Kata Multi Level Marketing atau disingkat MLM memang sudah tidak asing lagi didengar. Banyak yang sudah terjun ke dunia bisnis ini dimana dikatakan bahwa bisnis ini juga merupakan salah satu strategi investasi untuk masa depan. Oleh sebab itu, wajar jika ada juga yang menggunakan pinjaman dengan memperhatikan suku bunga KTA sebagai modal awal untuk berinvestasi. Tentu, besaran investasinya tergantung dari seberapa besar keuntungan yang ingin diraih di bisnis MLM tersebut. Tapi sebelumnya, tahukan Anda tentang sejarah MLM di dunia?
Mengenal Istilah dan Sejarah MLM
MLM atau Multi Level Marketing berasal dari bahasa Inggris. Kata Multi berarti banyak, Level berarti jenjang atau tingkat dan Marketing adalah pemasaran. Maka, istilah MLM bisa diartikan sebagai pemasaran berjenjang banyak. Oleh sebab itu, dikatakan sebagai perusahaan MLM dikarenakan didalam sistemnya terdapat penjualan berjenjang bertingkat-tingkat. Oleh sebab itu, struktur perusahaan atau penjualan perusahaan tersebut menggunakan struktur piramida dimana yang diatas berarti memiliki tingkat yang lebih tinggi.
MLM juga bisa disebut Network Marketing. Hal ini dikarenakan anggota perusahaan atau organisasi MLM tersebut semakin banyak dan membentuk jaringan kerja atau network dimana jaringan ini merupakan sistem pemasaran dari perusahaan MLM ini. Jaringan kerja ini terdiri dari anggota atau sekumpulan orang yang bekerja melakukan pemasaran. Jadi, anggota dalam perusahaan tersebut yang melakukan pemasaran kepada calon anggota lainnya atau anggota baru.
Terkadang MLM juga disebut dengan bisnis penjualan langsung (direct selling). Hal ini didasarkan karena strategi atau pelaksanaan penjualan produk perusahaan MLM memang menggunakan cara langsung yakni bertemu secara langsung dengan konsumen. Tidak ada perantara seperti toko, kedai, warung dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, produk perusahaan MLM ini tidak dijual di toko atau kedai karena sistem pemasaran dan penjualan yang digunakan adalah direct selling.
Namun sebenarnya, Direct Selling dan MLM memiliki persamaan dan perbedaaan dari mulai penggunaan bahasa atau istilahnya sampai pada substansi sistemnya. Dalam sejarahnya, istilah Direct Selling sudah lebih dulu muncul dibandingkan dengan istilah MLM dan dari situlah kemudian istilah MLM lahir. Jadi, istilah MLM lahir dimulai dengan adanya Direct Selling terlabih dahulu.
Direct Selling merujuk pada sebuah aktifitas penjualan barang atau jasa yang dilakukan secara langsung terhadap konsumen. Aktifitas penjualan langsung ini dilakukan oleh direct seller atau penjual langsung dengan memberikan penjelasan produk melalui presentasi serta demo produk tersebut. Jadi, dalam Direct Selling yang menjadi esensi adalah tenaga penjual independen yang melakukan aktifitas penjualan produk dari produsen kepada konsimen.
Berdasarkan sejarahnya, Direct Selling ini muncul ketika The California Perfume Company yang ada di New York mulai beroperasi di tahun 1886. Pendiri perusahaan ini adalah Dave Mc Connel. Mc Connel kemudian mempekerjakan Mrs. Albee yang dijadikan California Perfume Lady yang pertama dimana tugasnya adalah melakukan aktifitas penjualan secara langsung dari rumah ke rumah konsumen. Di tahun 1939, perusahaan ini berganti nama menjadi Avon. Mrs. Albee dijadikan seorang pioneer dari metode penjualan langsung atau direct selling.
Perkembangan selanjutnya adalah pada tahun 1934 dengan munculnya perusahaan bernama Nutrilite di California yang menggunakan sistem penjualan baru yakni memberikan komisi tambahan kepada setiap distributor independen yang sukses merekrut serta melatih dan membantu para anggota baru untuk kemudian ikut menjualkan produknya. Dengan metode ini, tentunya pihak distributor akan terus melakukan rekrutmen untuk mendapatkan anggota baru dan tentu untuk komisi tambahan yang lebih banyak.
Selanjutnya, di tahun 1956, muncul perusahaan Shaklee dan pada tahun 1959 muncul perusahaan Amway dengan metode penjualan yang sama dimana dari kedua perusahaan ini kemudian lahirlah istilah MLM atau metode penjualan dengan multi level marketing. Jadi, sejarah MLM ini diawali dengan metode penjualan direct selling. Tentu, pada perkembangan selanjutnya MLM juga terus mengalami perubahan.
Di Indonesia sendiri, bisnis MLM sudah masuk sejak tahun 80an. Tentu, dibutuhkan modal untuk bisa ikut bisnis MLM sehingga ada yang memanfaatkan dana pinjaman dengan tetap memperhatikan suku bunga KTA dengan tujuan keuntungan yang didapat di bisnis MLM ini kan menutupi atau melunasi jumlah hutangnya atau tidak. Terlebih saat ini, sudah ada lebih dari sekitar 5.5 juta orang yang menjalankan bisnis ini dan sudah ada ratusan produk barang dan jasa yang dijual belikan di sistem MLM ini.