Latte factor adalah pengeluaran uang untuk hal-hal kecil yang terlalu sering dan menjadi besar tanpa disadari.
Pernah dengar istilah latte factor? Istilah ini pertama kali dikenalkan oleh pakar finansial, David Bach.
Kata ‘latte’ diambil dari salah satu jenis kopi yang cukup populer, yaitu Caffe Latte yang merupakan campuran kopi dengan susu dan memiliki lapisan busa tipis di bagian atasnya.
Lalu, apa hubungan pengeluaran untuk hal kecil dengan kopi ini?
Well, penggunaan latte pada istilah ini merujuk pada kebiasaan orang yang tanpa sadar membentuk kebiasaan untuk membeli kopi secara rutin dengan tujuan meningkatkan produktivitasnya.
Menurut Bach, membeli kopi adalah salah satu pengeluaran skala kecil yang total pengeluarannya bisa melebihi biaya listrik dan air jika dilakukan secara rutin dalam satu bulan.
Pengeluaran yang sebenarnya tidak penting, namun karena terus dilakukan dampaknya akan terasa pada pengeluaran yang membengkak.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang latte factor, simak ulasan lengkap mengenai pengertian, contoh, dan perhitungan latte factor di artikel ini, yuk!
Pengertian Latte Factor
Seperti yang telah disinggung di atas, latte factor adalah pengeluaran uang untuk hal-hal kecil yang tanpa disadari dapat membuat pengeluaran membengkak, salah satunya kebiasaan membeli kopi.
Tak hanya pengeluaran membeli kopi, terdapat beberapa pengeluaran setiap hari lainnya yang meski nominalnya kecil jika dikalkulasikan nominalnya bisa membuat kamu tercengang, lho.
Sayangnya, pengeluaran kecil ini masih belum banyak disadari oleh masyarakat. Padahal, pengeluaran tersebut bisa berdampak besar di kemudian hari, lho.
Lalu, apa saja pengeluaran yang termasuk latte factor?
Contoh Pengeluaran yang Termasuk Latte Factor dan Perhitungannya
Tak melulu soal kebiasaan membeli kopi, terdapat beberapa hal yang tanpa kamu sadari termasuk latte factor, lho. Berikut contohnya.
- Biaya Transfer Antar Bank
Di era serba digital ini, transfer sudah menjadi hal yang biasa dilakukan oleh beberapa orang, termasuk transfer antar bank yang membebankan biaya transaksi.
Biaya transfer antar bank biasanya berbeda-beda, ada yang Rp2.500 ada pula yang Rp6.500. Coba lakukan perhitungan, yuk! Misalnya dalam sebulan kamu membayar biaya transfer antar bank 10 kali dengan biaya yang paling rendah, yaitu Rp2.500. Maka, perhitungannya menjadi Rp2.500 x 10 = Rp25.000 pengeluaran biaya transfer dalam sebulan.
Lumayan juga, ya? Supaya pengeluaran kamu tak membengkak akibat biaya transfer antar bank, cobalah gunakan beberapa aplikasi transfer uang GRATIS.
- Biaya Parkir
Meskipun terdengar receh, jika dihitung-hitung biaya parkir juga bisa membuat pengeluaran kamu membengkak, lho.
Misalnya, dalam sebulan kamu sekurang-kurangnya ke pusat perbelanjaan, restoran, atau apapun itu sebanyak 10 kali dengan biaya parkir Rp10.000. Maka jika dihitung-hitung pengeluaran kamu dalam satu bulan untuk parkir saja sebesar Rp10.000 x 10 = Rp100.000.
- Biaya Ongkir
Lho, bukannya ongkir di e-commerce gratis, ya?
Yap. Tapi, sadar enggak sih? Subsidi gratis yang ditawarkan sudah tak sebanyak dulu? Misalnya, subsidi ongkir yang diberikan Rp15.000, sedangkan ongkirnya Rp24.000 maka kamu mau tidak mau harus membayar ongkir yang tak tersubsidi, yaitu Rp9.000.
Jika dalam satu bulan kamu belanja 10 kali dan harus membayar ongkir yang tak tersubsidi sebesar Rp5.000, maka kamu harus mengeluarkan uang Rp9.000 x 10 = Rp90.000 dalam satu bulan untuk membayar ongkir saja.
- Kopi
Siapa yang enggak bisa kerja produktif kalau belum minum kopi dari kedai favoritmu?
Hal ini tentu akan membuatmu mau tidak mau harus mengeluarkan uang setidaknya Rp20.000 untuk membeli kopi. Meskipun terlihat kecil, jika dikalkulasikan dalam sebulan kamu beli 10 cup saja, kamu sudah mengeluarkan Rp20.000 x 10 = Rp200.000 untuk kopi saja dalam sebulan, lho. Itu pun baru 10 cup yang dihitung.
Dari keempat pengeluaran di atas, coba kita hitung berapa pengeluaran kecil yang tak disadari tersebut, yuk!
Rp25.000 (transfer antar bank) + Rp10.000 (parkir) + Rp90.000 (ongkir) + Rp200.000 (kopi) = Rp.415.000 dalam satu bulan!
Wah, ternyata banyak juga, ya!
Nah, supaya pengeluaran kecil enggak kehitung, coba bikin budgeting, ya!
Caranya, kamu bisa gunakan kalkulator finansial KoinWorks di bawah ini, ya!
Setelah melacak latte factor, jika pengeluaran tersebut bisa dikurangi maka uang tersebut bisa kamu alihkan untuk melakukan pendanaan, lho.
Salah satunya pendanaan di KoinP2P dari KoinWorks. Mulai dari Rp100 ribu saja kamu sudah bisa melakukan pendanaan dengan imbal hasil hingga 18% per tahun serta secara otomatis kamu juga turut berkontribusi memajukan UMKM Indonesia, lho.
Yuk, mulai pendanaanmu di KoinP2P!