Window dressing adalah istilah dalam pasar modal yang sudah familiar bagi para investor.
Istilah ini juga merujuk pada strategi manajer investasi guna untuk meningkatkan performa portofolio kepada para pemegang saham.
Daftar Isi
Pengertian Window Dressing
Dilansir dari Kompas, window dressing artinya strategi manajer investasi yang bantu meningkatkan performa portofolio.
Selain para investor, perusahaan atau emiten juga memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan performa laporan keuangan.
Istilah satu ini cukup melekat di akhir tahun, tapi tidak menutup kemungkinan juga akan muncul di akhir kuartal.
Jumlah investor di akhir tahun atau akhir kuartal lebih banyak.
Sebab, kedua momen tersebut cenderung menguntungkan bagi para investor lewat perdagangan saham yang terjadi di pasar modal.
Bahkan, beberapa orang menilai momen window dressing di akhir tahun adalah waktu yang tepat untuk melakukan investasi bisnis.
Alasan utamanya yaitu harga saham yang cenderung menguat, sehingga para investor bisa mendapatkan keuntungan yang besar.
Baca Juga: 7 Investor Wanita Yang Paling Sukses
Cara Kerja Window Dressing
Setelah mengetahui apa itu window dressing, hal berikutnya yang perlu kamu ketahui adalah cara kerja dari momen satu ini.
Merujuk dari penjelasan sebelumnya, momen ini biasa muncul di akhir tahun atau akhir kuartal dan sangat menguntungkan.
Prosesnya yaitu laporan kinerja serta daftar portfolio dari pihak manajer investasi dikirim kepada para klien secara kuartalan.
Nantinya, klien akan menggunakan laporan dari manajer investasi tersebut untuk menganalisa hasil dari investasi yang sudah mereka lakukan.
Saat kinerja dari portofolio kinerja investasi tidak sesuai dengan harapan, maka manajer investasi akan melakukan window dressing berupa penjualan saham sebelumnya yang mengalami kerugian.
Lalu, manajer investasi mengganti saham tersebut dengan saham lain yang diperkirakan bisa menghasilkan keuntungan lebih besar dalam jangka pendek.
Proses kerja ini secara keseluruhan bisa memperbaiki kinerja portofolio manajer investasi bersangkutan.
Cara kerja lainnya dari window dressing adalah para investor memasukkan variasi saham yang tidak sesuai dengan profil portfolio.
Ketika musim atau momen ini sudah mulai, maka harga saham menguat. Ini tergambar dari grafik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sifatnya cenderung uptrend.
Supaya tidak rugi mengikuti momen ini, rata-rata investor akan memilih saham yang trennya lebih cepat naik dan lebih menguntungkan.
Baca Juga: Trading atau Investasi Saham?
Contoh-Contoh Window Dressing
Meski populer bagi investor, akan tetapi istilah pasar modal satu ini belum cukup familiar bagi para pemula atau masyarakat umum yang tidak mengikuti perkembangan pasar modal.
Nah, agar semakin mudah memahami istilah pasar modal satu ini, berikut contoh-contohnya:
- Menjual instrumen investasi yang indeksnya sedang jatuh dan mengalokasikan dana hasil penjualan tersebut pada instrumen investasi yang memiliki indeks tinggi.
- Investor akan memasukkan saham yang bervariasi, biasanya saham tersebut tidak sesuai dengan profil portfolio investor. Tujuannya agar investor tidak mengalami kerugian.
Window dressing saham di Indonesia terjadi sejak 15 tahun terakhir.
Pada masa tersebut, IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan selalu berakhir pada zona hijau.
Melansir dari halaman Kompas, efek atau momen tersebut akan terjadi pada bulan Oktober hingga bulan Desember.
Dari data yang diperoleh, rata-rata hasil IHSG di bulan Desember dalam 15 tahun terakhir tercatat sebanyak 3,61%.
Kenaikan paling tinggi terjadi pada bulan Desember 2008 yakni sebanyak 9,17%. Sedangkan pencapaian paling rendah terjadi pada bulan Desember 2013 di angka 0,42%.
Para pakar perencanaan keuangan mengungkapkan bahwa salah satu contoh window dressing adalah harga saham rata-rata mengalami kenaikan mulai dari bulan Oktober hingga akhir tahun.
Contohnya di Indonesia, pada periode bulan Oktober 2022, IHSG mengalami fase uptrend.
Saham yang mengalami kenaikan di antaranya bluechip dan sektoral energi paling populer yaitu batu bara.
5 Prinsip Membeli Saham untuk Pemula
Kepopuleran pasar modal perlahan menarik banyak orang.
Kondisi ini membuat pasar modal di Indonesia tumbuh dengan cepat dan menjadi tren di kalangan investor, emiten, pemerintah, dan masyarakat umum.
Bagi kamu para pemula yang tertarik membeli saham, ikuti 5 prinsip di bawah ini:
Pilih Saham Uptrend
Tips membeli saham di momen window dressing adalah memilih saham yang uptrend.
Seperti namanya, saham jenis ini memiliki banyak peminatnya dan selalu menjadi incaran pertama.
Saham uptrend lebih mudah menguntungkan.
Sebab, saham jenis ini akan selalu ada di pasar modal dan terus menjadi incaran.
Diversifikasi Modal
Selanjutnya adalah diversifikasi modal agar tidak kehilangan modal saat mengalami kerugian yang besar.
Saham dengan Fundamental yang Baik
Tips ketiga memilih saham yang memiliki fundamental yang baik.
Saham dengan fundamental baik cenderung disukai oleh investor, baik yang berpengalaman atau masih pemula.
Sebab, saham ini memiliki likuiditas yang aman.
Valuasi Harga Saham
Keempat adalah memperhatikan valuasi harga saham, baik overvalued atau undervalued.
Dengan cara ini, kamu bisa memilih jenis saham sesuai dengan kebutuhan dan memiliki keuntungan yang besar.
Melihat Prospek Perusahaan
Tips terakhir adalah melihat prospek perusahaan yang sahamnya ingin kamu beli.
Lihat apakah perusahaan tersebut masih bertumbuh atau sudah berkembang dan berpengalaman.
Tidak hanya memberikan dampak positif, window dressing juga memiliki dampak negatif.
Salah satunya adalah investor bisa mengalami kerugian karena harga saham akan mengalami penurunan dan harga saham yang tinggi cenderung tidak bertahan lama jika keuangan perusahaan bermasalah.
Agar terhindar dari kerugian tersebut, pilihlah jenis saham yang uptrend dan di waktu yang tepat.
Ingin coba instrumen investasi lain yang lebih minim risiko?
Investasi P2P bisa menjadi pilihan.
Investasi P2P Untung Hingga 18%