Tips Menghindari Penipuan Investasi

Banyaknya kasus-kasus penipuan investasi dewasa ini semakin menunjukkan tentang lemahnya pengetahuan masyarakat akan penipuan investasi. Selain itu juga disebabkan karena mudahnya masyarakat tergiur dengan sesuatu yang menguntungkan tanpa harus repot-repot bekerja keras. Budaya instan seperti ini apabila masih melekat dalam benak mayoritas masyarakat maka sudah bisa dipastikan kalau para penipu investasi akan terus tumbuh berjamur di berbagai kota maupun pedesaan. Ditambah dengan rendahya edukasi mengenai investasi.

Untuk menghindari penipuan investasi yang bisa jadi akan menyasar Anda atau kerabat terdekat Anda sebagai korban, maka perlu dipertimbangkan beberapa hal sebelum mulai mendanai. Namun perlu diingat pula bahwa tidak selalu penawaran investasi itu menipu. Ada pula pemilik usaha yang benar-benar jujur, terpercaya dan bisa menawarkan keuntungan yang cukup wajar kepada para investornya. Untuk mendapatkan instrumen investasi seperti ini, Anda bisa menggunakan KoinWorks, sebuah platoform peer to peer lending yang mewadahi para pelaku usaha dengan calon pemodalnya. Di negara maju seperti Amerika, P2P Lending merupakan salah satu alternatif sumber pendanaan bagi pengusaha UKM (small medium enterprise) selain bank. Saking menjamurnya platform P2P, tidak heran bila pertumbuhan jumlah wirausaha di negeri Paman Sam ini bisa melebihi angka tujuh persen. Padahal jumlah minimal hanyalah dua persen saja. Dengan banyaknya P2P, orang berlomba-lomba untuk membuat bisnis yang kreatif, produk inovatif, dengan konsep yang berbeda dari pesaingnya.

Apa yang menjadi tren di negara maju membutuhkan waktu sedikitnya 10 tahun agar bisa menjadi tren di Indonesia.  Termasuk konsep P2P ini. Karena di sini belum begitu populer, maka alternatif sumber pendanaan adalah uang masyarakat yang tidak paham investasi. Inilah yang menjadi sasaran empuk para penipu investasi. Asalkan berani menawarkan keuntungan yang lebih tinggi dari bunga bank, maka orang-orang akan tertarik berinvestasi. Dan yang penting dari segi penampilan juga cukup meyakinkan. Misalnya dengan mencetak brosur ekslusif, menyewa hotel untuk investor gathering, dan terkadang pakai jasa orang asing untuk presentasi. Bukankah orang kita lebih percaya pada bule daripada dengan orang Indonesianya sendiri?

Untuk menghindari penipuan, Anda harus berhati-hati dalam melihat penawaran. Berikut ini adalah yang harus diperhatikan secara detil agar Anda tidak salah menanamkan modal Anda.

Manajemen

Siapa dibalik manajemen perusahaan tersebut? Anda screening satu persatu. Di zaman teknologi seperti sekarang, caranya cukup mudah. Hanya dengan mencari profil mereka di jaringan sosial media maka Anda bisa menyimpulkan siapa mereka. Kalau profil mereka baru dibuat satu tahun terakhir, lalu jumlah postingannya tidak banyak, foto-foto diri mereka tidak banyak ditampilkan dan kalau pun ditampilkan wajahnya tidak terlalu terlihat, maka lebih baik dibatalkan saja niat untuk investasi di perusahaan tersebut. Mereka yang tidak jujur dalam mengungkap jati dirinya sudah pasti tidak jujur juga terhadap orang lain.

Konsep bisnis

Tidak jarang penipu menjual agama untuk menarik minat investor. Ayat-ayat suci pun ditampilkan di brosurnya dan mengajak masyarakat untuk “jihad ekonomi”. Sementara konsep bisnis pun terlihat sederhana. Misalnya dengan menjual logam mulia secara virtual (meski ada juga yang secara profesional mengelola investasi logam mulia). Untuk mengundang investor, mereka pun mencantuman tentang keunggulan emas di zaman Nabi. Padahal tujuannya hanya sekedar menghimpun dana masyarkat saja.

Kantor operasional

Jangan tertipu sama bangunan megah. Tanyakan pada pihak manajemen berapa kira-kira keuntungan mereka per bulan. Anda wajib curiga kalau kantornya megah tapi mereka hanya menjual produk sembako. Daripada mereka membayar sewa kantor semegah itu? Tanyakan kepada pengelolanya, apakah gedung tersebut miliki sendiri atau sewa . Jika menyewa, berapa per tahunnya dan daripada mereka menutup biaya tersebut.

Jumlah karyawan

Sama seperti gedung, perhatikan jumlah karyawannya. Jika perusahaan tersebut memiliki karyawan yang cukup banyak sementara produknya sendiri marjinnya tidak besar (tidak mungkin produk sembako memiliki marjin hingga 100 persen). Bahkan bisnis jasa konsultan yang marjinnya besar pun karyawannya tidak terlalu banyak.  Perhatikan karyawan-karyawannya. Kalau perlu, dekati salah satunya dan tanyakan berapa lama mereka sudah bekerja di sana. Jika rata-rata kurang dari satu tahun, maka besar kemungkinan perusahaan tersebut tidak terlalu kuat fundamental keuangannya.

Selamat mencoba!

Dapatkan berbagai informasi seputar Tips & Trik lainnya hanya di KoinWorks.

Tentang Penulis
Kalkulator finansial untuk hitung kebutuhan kamu

Hitung semua keperluan finansial kamu cukup di satu tempat

Punya uang Rp.100 Ribu? Mulai pendanaan sekarang dan dapatkan keuntungan hingga 14,5%.