Strategi Memiliki Hunian Impian untuk Generasi Muda-Tidak bisa dipungkiri, bahwa memiliki rumah adalah impian dari semua orang, baik untuk dijadikan sebagai tempat tinggal ataupun investasi.
Namun, persoalannya adalah memiliki hunian tidak semudah membeli gadget atau mobil. Apalagi, bagi generasi muda atau milenial yang dikenal memiliki gaya hidup yang cukup tinggi.
Berdasarkan riset PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, harga rumah pada kuartal I 2019 naik 7,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal itu tercermin dari House Price Index yang tembus 163,90.
Kenaikan harga properti disinyalir sejalan dengan masifnya pembangunan infrastruktur di sejumlah wilayah. Tercatat, kota/kabupaten yang memiliki HPI teratas merupakan wilayah yang terkena imbas pembangunan infrastruktur dan kawasan industri.
Di antaranya Batang,Jawa Tengah (253,29), Jember, Jawa Timur (252,20), Batam,Kepri (232,28), dan Bantul, DI Yogyakarta (221,62).
Maka dari itu, dilihat dari hal tersebut ada baiknya generasi muda segera menyusun rencana dan strategi agar terciptanya memiliki asset properti. Karena kenaikan harga properti yang terus melonjak setiap tahunnya.
Baca juga: Kiat Mencapai Kebebasan Finansial untuk Milenial
Lalu, bagaimana cara generasi muda agar bisa mampu memiliki hunian impiannya? Baik untuk tempat tinggal maupun asset di masa tua.
Berdasarkan hasil diskusi team KoinWorks Bersama Indra Hadiwidjaja, selaku Certified Financial Planner, Berikut adalah tips yang bisa generasi muda terapkan.
Daftar Isi
Strategi Memiliki Hunian Impian untuk Generasi Muda
Mulai Menabung dan Investasi
Agar memiliki hunian impian bukan hanya angan-angan saja, mulailah untuk biasakan diri Anda dengan menabung.
Karena dengan menabung, Anda akan menjadi terbiasa menyisihkan uang untuk kebutuhan jangka panjang.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, harga rumah saat ini tidak murah, bahkan cenderung naik di setiap tahunnya.
Nah, untuk Anda yang memang sudah memilih-milih hunian mana yang akan dibeli, biasanya Anda akan diminta terlebih dahulu uang muka. Uang muka yang diminta umumnya 10-30% dari harga keseluruhan rumah.
Baca juga: Uang Terbatas? Beli Rumah Baru atau Bekas?
Misalnya jika rumah Anda seharga Rp500 juta, maka untuk uang muka saja, Anda harus menyiapkan biaya Rp 50-150 juta.
Untuk bisa membayar uang muka tersebut, Anda perlu memiliki dana yang cukup serta mengukur berapa penghasilan Anda per bulan.
Katakanlah saat ini Anda memiliki penghasilan sebesar Rp 7 juta setiap bulannya dan akan menyiapkan anggaran agar bisa membeli hunian seharga Rp 500 juta.
Maka, Anda harus menyiapkan uang mukanya terlebih dahulu, anggaplah 10% yaitu sebesar Rp 50 juta.
Jika Anda masih bingung untuk bisa menghasilkan uang muka tersebut, Anda bisa mencoba metode menghitung anggaran pemasukan, seperti berikut ini:
https://www.instagram.com/p/BpjrsFfgkVs/?utm_source=ig_web_copy_link
Kemudian, Anda bisa membaginya menjadi:
50%= Rp3.500.000 untuk kebutuhan sehari-hari
20%= Rp1.400.000 untuk Tabungan
30%= Rp2.100.000 untuk gaya hidup
Dengan menyisihkan anggaran Rp1.400.000 per bulannya, maka untuk menghasilkan Rp 50 juta, Anda harus menabung setidaknya selama 3 tahun. Memang perlu kesabaran dan disiplin yang tinggi supaya bisa tercapainya impian tersebut.
Namun, satu hal yang harus Anda ingat adalah, adanya inflasi di setiap tahun bisa membuat harga rumah meningkat per tahunnya.
Maka dari itu, terdapat juga cara yang lebih efektif jika Anda ingin mengumpulkan anggaran tanpa harus terganggunya dengan inflasi, yaitu dengan berinvestasi.
Terdapat beberapa jenis investasi yang bisa Anda lakukan untuk bisa mewujudkan impian memiliki hunian. Anda bisa berinvestasi di pasar modal, investasi emas, obligasi bahkan peer-to-peer lending.
Lalu, apa bedanya menabung uang dengan investasi? Jadi, ketika Anda hanya menabung, uang tersebut tidak akan bertumbuh seperti halnya investasi.
Prinsipnya sih sama, Anda tetap menabungkan uang, hanya saja uang yang Anda tabungkan dikelola dan diputarkan oleh lembaga tertentu agar kamu bisa untung berkali lipat.
Jika Anda masih bingung, simak contoh berikut ini:
Anda bisa menabung saham tertentu yang lebih menguntungkan ketimbang hanya menabung uang di bank.
Menabung saham dengan cara mencicil saham perusahaan tertentu secara terus-menerus setiap bulan bisa menambah kepemilikan saham Anda dalam waktu yang telah ditentukan untuk beberapa tahun ke depan.
Anggaplah, Anda merencanakan untuk memiliki rumah dalam 10 tahun ke depan. Setiap bulannya Anda menabung saham B di harga Rp500 per lembarnya. Anda menabung saham dengan besaran Rp2 juta per bulan.
Maka, selama 10 tahun ke depan, harga saham B naik menjadi Rp1.500 per lembar, itu artinya Anda bisa untung dua kali lipat.
Dana yang Anda tabungkan akan jadi lebih tinggi nilainya dari modal yang disetorkan. Dengan demikian rencana Anda memiliki rumah bisa terwujud dengan mudah.
Itu baru menabung saham, belum lagi dengan investasi reksa dana yang caranya tidak terlalu jauh beda. Jika Anda investasi di reksa dana, maka uang Anda akan diatur oleh yang namanya manajer investasi.
Anda juga bisa berinvestasi melalui peer-to-peer Lending (P2P) sebagai solusi terbaik yang menawarkan imbal hasil kompetitif.
KoinWorks bisa menjadi salah satu pilihan terbaik yang bisa dipilih karena kemampuannya menawarkan imbal hasil mulai dari 18% bunga efektif dalam setahun.
Modal untuk memulai investasi juga sangat rendah, dimana Anda bisa memulai hanya dengan uang minimal Rp 100.000 saja.
Dengan uang yang bertumbuh mulai dari 18% dalam setahun, tentu saja mengumpulkan uang muka untuk membayar DP rumah semakin mudah untuk Anda dapatkan
Anda bisa menghitung imbal yang akan Anda dapatkan jika berinvestasi di peer-to-peer dengan menghitung efek compounding Anda, menggunakan kalkulator dibawah ini:
Hanya saja, dalam berinvestasi tentunya tidak akan selalu menguntungkan. Keuntungan dan risiko dalam berinvestasi hampir berbanding sama. Untuk itulah, Anda harus benar-benar belajar dalam berinvestasi supaya tidak akan merugi terus-menerus.
Mengajukan KPR Tenor Panjang
Terdapat fasilitas Kredit Perumahan Rakyat (KPR) yang disediakan beberapa bank di Indonesia untuk membeli rumah.
Ada baiknya Anda memanfaatkan layanan itu sebagai cara mencicil rumah kalau belum punya cukup uang.
Biasanya pihak bank akan memberikan durasi cicilan yang lumayan panjang mulai dari 20 hingga 30 tahun untuk Anda yang berusia muda.
Program tersebut memang dibuat untuk membantu masyarakat yang memiliki pemasukan yang terbilang menengah.
Lalu, kenapa tenor menjadi penting ? Karena tenor yang panjang menurunkan jumlah cicilan per bulan.
Baca juga: Beli Rumah atau Bangun Rumah? Mana yang Lebih Untung?
Meskipun menyetor uang muka kecil, namun Anda masih bisa mendapatkan kredit karena jumlah cicilan yang kecil akibat masa pinjaman yang panjang.
Tetapi, bukankah dengan cicilan yang semakin panjang, beban bunga yang peminjam harus bayarkan makin bengkak?
Alih – alih bisa lebih besar bunga dibandingkan hutang pokok karena lamanya masa pinjaman. Memang benar, bahwa soal jumlah bunga yang membesar seiring masa pinjaman.
Namun, yang perlu Anda perlu ingat bahwa nilai tanah dan bangunan yang berpotensi meningkat setiap tahun dengan peningkatan rata-rata diatas suku bunga KPR.
Artinya, tidak masalah berhutang pada asset yang nilainya terus meningkat karena ujungnya Anda akan untung akibat kenaikkan nilai asset yang lebih besar dari bunga kredit yang harus dibayar.
Strategi Memiliki Hunian Impian untuk Generasi Muda
Nah setelah Anda memutuskan cara seperti apa yang bisa Anda gunakan untuk bisa mengumpulkan uang guna memiliki hunian impian.
Sekarang saatnya Anda memerhatikan dua hal yang harus Anda perhatikan sebelum membeli hunian.
Mengenali Batas Kemampuan
Ingat! ketika akan menentukan jenis, bentuk dan desain rumah, Anda perlu mengetahui batas kemampuan ekonomi Anda.
Anda perlu mengukur sejauh mana penghasilan bulanan Anda mampu membayar angsuran untuk cicilan biaya rumah Anda.
Jika Anda masih memiliki tagihan untuk angsuran barang-barang lain, misalnya sepeda motor, mobil dan lainnya, nampaknya Anda harus lebih matang dan menentukan prioritas mana yang harus lebih didahulukan.
Besar penghasilan yang dimiliki juga perlu dijadikan bahan pertimbangan bagi Anda pula dalam menentukan ukuran besar rumah. Intinya, jangan sampai Anda nunggak dalam membayar cicilan rumah Anda.
Pastikan Mendapat Sertifikat Rumah dan Izin Rumah Legal
Beberapa waktu belakangan, terdapat kejadian kasus penipuan yang berkedok rumah murah seharga beberapa ratus jutaan saja.
Oleh karena itu, untuk menghindari hal tersebut, Anda bisa menanyakan kepada pengembang rumah apakah terdapat sertifikat serta izin yang legal agar gak kena masalah penipuan.
Baca juga: Inilah Alasan Mengapa Milenial Sulit Punya Rumah
Selain menanyakan langsung Anda juga bisa melihat dari rekam jejak pengembang di dunia properti sebelumnya.
Itulah beberapa tips yang bisa Anda praktikan jika ingin memiliki hunian impian, khususnya untuk para generasi milenial.
Selalu ingat, bahwa Anda harus tetap konsisten berusaha supaya tercapainya impian tersebut.
Selamat mencoba!