- Ada tanda-tanda bahwa resesi ekonomi sudah dekat, menurut Bank of America. Lembaga keuangan melihat sejarah resesi selama 150 tahun dan memperingatkan bahwa 2 sinyal telah muncul: kurva imbal hasil menanjak & kredit yang lebih ketat.
- Indikator ekonomi Indonesia berjalan sangat baik meskipun dua indikator AS menandakan resesi.
Penurunan kurva imbal hasil Obligasi Pemerintah telah lama dianggap sebagai sinyal yang dapat diandalkan dari resesi yang akan datang.
Menurut Bank of America (BofA), delapan dari sepuluh penurunan kurva imbal hasil sejak 1921 menandakan adanya resesi yang akan terjadi. Selain itu, ketika kurva hasil menanjak dan diikuti penurunan yang tajam, biasanya menunjukkan bahwa resesi hanya beberapa bulan lagi.
Sebaliknya, perekonomian Indonesia melawan tren ini, dengan kinerja imbal hasil Government Bond yang mengungguli Amerika Serikat (AS).
Kurva Hasil AS VS Indonesia 10T Minus 3T
Baru-baru ini, AS telah mengalami penurunan kurva imbal hasil, dengan kurva imbal hasil 2 tahun dan 10 tahun menanjak dari puncak negatif 1,07% menjadi negatif 0,54% saat ini. Di sisi lain, kinerja imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia relatif lebih baik.
Imbal hasil obligasi pemerintah jangka pendek meningkat 50 basis poin (bps) dibandingkan levelnya pada akhir Desember 2022, menunjukkan tren positif perekonomian negara. Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah jangka panjang tetap terkendali, semakin menunjukkan stabilitas situasi ekonomi Indonesia.
Penyaluran Kredit Terus Berkembang
Pertumbuhan Kredit Indonesia
Perekonomian Indonesia menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang positif seiring dengan terus menguatnya fungsi intermediasi perbankan yang mendukung upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan data terkini, pertumbuhan kredit pada Februari 2023 kembali pulih di semua sektor, dengan peningkatan year-on-year (YoY) dari 10,53% pada Januari 2023 menjadi 10,64% pada Februari 2023.
Rebound pertumbuhan kredit merupakan perkembangan positif yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lebih banyak peluang bagi bisnis dan individu.
Akses ke kredit sangat penting bagi bisnis, terutama UMKM, untuk memperluas operasi mereka, berinvestasi dalam teknologi baru, dan menciptakan lapangan kerja. Hal ini mendukung upaya pemerintah untuk memperkuat ekonomi dan mendorong pertumbuhan yang inklusif.
Bank Run Membawa Rupiah Lebih Kuat
Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS
Runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) dan Credit Suisse baru-baru ini diperkirakan tidak akan berdampak signifikan terhadap Indonesia, karena telah terjadi sentimen negatif terhadap perbankan global secara umum dengan tanda bearish di pasar saham global pasca kejatuhan bank tersebut.
Indonesia telah menunjukkan indikator ekonomi makro yang positif hingga bulan Maret, termasuk surplus neraca pembayaran, pertumbuhan ekonomi, dan inflasi. Per 31 Maret 2023, Bank Indonesia melaporkan aliran masuk modal asing mencapai Rp10,97 triliun.
Dengan masuknya investasi asing ke Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat ke level sekitar Rp14.900/USD pada bulan Maret.