Terjepit di Antara Dua Generasi? Ini Solusi Finansial agar Kamu Gak Kena Burnout

Pendahuluan

Pernahkah kamu merasa hidupmu seperti sandwich? Bukan, bukan sandwich lezat isi daging dan sayur, melainkan “terjepit” di tengah-tengah dua tanggung jawab besar. Di satu sisi, kamu punya orang tua yang butuh perhatian, biaya perawatan, dan masa pensiun yang nyaman. Di sisi lain, ada anak-anakmu yang membutuhkan biaya pendidikan, les, dan masa depan yang cerah.

Jika deskripsi ini pas sekali dengan hidupmu, selamat datang di sandwich generation.

Istilah ini mungkin sudah sering kamu dengar, terutama di media sosial. Namun, tahukah kamu bahwa konsep ini pertama kali dicetuskan pada tahun 1981 oleh seorang pekerja sosial bernama Dorothy A. Miller dalam artikelnya yang berjudul “The ‘Sandwich’ Generation: Adult Children of the Aging”? Awalnya, istilah ini spesifik merujuk pada wanita paruh baya yang mengurus orang tua dan anak-anaknya. Namun, seiring waktu, maknanya berkembang dan kini mencakup siapa saja, pria maupun wanita, yang berada dalam situasi ini.

Masalahnya, tekanan sebagai sandwich generation tidak hanya soal waktu dan energi. Beban terbesar sering kali datang dari masalah finansial dan psikologis, yang jika tidak dikelola bisa memicu burnout atau kelelahan mental akut.

Bagaimana Kita Terjebak dalam Situasi Ini? Relevansi dengan Kondisi Indonesia

Sebagai “anak tengah” dalam keluarga, kita punya posisi unik dan sangat penting. Di satu sisi, kita adalah pilar dukungan untuk orang tua yang menua, dan di sisi lain, kita adalah fondasi masa depan bagi anak-anak. Inilah yang sering disebut para ahli sebagai beban sosial-ekonomi dan psikologis.

Di Indonesia, fenomena ini semakin relevan karena kita sedang berada di puncak bonus demografi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) di Indonesia terus meningkat. Data terakhir menunjukkan bahwa jumlah penduduk usia produktif mencapai sekitar 70% dari total populasi.

Kondisi ini seharusnya menjadi peluang emas, di mana jumlah penduduk yang produktif lebih banyak dibanding yang tidak produktif (anak-anak dan lansia). Namun, di balik peluang tersebut, muncul tantangan besar. Banyak dari kita yang berada di usia produktif (milenial dan Gen Z awal) justru menjadi sandwich generation. Artinya, kita adalah tulang punggung finansial yang menanggung dua generasi sekaligus, sehingga bukannya sejahtera, kita justru merasa terjepit.

  • Beban Ekonomi: Ini adalah beban yang paling nyata. Mulai dari biaya medis orang tua yang tidak terduga, biaya hidup bulanan mereka, hingga biaya sekolah anak, les, dan kebutuhan sehari-hari yang terus meningkat. Semua pengeluaran ini bagaikan air yang mengalir deras, menguras isi dompetmu tanpa henti.
  • Beban Psikologis: Tekanan mental sering kali lebih berat dari beban finansial. Kamu harus bisa memenuhi harapan semua pihak, sering kali tanpa ada yang memahami posisimu. Rasa bersalah jika tidak bisa memberikan yang terbaik, kecemasan tentang masa depan, dan rasa lelah yang menumpuk bisa berujung pada stres kronis dan burnout. Menurut beberapa penelitian, orang yang berada di posisi ini sering mengalami kelelahan emosional dan fisik yang luar biasa.

Investasi: Kunci Keluar dari Jebakan “Sandwich”

Kabar baiknya, ada jalan keluar dari siklus tekanan ini. Salah satu solusi paling ampuh dan berkelanjutan yang sering diabaikan adalah investasi.

Mungkin kamu berpikir, “Uang pas-pasan gini, mana bisa investasi?” atau “Investasi itu cuma buat orang kaya.” Eits, buang jauh-jauh pikiran itu. Justru, investasi adalah langkah cerdas bagi kita yang terjepit untuk bisa bernapas lega di masa depan. Investasi bukanlah jalan pintas, melainkan maraton yang akan memenangkanmu.

Mengapa investasi itu sangat penting untuk sandwich generation?

  1. Dana Darurat untuk Orang Tua: Investasi bisa menjadi ‘bantalan’ untuk biaya medis tak terduga. Kamu bisa menyiapkan dana darurat yang diinvestasikan pada instrumen rendah risiko, sehingga uangmu tidak hanya aman, tapi juga bertumbuh. Dengan begitu, kamu tidak perlu panik atau berutang saat ada pengeluaran mendadak untuk orang tua.
  2. Masa Depan Anak yang Terjamin: Biaya pendidikan terus meroket setiap tahun. Dengan berinvestasi sejak dini, kamu bisa menyiapkan dana pendidikan yang lebih besar. Misalnya, menabung dan berinvestasi di reksadana saham untuk jangka panjang akan membuat uangmu tumbuh jauh lebih cepat dari inflasi, sehingga saat anakmu butuh, dananya sudah tersedia.
  3. Pensiun Tenang untuk Diri Sendiri: Seringkali kita terlalu fokus mengurus orang lain sampai lupa diri sendiri. Dengan berinvestasi secara rutin, kamu bisa memastikan bahwa kamu juga punya hari tua yang nyaman, tanpa harus membebani anak-anakmu kelak. Mulai dari sekarang adalah cara terbaik untuk berinvestasi pada dirimu sendiri.

Mulai dari Mana? Gak Ribet, Kok!

Bagi kamu yang masih bingung harus mulai dari mana, jangan khawatir. Investasi bisa dimulai dari yang paling sederhana dan dengan modal kecil:

  • Reksadana: Ini adalah pilihan terbaik untuk pemula. Dengan modal mulai dari Rp100 ribu saja, dana kamu akan dikelola oleh manajer investasi profesional yang berpengalaman. Reksadana juga punya berbagai pilihan risiko, dari yang paling aman (reksadana pasar uang) hingga yang berpotensi untung besar (reksadana saham).
  • P2P Lending: Selain reksadana dan emas, ada satu lagi instrumen yang sedang tren dan patut dipertimbangkan: P2P Lending. Platform ini mempertemukan peminjam dengan pendana (investor). Sebagai pendana, kamu bisa membantu UMKM atau individu lain dan mendapatkan imbal hasil yang menarik. Banyak platform P2P lending yang memungkinkan kamu berinvestasi mulai dari modal kecil, lho! Namun, ingat untuk selalu memilih platform yang sudah terdaftar di OJK dan memahami risikonya.
  • Emas: Emas dikenal sebagai aset safe haven yang nilainya cenderung stabil dan tahan inflasi. Kamu bisa menabung emas secara fisik atau digital dengan cicilan kecil setiap bulan.
  • Saham: Jika kamu punya pengetahuan lebih dan siap dengan risiko yang lebih tinggi, saham bisa menjadi pilihan. Namun, pastikan kamu sudah melakukan riset mendalam atau konsultasi dengan ahli sebelum terjun ke sini.

Penutup

Menjadi sandwich generation adalah sebuah tantangan besar, tapi itu bukanlah kutukan. Kamu tidak sendirian, dan ada banyak cara untuk mengatasi tekanan ini. Dengan mengambil langkah proaktif seperti investasi, kamu tidak hanya meringankan beban finansial hari ini, tapi juga membangun masa depan yang lebih kokoh dan tenang untuk diri sendiri, orang tua, dan anak-anakmu.

Yuk, share artikel ini kalau kamu setuju bahwa investasi adalah langkah nyata untuk memutus rantai tekanan sandwich generation. Mulailah hari ini, agar masa depanmu dan keluarga lebih cerah.

 

Disclaimer : informasi berikut bertujuan untuk edukasi umum pada topik pengetahuan keuangan.

Dapatkan berbagai informasi seputar Investasi & Keuangan Pribadi lainnya hanya di KoinWorks.

Tentang Penulis
Kalkulator finansial untuk hitung kebutuhan kamu

Hitung semua keperluan finansial kamu cukup di satu tempat