Tentunya, bagi setiap orang yang baru memulai berumah tangga, sudah pasti memiliki perhitungan anggarannya masing-masing dan berbeda ketika mereka masih menjadi single satu sama lain.
Jika saat masih sendiri kamu bisa dengan bebas mengeluarkan uang untuk berbelanja ataupun membayar tagihan untuk diri sendiri, setelah memutuskan untuk menikah, hal itu tidak boleh lagi dibiarkan terjadi.
Pasalnya, akan ada banyak sekali anggaran yang harus dikeluarkan tiap bulannya.
Jika tidak diatur dengan baik, yang ada kamu dan pasangan akan kewalahan sendiri karena uang yang dipunya bisa tiba-tiba habis padahal masih banyak kebutuhan yang harus dipenuhi.
Oleh karena itu, kali ini KoinWorks ingin berbagi mengenai cara mengatur keuangan rumah tangga yang bisa kamu dan pasangan terapkan.
Tentunya, trik pengelolaan keuangan ini didasari atas skala prioritas kebutuhan, dengan tetap mempertimbangkan rencana investasi dan risiko pengeluaran tidak terduga yang mungkin terjadi.
Yuk, simak penjelasan berikut ini.
Daftar Isi
Membuat Anggaran Biaya Rumah Tangga
Ketika kamu ingin menentukan anggaran yang pas untuk kebutuhan rumah tangga, pertimbangkan rasio ideal kamu dan pasangan saat menentukan biaya rumah tangga keseluruhan, seperti biaya KPR, cicilan kendaraan, kebutuhan sehari-hari, dan sebagainya.
Biasanya, biaya ini disarankan untuk tidak melebihi 35% dari anggaran kamu, bahkan beberapa di antaranya menyarankan agar tidak melebihi 25%.
Tentu saja, kamu akan menemukan banyak biaya lain. Misalnya saja biaya kebersihan (alat pembersih rumah tangga, dan sebagainya).
Oleh karena itu, terdapat formula yang sudah tidak asing lagi, yang bisa kamu gunakan untuk bisa kamu gunakan ketika akan mengatur anggaran keuangan , yaitu aturan 50%:30%:20%.
Sekarang, saatnya kamu untuk fokus kepada 3 jenis pengeluaran, yaitu kebutuhan hidup atau rumah tangga, gaya hidup, dan tujuan finansial jangka panjang.
Alokasikan 50 persen dari pemasukan kamu untuk kebutuhan hidup atau rumah tangga.
Sebagian pemasukan kamu akan dialokasikan untuk kebutuhan lain untuk menjalankan rumah kamu, termasuk untuk makanan atau konsumsi sehari-hari dan transportasi, termasuk bahan bakar.
Alokasikan 30 persen dari pemasukan kamu untuk gaya hidup.
Kategori pengeluaran ini termasuk hal-hal yang kamu inginkan meski tidak dibutuhkan, misalnya saja hadiah ulang tahun, tiket nonton bioskop, gym membership, kopi pagi hari, dan sebagainya.
Kemudian, yang terakhir, alokasikan 20 persen dari pemasukan kamu untuk tujuan finansial jangka panjang.
kamu harus mulai mengalokasikan sebagian pemasukan untuk dana darurat, dana pensiun, dana pendidikan bagi anak-anak kamu, serta untuk melunasi seluruh utang.
Tetapi, perlu dicatat bahwa mengaplikasikan aturan 50:30:20 dalam anggaran kamu tidaklah mudah.
kamu akan mencoba untuk mengatasi biaya rumah tangga agar lebih terkontrol, dan ini akan terasa berat apabila kamu tinggal di negara dengan biaya hidup cukup tinggi.
Salah satu financial coach dan owner Advocate Financial Coaching di Temple, Texas, Kristine Stevenson Seale, menjelaskan biaya sewa rumah atau cicilan haruslah di bawah 35 persen dari pemasukan kamu, dan idealnya 25 persen.
Baca juga: 7 Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga dengan Gaji 3 Juta
Biaya Transportasi
Selain biaya cicilan mobil, kamu juga harus memasukkan biaya-biaya lainnya, seperti biaya servis, perbaikan, dan bahan bakarnya (BBM).
Apabila kamu tidak memiliki kendaraan, maka biaya ini termasuk biaya transportasi misalnya kendaraan umum atau tiket kereta dan bus.
Jika kamu kembali melihat aturan 50:30:20, maka pastikan biaya transportasi ini sudah termasuk dalam yang 50 persennya.
Joshua Schumm, financial coach yang sekaligus pemilik Kansas Financial Coaching di Hutchinson, Kansas, menyarankan bahwa, sebisa mungkin kamu harus membatasi biaya transportasi ini sebanyak 10 hingga 20 persennya saja.
Sebagai contoh:
kamu dan pasangan memiliki penghasilan yang digabungkan adalah Rp10.000.000, yang kemudian dibagi menjadi, Rp5 juta untuk kebutuhan sehari-hari, Rp3 juta untuk gaya hidup dan Rp2 juta untuk jangka panjang.
Dari Rp5 juta tersebut, kamu dan pasangan bisa membagi lagi sekitar 15%, yaitu RP1 juta untuk biaya tranportasi.
Konsumsi Sehari-Hari
Caden Rhoton, a Provo, Utah-based marketing manager dalam perusahaan customer review site BestCompany.com, dan juga sekaligus founder personal finance website DimeDad.com menyarankan kamu untuk mengalokasikan 8 persen pemasukan kamu untuk kebutuhan makanan sehari-hari dan 4 persen untuk anggaran makan di luar.
Alternatif lainnya, kamu mengalokasikan 9 hingga 12 persen pemasukan kamu untuk biaya belanja di supermarket.
Namun, perlu kamu ingat kembali bahwa pembagian anggaran konsumsi tersebut juga kamu ambil dari aturan 50% ya.
Cara Menghemat Pengeluaran Sehari-hari
Prioritaskan Masak Makanan di Rumah
Membeli bahan makanan di pasar dan memasaknya sendiri merupakan cara terbaik untuk menghemat pengeluaran konsumsi sehari-hari.
Tempat berbelanja bahan makanan dengan harga murah dan terbukti lebih segar adalah pasar tradisional.
Berbelanja bahan makanan di pasar tradisional akan menghemat pengeluaran dalam keluarga, dibandingkan berbelanja di supermarket.
kamu bisa menjadwalkan untuk makan di luar rumah satu sampai dua bulan sekali untuk menghibur keluarga dan mengajak mereka pergi ke luar.
Namun, jangan terlalu sering makan di luar rumah dan menjadikannya kebiasaan di rumah tangga kamu.
Membeli Barang Bekas, Mengapa Tidak?
Barang bekas yang biasanya memiliki kualitas yang masih sangat baik adalah meja belajar, kursi, meja makan, dan berbagai peralatan memasak.
Tidak ada salahnya untuk membeli berbagai barang tersebut dalam kondisi secondhand karena harga yang ditawarkan bisa lebih rendah dan murah.
Saat ini sudah banyak toko yang khusus menjual berbagai perabot bekas yang sudah diperbaiki dan layak untuk digunakan kembali.
Dengan demikian, kamu bisa menghemat pengeluaran rumah tangga.
Fokus Pada Beberapa Les dan Kursus Terlebih Dahulu
Tidak hanya pendidikan formal di sekolah saja, kamu juga perlu mengajarkan anak berbagai keterampilan dan pengetahuan lain seperti alat musik, bela diri, dan bahasa asing.
Fokus terlebih dahulu pada beberapa kursus untuk dipelajari dan jangan mengambil terlalu banyak les sekaligus.
Selain membebankan lebih banyak biaya, kemampuan anak menyerap keterampilan dan pengetahuan menjadi terbatas, saat terlalu banyak les yang diikuti.
Misalnya saja, kamu bisa menawarkan mereka untuk mempelajari salah satu alat musik seperti piano, gitar, drum, atau yang lainya.
Biarkan mereka memilih alat musik yang paling disukai dan fokus untuk mendalami satu keterampilan tersebut.
Sisihkan Penghasilan Untuk Biaya Rumah
Ini merupakan cara selanjutnya gune menghemat pengeluaran dalam keluarga.
Ya, rumah yang dimiliki membutuhkan biaya perawatan, perbaikan, dan berbagai renovasi saat terjadi kerusakan.
Sisihkan sebagian penghasilan yang kamu miliki untuk dana mengecat ulang rumah, memperbaiki plafon yang bocor, dan berbagai perbaikan yang lainnya.
Tidak hanya untuk biaya perbaikan rumah saja, kamu juga perlu menyisihkan uang untuk kemungkinan menambah ruangan dan memperluas bangunan rumah seiring dengan bertambahnya anggota keluarga.
Hiburan Murah di Rumah
Mengajak anggota keluarga dan anak-anak kamu pergi berlibur dan bersenang-senang tidak selamanya harus mengeluarkan biaya yang tinggi dan mahal.
Temukan alternatif hiburan di rumah yang menarik, tetapi tetap berbiaya murah.
Misalnya saja, kamu bisa mengajak anak-anak untuk bermain permainan papan atau board games yang menyenangkan.
Bermain board games seperti monopoli dan lainnya tidak hanya menyenangkan untuk dilakukan, tetapi juga bisa memperbaiki kualitas hubungan kamu dengan anak-anak.
Bisa juga dengan men-download film dan mengajak mereka untuk menonton bersama dengan menggunakan proyektor seperti layaknya menonton di sebuah bioskop.
Jangan lupakan camilan dan minuman ringan untuk menemani waktu menonton dengan keluarga.
Bosan berada di rumah seharian?
Coba ajak mereka ke taman kota untuk menikmati suasana ramai di akhir pekan disana.
Baca juga: 6 Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga dengan Gaji 5 Juta
Dana Pensiun
Sebelum membahas anggaran untuk persiapan hari tua kamu dan pasangan, ada baiknya kamu melihat siklus human life seperti berikut ini :
Melalui siklus tersebut kamu bisa melihat bahwa masa pensiun merupakan tahap terakhir dalam siklus kehidupan, biasanya dicapai pada usia 55 tahun ke atas.
Pada masa tersebut, grafik penghasilan mulai menurun.
Sayangnya, 90% orang tidak bisa menghidupi diri sesuai standar hidupnya setelah grafik penghasilan mulai menurun ini.
Kok bisa?
Nah, salah satu penyebab 90% orang yang tidak siap menghadapi pensiun adalah karena kurangnya persiapan sejak usia muda.
Di sinilah pentingnya sebuah perencanaan pensiun sejak dini.
Jadi, kamu disarankan untuk berinvestasi pensiun sebanyak 15-20% dari pemasukan kotor kamu, namun utamakan melunasi utang jika kamu memilikinya.
Namun, jika kamu masih menabung untuk mengumpulkan dana pensiun, ada baiknya jika kamu mengubah cara tersebut dengan mulai mendanai untuk mempersiapkan masa pensiun kamu dan pasangan.
Menabung memang memberikan dampak positif dan membantu mencapai tujuan keuangan kamu.
Tetapi investasi bisa lebih menguntungkan, tergantung instrumen investasi yang kamu pilih.
Mengapa investasi bisa memberikan keuntungan lebih? rata-rata bunga tabungan sekitar 4-5% per tahun, namun jika berinvestasi, kamu bisa mendapatkan bunga lebih dari tabungan.
Selain itu dengan kamu berinvestasi, kamu akan menjaga uang yang kamu punya dari tangka inflasi.
Karena tentunya memasuki masa pensiun berarti kamu harus mempersiapkan uang untuk di belasan bahkan berpuluh tahun kedepannya.
Jangan lupa untuk menghitung inflasi yang akan dihadapi pada usia pensiun kamu.
kamu bisa menggunakan formula berikut ini untuk mengetahui anggaran kebutuhan hidup kamu ketika memasuki masa pensiun.
FV= PV x (1+i)n
FV = Future value
PV = Present value
I = Inflasi
n= Jangka waktu usia pensiun dan usia sekarang
contoh:
Anggaplah saat ini usia kamu dan pasangan 25 tahun dengan kebutuhan Rp5 juta per bulannya.
kamu dan pasangan memutuskan untuk pensiun di usia 55 tahun, maka 5 juta tersebut akan menjadi Rp21.600.000 per bulannya ketika 30 tahun mendatang.
Lalu, instrumen investasi apa yang bisa kamu gunakan untuk mempersiapkan masa tua kamu Bersama pasangan?
Banyak instrumen investasi yang ada mulai dari investasi saham, cryptocurrency hingga investasi emas.
Tapi kalau kamu masih pemula bisa mulai untuk mendanai di KoinP2P dari KoinWorks.
Di KoinP2P, kamu juga bisa mempelajari fundamental investas karena prinsipnya sama, dan mendapatkan imbal hasil efektif hingga 18% hingga per tahunnya.
Dana Darurat
Apakah sepertinya sangat banyak yang harus dianggarkan?
Eits, belum selesai sampai disitu. Masih ada 1 komponen penting lainnya yang harus dianggarkan setiap periodenya yaitu dana darurat.
Sudahkah kamu memiliki dana darurat? Atau bahkan kamu belum tahu apa itu dana darurat?
Dana darurat merupakan dana terpisah yang perlu disiapkan untuk menghadapi berbagai keadaan darurat, seperti terjadinya PHK, kebutuhan biaya karena sakit sehingga kamu tidak dapat bekerja, biaya untuk kecelakaan, dan kejadian tak terduga lainnya.
Lalu berapa besar dana darurat yang perlu kamu siapkan saat baru memulai kehidupan rumah tangga?
Adapun besaran dana darurat yang disarankan adalah sebagai berikut:
-Jika kamu masih single, maka sediakan dana darurat 6 kali pengeluaran bulanan.
-Jika kamu telah berkeluarga atau telah berkeluarga dengan satu anak, minimal 9 kali pengeluaran bulanan.
-Jika kamu telah berkeluarga dengan dua anak atau lebih, maka sebaiknya sediakan dana darurat 12 kali pengeluaran bulanan.
Menggabungkan Penghasilan dengan Pasangan
Untuk cara ini, langkah yang harus diterapkan adalah sikap tranparansi keuangan antara kamu dan pasangan.
Setelah itu, kamu dan pasangan bisa menggabungkan gaji untuk membayar segala kebutuhan utama, seperti membayar makan sehari-hari, tagihan listrik, air, internet, transportasi dan lainnya.
Perlu diingat bahwa selalu utamakan kebutuhan rumah tangga terlebih dahulu dan jangan lupa untuk menyimpannya di rekening terpisah.
Membuat Kesepakatan Bersama Pasangan
Jika ada perbedaan pendapatan yang cukup besar antara kamu dan pasangan mungkin kamu bisa membagi tanggung jawab yang berbeda dengan pasanganmu.
Pastikan bahwa pembagian ini berdasarkan kesepakatan bersama.
Sebagai contoh, gaji kamu adalah Rp5.000.000 dan gaji pasangan kamu adalah Rp10.000.000.
Dengan begitu, pasangan kamu dapat menyepakati perjanjian bahwa ia harus membayar pengeluaran dengan jumlah yang cukup besar, seperti cicilan rumah, mobil atau biaya sekolah anak.
Kamu pun bisa pergunakan gaji mu untuk kebutuhan sehari-hari, yaitu konsumsi, tagihan listrik, air dan lainnya.
Bahkan, jika gaji kamu dan pasangan masih berlebih setelah dibagi menjadi pos-pos pengeluaran pokok, kalian bisa menyisihkannya kembali untuk investasi di setiap bulannya.
Investasi pun bisa dilakukan guna mempersiapkan masa tua kamu dan pasangan.
Diskusi tentang Keuangan yang Wajib Dilakukan Setiap Pasangan
Ke Mana Saja Uang akan Dihabiskan?
Mungkin akan menjadi ide yang bagus, jika duduk bersama dengan pasangan dan mendiskusikan pengeluaran yang selama ini dilakukan.
Hal ini sangat perlu dilakukan jika kamu telah menghabiskan uang dan tidak memiliki sepeser pun untuk disimpan.
Bagaimana Kita Akan Mengelola Keuangan?
Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, hal inilah hal yang perlu dipahami oleh setiap pasangan.
Ada orang yang bisa dengan mudah menyusun anggaran, merencanakan pengeluaran, dan ada juga yang tidak bisa melakukannya sama sekali.
Untuk itulah kamu perlu berdiskusi dengan pasangan dan memutuskan siapa yang akan melakukan tugas-tugas berdasarkan kelebihan masing-masing.
Jika kamu merasa tidak cakap dalam mengelola anggaran, maka biarkan pasangan yang jauh lebih mengerti untuk mengelolanya.
Jangan merendahkan kelemahan pasangan dan terima setiap perbedaan yang ada dengan pemisahan tugas berdasarkan kekuatan.
Bagaimana Cara Kita Berhemat Untuk Sesuatu yang Besar?
kamu berdua pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai di masa depan, misalnya saja ingin pergi berlibur, mempersiapkan dana membeli rumah, dana pendidikan anak, dan lain sebagainya.
Jika belum, kamu bisa duduk dan mulai menuliskan 5 sampai 10 hal yang akan dicapai dalam beberapa tahun ke depan bersama dengan pasangan.
Selanjutnya, kamu bisa mulai bekerja sama dan mengubah rencana tersebut menjadi kenyataan.
Salah satu poin penting untuk mendukung tercapainya tujuan keuangan suami istri di masa depan adalah berinvestasi.
Investasi yang dilakukan memungkinkan dana yang dimiliki bisa berkembang nilainya di masa depan.
Apa Masa Depan yang Kita Inginkan?
Salah satu tujuan menabung dan berinvestasi adalah mempersiapkan masa pensiun dan saat kamu tidak lagi aktif bekerja.
Jangan sampai masa pensiun kamu dan pasangan kesulitan hanya karena perencanaan yang tidak matang.
Mulailah dari sekarang menyisihkan sebagian penghasilan kamu untuk berinvestasi pada dana pensiun.
Membagi Gaji dengan Persentase
Jika kamu dan pasangan tidak ingin menggunakan keseluruhan gaji masing-masing, kalian bisa menggunakan cara dengan membagi gaji sesuai dengan persentase yang telah ditentukan.
Seperti contoh, gaji kamu perbulannya adalah Rp8.000.000 sedangkan gaji pasangan kamu adalah Rp6.000.000, jika ditotalkan maka gaji tersebut adalah Rp14.000.000.
Setelah menjumlahkan gaji kamu dan pasangan, kamu bisa membagi total gaji per individu.
Pembagian gaji kamu
Rp8.000.000 : Rp14.000.000 x 100% = 61% (Rp4.880.000)
Pembagian gaji pasangan
Rp6.000.000 : Rp14.000.000 x 100% = 42% (Rp2.520.000)
Berdasarkan perhitungan, maka uang yang harus disetorkan oleh kamu adalah sebesar 61% dari gaji kamu, yaitu Rp4.880.000.
Sedangkan pasanganmu wajib memberikan 42% dari gajinya, yaitu Rp2.520.000.
Dengan pembagian persentasi ini, diharapkan pembagian antara kamu dan pasangan menjadi lebih adil.
Mempercayakan Seluruh Penghasilan di Satu Pihak
Pada cara ini, salah satu dari kalian harus menjadi manajemen keuangan yang baik.
Karena cara ini adalah dengan mempercayakan keseluruhan gaji hanya dengan satu pihak saja, baik kamu atau pasanganmu.
Setelah gaji bulanan diterima, sudah seharusnya kamu atau pasangan memberikan seluruh gajinya kepada pihak yang akan mengurusnya dan akan dipergunakan untuk biaya rumah tangga sehari-hari, biaya sekolah anak, transportasi dan lainnya.
Perlu diingat, bahwa pihak yang akan mengatur semua keuangan harus tegas dan sesuai dengan kesepakatan agar cara ini bisa memberikan hasil yang positif untuk ke depannya.
Nah, apakah dengan penjelasan diatas kamu sudah menemukan cara yang tepat untuk mengatur keuangan berumah tangga?
Dengan menambah pengetahuan keuangan, kamu bisa mengatur keuangan dengan lebih baik.
Selain itu, akan lebih baik lagi jika dimulai sejak awal pernikahan.
Selamat Mencoba.