7 “Bencana” Yang Diakibatkan Teknologi

Teknologi menghubungkan semua orang

Teknologi diciptakan dan digunakan sejatinya untuk mempermudah urusan atau kehidupan manusia. Sebagai contoh, teknologi dalam pembuatan portofolio investasi, pasti akan memudahkan kamu saat membuat portofolio tersebut. Banyak lagi teknologi yang dibuat dan sudah digunakan manusia hingga saat ini. Namun, apakah kamu tahu bahwa ada juga teknologi yang digunakan kemudian karena ada unsur kesalahan menyebabkan bencana hingga hari ini? Berikut 7 bencana yang disebabkan teknologi.

Hell’s Gate, Turkmenistan

Berada di tengah gurun di daerah Turkmenistan, ada sebuah lubang dengan lebar 100 meter. Dari dalam lubang ini, muncul api yang membakar secara terus menerus bahkan hingga 38 tahun lamanya. Tahun 1971, teknologi rig pengeboran minyak milik Uni Soviet melakukan pengeboran dengan teknologi yang ada. Namun, teknologi tersebut belum bisa mendeteksi tentang keberadaan cadangan gas alam yang ada di bawahnya.

Setelah dibor, tanah runtuh termasuk juga rig pengeboran yang tepat berada di atasnya. Selanjutnya, asap beracun keluar dan menyembur ke permukaan dari dalam lubang tersebut. Untuk menghentikannya, pemerintah Uni Soviet kemudian membakar lubang tersebut.

Lumpur Lapindo Sidoarjo, Indonesia

Siapa yang tidak kenal bencana yang satu ini. Bencana lumpur Lapindo, Sidoarjo sudah ada dari tahun 2006 dan hingga tahun ini, 2016, bencana ini masih terus terjadi. Mei 2006, PT. Lapindo Brantas melakukan pengeboran minyak dengan teknologi yang ada. Namun, kesalahan mekanisme dan prosedur membuat semburan lumpur yang muncul dari lubang pengeboran tersebut. Dari mulai satu titik hingga menenggelamkan satu desa bahkan satu kecamatan.

Ratusan rumah sudah terpendam lumpur dan dunia yang dulu ada sekarang berganti lautan lumpur. Generasi sekarang, pastinya tidak tahu bahwa dahulu ada perkampungan yang sangat luas yang telah dihuni dari zaman nenek moyang dulu. Diperkirakan, bencana ini akan terus berlangsung hingga 30 tahun.

Picher Oklahoma, Amerika Serikat

Menurut EPA (lembaga semacam AMDA di Amerika), mengatakan bahwa tempat ini adalah tempat paling beracun yang ada di Amerika Serikat. Dulu, tempat ini dengan teknologi yang dimiliki Amerika, telah dijadikan area pertambangan dengan kandungan timah serta seng bahkan yang terkaya di dunia. Ada 20.000 orang yang tinggal di sana. Namun, saat ini hanya kurang dari 25 orang saja yang masih tinggal. Air di tempat ini mengandung asam beracun, merembes dan naik dari terowongan yang ada di bawah tanah dimana tempat penambangan itu berada hingga sampai ke sungai dan sungai berubah warna menjadi kemerahan dan tentu beracun.

The Aral Sea, Kazakhstan

Uni Soviet pernah melakukan proyek irigasi dengan teknologi yang mereka kembangkan. Proyek irigasi ini berasal dari laut bernama Laut Aral. Air yang dikuras oleh pemerintah Uni Soviet ini dalam jumlah yang sangat besar sekali sehingga menyebabkan laut itu kering dan kemudian terbelah menjadi dua laut dengan ukuran lebih kecil. Banyak perahu nelayan yang kandas, laut ini juga berubah menjadi gurun tandus luas yang juga terkontaminasi.

The Berkeley Pit Montana, Amerika Serikat

Teknologi pengeboran dan penambangan memang seharusnya ditingkatkan. Bulan November tahun 1995, ada sekawanan angsa yang bermigrasi kemudian mendarat di tempat ini. Tempat penambangan tembaga yang memiliki danau dengan 40 milyar galon air ini ternyata airnya mengandung asam dan juga logam berat. Usai badai beberapa hari dan kabut, ditemukan 342 ekor angsa ini mati dan gagal untuk melanjutkan perjalanan.

Guiyu, Cina

Teknologi bidang elektronik memang sangat membantu urusan manusia. Namun, ketika jumlah produksi teknologi tersebut meningkat secara besar, akan berakibat pada limbah dengan jumlah besar pula. Tempat inilah yang menjadi sebuah desa limbah terbesar di Cina yang terdiri dari komponen elektronik. Para pemulung juga datang ke sini untuk memanfaatkan kembali.

The Great Garbage Patch, Amerika Serikat

Teknologi bidang industri plastik ternyata tidak diimbangi dengan teknologi daur ulang plastik. Tempat ini adalah TPA yang terbesar di dunia. Dikenal dengan istilah Pacific Trash Vortex, tempat ini memiliki 3,5 juta ton lebih sampah di mana 90% adalah plastik yang berputar di antara pulau atau laut Hawaii dan Kalifornia. Luasnya mencapai 2 kali negara Texas.

Jadi, jika kamu sedang membuat portofolio investasi yang berhubungan dengan teknologi, alangkah baiknya untuk memikirkan penanggulangan yang bisa dilakukan untuk menghindari sisi negatif dari teknologi yang diciptakan.

Dapatkan berbagai informasi seputar Investasi & Keuangan Pribadi lainnya hanya di KoinWorks.

Tentang Penulis
Kalkulator finansial untuk hitung kebutuhan kamu

Hitung semua keperluan finansial kamu cukup di satu tempat

Punya uang Rp.100 Ribu? Mulai pendanaan sekarang dan dapatkan keuntungan hingga 14,5%.