menilai kinerja dari saham yang memiliki likuiditas tinggi namun memiliki kapitalisasi pasar yang kecil dan menengah.
7. Kompas 100
Ini merupakan kerja sama antara BEI dan Kompas.
Indeks ini menilai kinerja dari 100 saham yang memiliki likuiditas baik dan kapitalisasi pasar yang besar.
8. IHSG Sektoral
Ini merupakan indeks harga saham gabungan yang akan menilai kinerja dari saham sesuai dengan sektor kerja usahanya.
Misalnya sektor keuangan, perdagangan, industri, dan lainnya.
Biasanya, nilai IHSG sektoral ini akan investor gunakan untuk melihat bagaiman kondisi ekonomi pada sektor tersebut.
Mengapa IHSG Penting?
Dari semua penjelasan di atas, maka kamu bisa menyimpulkan jika iHSG merupakan salah satu hal penting ketika akan melakukan investasi.
Terutama jika kamu mau berinvestasi pada saham, maka IHSG adalah satu hal yang perlu kamu perhatikan.
IHSG sendiri akan menjadi salah satu acuan untuk para investor dalam mengambil keputusan.
Dengan melihat pergerakan dari nilai IHSG, para investor akan tahu kapan mereka harus membeli dan kapan mereka harus menjual.
Sebagai contoh, jika nilai IHSG dalam satu hari naik secara tajam, maka para investor akan menghindari pembelian saham pada saat itu.
Begitu juga dengan sebaliknya, jika nilai IHSG turun dengan tajam dalam rentang waktu yang cepat, maka para investor biasanya akan langsung melakukan pembelian.
Beberapa Hal yang Perlu Kamu Perhatikan Terkait IHSG
Dalam prakteknya, ketika kamu membaca IHSG maka akan sering menemukan beberapa istilah yang mungkin akan membuat kamu bingung.
Berikut adalah penjelasan dari beberapa istilah yang sering muncul berkaitan dengan IHSG:
1. Bubble
Ini merupakan kondisi di mana sebuah harga saham meningkat dengan sangat cepat pada rentang waktu yang relatif sebentar.
Biasanya, kenaikan ini juga melewati perkiraan dan nilainya tidak normal.
Kondisi ini terjadi karena sesuatu yang tidak terduga.
2. Fluktuasi
Ini merupakan kondisi meningkatnya atau menurunnya nilai dari IHSG atau saham. Ini merupakan hal normal yang akan selalu terjadi.
Hal ini terjadi karena kondisi dan mekanisme pasar.
3. Likuiditas
Ini merupakan sebuah ukuran ataupun jumlah penilaian dari sebuah kegiatan transaksi saham di pasar modal.
Nilai likuiditas berarti nilai dari hasil kegiatan jual beli pada pasar modal dalam rentang waktu tertentu.
Semakin tinggi nilai likuiditas, maka sama dengan semakin tinggi frekuensi jual beli saham pada emiten tersebut.
4. Capital Gain/Loss
Ini merupakan kondisi penilaian untung atau rugi dari sebuah saham.
Capital gain berarti kondisi di mana harga jual saham lebih tinggi dari pada harga belinya.
Singkatnya, ini merupakan kondisi di mana harga saham mengalami peningkatan.
Sementara capital loss adalah kondisi di mana harga jual saham lebih murah daripada harga beli.
Ini merupakan kondisi di mana harga saham mengalami penurunan.
5. Cut Loss
Ini merupakan kondisi di mana investor memilih untuk menjual saham yang mereka punya walau dalam kondisi rugi.
Fungsi dari hal ini adalah untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
Sementara, jika investor memilih untuk mempertahankan sahamnya maka kondisi ini bernama hold
Itulaha beberapa hal tentang IHSG yang perlu kamu ketahui.
Dari semua penjelasan tadi, maka IHSG adalah elemen penting yang harus selalu investor perhatikan.
IHSG akan menggambarkan bagaimana kondisi pasar modal pada saat itu.