Kamu sadar enggak kalau belakangan ini semakin sering terdengar istilah kerjaan freelance atau part-time?
Atau mungkin kamu sendiri sedang menggeluti pekerjaan sebagai seorang freelancer atau part-timer?
Nah, jika iya, berarti kamu sudah ikut mendukung dan berpartisipasi dalam sistem pasar yang disebut dengan gig economy.
Lalu, apa sih yang dimaksud dengan gig economy itu? Apakah itu sesuatu yang bagus, atau malah kurang baik?
Yuk, kita simak pembahasannya, berikut ini!
Daftar Isi
Pengertian Gig Economy
Meminjam istilah gig dari bidang pertunjukan musik, gig economy adalah sebuah bentuk sistem pasar di mana para pelaku pasar atau bisnis bisa melakukan pekerjaan mereka dan menghasilkan pendapatan secara online dan independen, tanpa terkekang suatu bentuk aturan.
Misalnya, jika kamu adalah seorang ilustrator yang memajang hasil karyamu di platform media sosial Instagram.
Nah, jika ada seorang konsumen yang menghubungimu dan memesan gambar buatanmu, maka kamu telah menjadi seorang freelance illustrator atau seorang gig worker.
Mengapa demikian? Karena kamu berhasil mendapatkan pendapatan secara independen, dalam suatu masa kerja yang singkat, dan tidak terikat suatu bentuk aturan baku.
Satu contoh lagi adalah jika kamu berprofesi sebagai seorang pengemudi ojek online, yang mendapatkan pendapatan sesuai waktu yang kamu habiskan untuk mencari dan mengantarkan penumpang.
Profesimu sebagai seorang ojol bisa disebut sebagai seorang gig worker.
Semakin rajin kamu bekerja sebagai gig worker, semakin banyak pendapatan yang kamu dapatkan. Ini jelas berbeda dengan profesi pegawai tetap yang rutin menerima gaji dengan nilai yang sama tiap bulannya.
Contoh Pekerjaan dalam Gig Economy
Freelance illustrator dan pengemudi ojol tadi adalah beberapa contoh dari para gig workers.
Lalu, ada apa lagi?
Berikut ini adalah beberapa contohnya:
- Content creator di platform Instagram dan TikTok.
- Tutor kursus online bahasa asing.
- Dosen dan guru part-time di sekolah atau universitas.
- Freelance content writer.
- Personal assistant atau virtual personal assistant.
- Seniman.
Tidak hanya profesi-profesi di atas saja, setiap pekerjaan yang memiliki waktu singkat alias temporer, atau yang sifatnya sekali waktu, maka dapat dipastikan termasuk dalam kelompok gig worker.
Manfaat dari Sistem Pasar Gig Economy
Secara keseluruhan, sistem pasar seperti ini cukup bermanfaat bagi para gig worker dan bisnis.
Pasalnya, kedua belah pihak bisa saling mengisi kebutuhan pekerjaan yang sebelumnya mungkin agak sulit dipenuhi oleh jenis-jenis pekerjaan konvensional.
Bagi para pekerja, berikut adalah manfaatnya:
- Lebih banyak opportunity. Biasanya, syarat menjadi seorang pegawai kantor harus bisa memiliki beberapa keahlian sekaligus. Dengan menjadi seorang gig worker, satu atau dua keahlian pun bisa kamu jadikan sebuah profesi. Kesempatan untuk mendapatkan penghasilan pun menjadi semakin luas.
- Tambahan income. Karena para gig worker tidak terikat waktu kerja seperti pegawai kantoran, mereka bisa saja mengambil lebih dari satu pekerjaan di satu waktu. Alhasil, mereka cukup sering mendapatkan penghasilan bulanan mirip atau bahkan lebih dari gaji rata-rata pegawai kantoran.
- Work-life balance. Para gig worker yang tidak terikat waktu kerja konvensional bisa mengatur sendiri waktu kerja mereka. Oleh karena itu, banyak pekerja yang masih memiliki waktu cukup untuk meneruskan hobi, bersosialisasi dengan teman-teman, berolahraga, dan mengurus keluarga, selagi tetap menyelesaikan pekerjaan mereka.
- Work from anywhere. Sebagian besar pekerjaan gig economy tidak mewajibkan para pekerjanya untuk bekerja di sebuah kantor atau di satu tempat. Mereka bebas mengerjakannya di mana saja dan kapan saja, asalkan bisa selesai sesuai permintaan klien dan sesuai deadline.
Sedangkan untuk para pemilik bisnis, berikut manfaat dari gig economy:
- Lebih banyak pekerjaan yang bisa diselesaikan. Dengan menggunakan jasa dari para gig worker, sebuah bisnis bisa lebih banyak & cepat menyelesaikan target mereka. Sebagai contoh, kamu bisa menggunakan jasa ojol untuk mengantarkan pesanan makanan. Kalau kamu adalah seorang pemilik bisnis kuliner, tentu hal ini akan sangat memudahkanmu, bukan? Kamu tidak perlu lagi mengantar pesanan sendiri, atau mempekerjakan seorang karyawan sebagai kurir.
- Lebih hemat. Kehadiran para gig worker juga mengurangi beban keuangan dari bisnis itu sendiri. Misalnya, seorang karyawan permanen pasti membutuhkan gaji bulanan dan benefit asuransi kesehatan ketika mereka bekerja untukmu. Nah, ketika kamu membeli barang/jasa dari seorang gig worker, kamu tidak perlu rutin membayar gaji dan tanggungan asuransi mereka. Itu semua sudah termasuk ke dalam harga yang kalian sepakati, dan hanya perlu kamu bayar sekali waktu.
Kekurangan Gig Economy
Ada manfaat dan keuntungan, pastinya ada juga kekurangan.
Nah, berikut adalah beberapa contoh hal yang mungkin kurang menguntungkan bagi para pekerja sekaligus pemilik bisnis, dari sistem pasar gig economy ini.
Bagi para pekerja:
- Tidak ada penghasilan yang stabil. Salah satu kekurangan yang jelas terlihat adalah tidak ada penghasilan tetap setiap bulan untuk para gig worker. Mereka harus rajin mencari pekerjaan atau pesanan, dari bulan ke bulan. Ada masanya penghasilan mereka dalam satu bulan jauh lebih besar dari para pegawai kantoran, namun ada juga masanya mereka tidak mendapatkan penjualan atau pesanan sama sekali.
- Tidak ada jaminan dan asuransi kesehatan. Jika pegawai kantoran memiliki jaring pengaman seperti BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, dan asuransi kesehatan swasta dari kantor mereka, maka sebagian besar gig worker tidak memiliki fasilitas ini.
- Tingkat persaingan semakin tinggi. Dengan adanya banyak pengurangan tenaga kerja atau PHK, dari awal pandemi hingga saat ini, banyak pula full-time worker yang banting setir menjadi pekerja freelance dan part-timer. Ini menyebabkan tingginya tingkat persaingan dalam mencari pekerjaan untuk para gig worker.
Bagi para pemilik bisnis:
- Tidak ada hubungan kerja yang langgeng. Karena sifatnya yang sementara dan satu waktu, pemilik bisnis akan kesulitan mendapatkan barang atau jasa yang kualitasnya konsisten dari waktu ke waktu. Hal ini akan sedikit menyulitkan pemilik bisnis ketika mereka ingin melakukan ekspansi. Pada akhirnya, mereka tetap memerlukan kehadiran pegawai tetap untuk melakukan beberapa pekerjaan rutin.
Solusi Urusan Transaksi Keuangan untuk Penggerak Gig Economy
Nah, itulah penjelasan mengenai apa itu gig economy, dan apa saja manfaat serta kekurangannya.
Kalau kamu adalah seorang gig worker, atau seorang pemilik bisnis yang sehari-harinya mengandalkan jasa gig workers, kamu bisa lihat apa saja keuntungan dan kerugiannya, dan merencanakan langkahmu berikutnya berdasarkan pertimbangan tersebut.
Sebagai seorang gig worker, selain terus mengasah kemampuan, kamu juga bisa mulai mempelajari metode pemasaran yang bisa membantumu memenangkan persaingan. Contohnya seperti digital marketing.
Di sisi lain, untuk pemilik bisnis yang mengandalkan jasa para gig workers, kamu juga bisa lebih fleksibel dalam membuat perjanjian kerja yang fleksibel, dan tentunya menguntungkan kedua belah pihak. Hal ini penting agar bisnismu bisa lebih stabil dan tidak sulit untuk berkembang.
Sebagai tambahan, kamu juga bisa loh menggunakan KoinWorks NEO dari aplikasi KoinWorks, yang bakal semakin memudahkan kamu dalam mengatur semua urusan transaksi keuangan.
Apa saja yang bisa kamu lakukan dengan KoinWorks NEO?
- Kirim uang antar rekening,
- Melakukan pembayaran dan menerima pembayaran,
- Transaksi dengan NEO Card sebagai pengganti kartu kredit, hingga
- Memantau aktivitas finansial kamu dalam satu dashboard yang user-friendly.
Enggak repot, dan enggak ribet. Semua didesain khusus untuk mendukung kinerja kamu sebagai salah satu penggerak gig economy di Indonesia.
Fitur-fitur di atas ini bisa kamu dapatkan di KoinWorks NEO, dan tanpa biaya admin! Untuk selengkapnya, bisa kamu cek di sini.
Kamu juga bisa langsung unduh aplikasinya ke smartphone kamu, melalui tautan di bawah ini.