Setiap pengusaha memiliki berbagai cara untuk bisa mendapatkan modal sebagai cara untuk kemudian mengembangkan bisnisnya. Tidak semua pengusaha murni memulai atau mengembangkan bisnis dengan uangnya sendiri karena banyak juga pengusaha yang menggunakan pinjaman seperti kredit tanpa agunan dan lain sebagainya. Tentunya, sebelum melakukan ekspansi bisnis tidaklah langsung fokus pada pinjaman yang bisa didapat melainkan fokus pada penghitungan pendapatan perusahaan tersebut.
Begitu juga dengan sebuah negara di mana negara akan dikatakan mampu ketika memiliki PDB dengan jumlah tinggi. Jika sudah mengetahui nilai PDBnya, maka baru sebuah negara bisa mempertimbangkan banyak hal seperti menentukan kebijakan ekonomi apa dan seperti apa yang bisa meningkatkan nilai PDB. Hal ini karena PDB bisa dijadikan alat ukur dari perekonomian sebuah negara. Tentu, PDB yang tinggi belum berarti seluruh penduduk negara tersebut juga memiliki ekonomi yang tinggi.
Mengenal PDB Lebih Dekat
PDB atau Produk Domestik Bruto dalam bahasa internasional disebut juga GDP atau Gross Domestic Product. Menurut para ahli, PDB dapat diartikan bahwa jumlah produksi baik barang atau jasa yang telah dihasilkan oleh unit produksi di suatu daerah pada saat tertentu. Maka, PDB bisa dijadikan alat ukur dari pertumbuhan ekonomi suatu negara. Maka, PDB bisa dikatakan sebagai indikator ekonomi suatu negara untuk mengukur jumlah total nilai produksi dimana jumlah total ini dihasilkan oleh semua orang atau perusahaan baik yang dimiliki oleh lokal atau asing di suatu negara.
Selain itu, yang perlu diketahui tentang PDB selain dari definisinya adalah tentang komponen dan rumus untuk menghitung PDB. Berikut penjelasannya.
Komponen PDB
Komponen dari PDB dapat dibagi menjadi 4, yakni;
- Konsumsi Privat atau Private Consumption; menghitung konsumsi dari individu atau rumah tangga untuk beberapa jenis barang seperti;
- Durable Goods yakni barang yang awet atau tidak cepat rusak yang pada umumnya memiliki umur yang relative panjang atau bisa dikatakan lebih dari 3 tahun. Contoh motor, mobil, elektronik dan lain-lain tapi tidak termasuk untuk pembelian rumah baru.
- Non-Durable Goods yakni barang yang langsung dikonsumsi dan habis manfaatnya. Contoh, makanan, minuman, sepatu dan lain-lain.
- Service yakni konsumsi untuk jasa. Contoh, jasa dokter.
- Investasi atau Investment; menghitung suatu pengeluaran untuk barang modal. Contoh: pembelian rumah, membangun pabrik baru, program baru dan berbagai jenis investasi lainnya.
- Pengeluaran Pemerintah atau Government Spending; menghitung semua pengeluaran yang Pemerintah lakukan. Contoh: membayar gaji PNS atau pegawai pemerintah, membeli peralatan militer, membangun jalan dan lain-lain.
- Ekspor Bersih atau Net Export; menghitung selisih didapat dari Total Ekspor yang dikurangi Total Impor.
Rumus Mencari PDB
Ada rumus untuk menghitung PDB adalah sebagai berikut
PDB = C + I + G + (X-M)
Keterangan :
PDB: Produk Domestik Bruto
C : Konsumsi rumah tangga
I : Investasi
G : Konsumsi pemerintah
X : Ekspor
M : Impor
Namun, ada juga yang menghitung PDB dengan rumus yang sederhana yakni Harga x Volume. Contoh; Ada Negara O yang memiliki sumber ekonomi dari memproduksi, menjual serta mengkonsumsi apel. Tahun lalu, sudah ada 1 milyar apel yang sudah terjual dalam ekonomi negara tersebut di mana setiap apel dihargai 500 rupiah. Jika demikian, maka GDP Negara O di tahun lalu bisa dinilai dengan Rp 500 milyar.
Kemudian di tahun ini, Negara O memproduksi 1.2 milyar apel. 1.1 apel kemudian dikonsumsi penduduk negara tersebut. Maka, tersisa apel dengan jumlah 100 juta. Sisa ini kemudian diekspor (dijual) ke negara tetangga. Semua apel yang sudah terjual dihargai 600 rupiah per apel. Maka bisa dikatakan bahwa GDP negara tersebut adalah Rp 600 milyar. Maka, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan GDP Negara O adalah 20% mengingat di tahun lalu PDB Rp 500 milyar dan di tahun ini meningkat ke Rp 600 milyar.
Begitu cara menilai PDB dan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal yang sama juga bisa diterapkan dalam dunia bisnis dimana ada pendapatan kotor dan bersih perusahaan yang kemudian bisa dijadikan alat ukur untuk pertumbuhan perusahaan tersebut. Tentunya, kredit tanpa agunan bukanlah termasuk dari jumlah pendapatan melainkan jumlah hutang yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Dibutuhkan penghitungan yang tepat untuk menilai pertumbuhan ekonomi suatu perusahaan seperti penghitungan PDB diatas.
Untuk bisa mengajukan pinjaman di KoinBisnis, usia usaha Anda harus minimal 2 tahun atau 6 bulan jika Anda memiliki toko online. Kami mohon maaf sebelumnya.
Setelah melakukan penilaian, kami mohon maaf untuk saat ini belum bisa menerima pengajuan pinjaman Anda. Hal ini dikarenakan, kami menemukan pengeluaran Anda ditambah dengan cicilan, lebih besar dibandingkan pendapatan.