Bisnis tas adalah bisnis yang sedang naik daun di kalangan entrepreneur muda. Melihat dari pangsa pasar dan kebutuhan pasar yang selalu ada dan bahkan kian meningkat, membuat peluang pada bisnis ini semakin menggiurkan.
Tas juga termasuk komoditi barang yang tidak bisa busuk dan juga tidak termakan zaman.
Namun dibalik peluang yang besar dan, menggiurkan itu, apakah kamu tahu bisnis tas juga dapat berisiko apa lagi bagi pemula yang baru menginjak dunia bisnis tas.
Daftar Isi
Apa yang Dimaksud dengan Risiko Bisnis Tas?
Risiko bisnis tas adalah hal yang berbanding lurus dengan peluang tinggi yang menggiurkan.
Semakin besar peluang bisnis tas, maka akan semakin tinggi juga risiko bisnis tas yang mungkin terjadi.
Risiko Versus Bisnis
Sebelum kita lanjut pada 5 risiko bisnis tas yang sering menimpa pebisnis tas, alangkah lebih baik jika kita tahu apa itu risiko bisnis, dan kenapa kita harus mengambil risiko bisnis.
Risiko adalah hal yang sangat dekat dengan ketidakpastian. Ketidakpastian sendiri dapat terjadi sebab kurang maupun tidak cukup atas informasi mengenai kemungkinan yang akan terjadi.
Ketidakpastian atau sering disebut Uncertain seperti mata uang terkadang dapat menguntungkan tetapi bisa juga mendatangkan kerugian.
Menurut Wideman, ketidakpastian yang berimbas mendatangkan keuntungan disebut dengan istilah peluang atau opportunity, sedangkan ketidakpastian yang membawa kerugian disebut dengan istilah risiko (risk).
Dalam bisnis peluang selalu berbanding lurus dengan risiko.
Hal ini yang membuat istilah unik muncul bahwa teman dari pebisnis adalah risiko. Walaupun tidak dapat dihapus tetapi dengan penanganan dan manajemen yang baik setidaknya risiko dapat diminimalisir.
5 Risiko Bisnis Tas yang Sering Terjadi
Risiko bisnis kerap kali dialami oleh seorang pebisnis, tak terkecuali pebisnis tas.
Apa saja risiko bisnis yang sering terjadi? Simak penjelasannya berikut ini!
1. Kerugian
Hal yang selalu menjadi momok mengerikan pada pebisnis tas adalah risiko bisnis tas berupa kerugian.
Banyak faktor dimana kita dapat merasakan kerugian seperti contoh kerugian saat pengiriman, retur barang, saat produksi bahkan bencana alam.
Kerugian ini memang tidak bisa dihilangkan. Namun dengan manajemen risiko yang baik risiko bisnis tas satu ini dapat kamu minimalisir.
Seperti, jika kamu mengalami kerugian saat pengiriman atau salah perhitungan. Kamu maupun pegawai kamu dapat melakukan skill up dengan mengikuti seminar ataupun tanya jawab dengan ahli.
Kamu dapat memperbaiki perhitungan hpp maupun packing dan jasa pengiriman yang lebih aman.
Skala dalam kerugian sendiri sangat bermacam-macam, mulai dari skala terkecil hingga yang sangat besar.
Walaupun tidak dapat dihapus kamu bisa mengendalikan kerugian dengan memperbaiki manajemen risiko pada bisnis tas kamu.
2. Perang Harga
Persaingan harga adalah risiko bisnis tas yang juga menghantui para pebisnis tas. Hal ini selalu terjadi karena kebutuhan pasar yg menurun tetapi barang di pasar tergolong sedang meningkat.
Dengan faktor itu terjadilah persaingan pasar berupa perang harga.
Psikologi dari sebagian besar para customer terkait konsumtif barang adalah mencari perbandingan, mulai dari jenis, desain, dan juga harga.
Dari hal ini hal yang biasanya menjadi penentu adalah pada perbandingan harganya. Kebanyakan customer akan memilih harga yang relatif lebih murah dengan jenis dan model yang sama.
Banyak cara untuk memenangkan persaingan pasar ini. Kamu dapat memberikan benefit lebih yang kamu tawarkan kepada pelanggan.
Seperti, freebies, bonus, atau diskon. Kamu juga dapat mencantumkan dan menitikberatkan benefit lain yang dapat pelanggan terima dari produk yang anda jual.
Walaupun memberikan benefit akan menambah minat pelanggan pada produkmu. Kamu masih harus dan wajib memperhitungkan HPP (harga Pokok Penjualan) dari setiap benefit yang kamu berikan kepada pelangganmu.
Alih-alih mendapat untung, dengan perhitungan yang salah dapat membuat bisnismu mendapat kerugian
Selain benefit kamu juga dapat meningkatkan iklan dan selalu mengupdate konten untuk mendatangkan lead prospektus yaitu pelanggan yang membeli produk kamu.
3. Kondisi Pasar Tidak Stabil
Melihat kondisi ekonomi yang semakin tidak stabil ikut menyebabkan kondisi pasar yang juga tidak stabil.
Tidak hanya di Indonesia bahkan hampir di seluruh dunia juga mengalami tekanan ekonomi akibat beberapa hal terutama karena pandemi yang kian lama kian memburuk.
Banyaknya usaha yang gulung tikar, penyusutan karyawan dan pemotongan upah pada beberapa sektor membuat minat konsumtif dari para pelanggan semakin menurun.
Bagaimana tidak, pada masa ini jiwa konsumtif harus ditekan pada titik terendah.
Hal ini juga menjadi risiko bisni tas yang bisa terjadi tidak hanya saat pandemi tetapi sewaktu waktu. Namun, dengan meriset pasar dan merubah sedikit atau tepatnya beradaptasi dengan keadaan yang tengah terjadi.
Kita ambil contoh di masa pandemi seperti sekarang ini.
Kamu bisa ubah bisnis tas kamu yang dulunya harus buka di butik atau lokasi khusus dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi dan perkembangan zaman, kamu dapat menjual produk mu di online shop favorit pelanggan mu.
Dengan beradaptasi kamu akan dapat meminimalisir risiko bisnis tas yang terjadi pada bisnismu.
4. Harga Bahan Baku Naik
Bagi kamu pebisnis tas yang membuat sendiri produk tasnya. Bahan baku adalah salah satu penentu bagi seberapa besar keuntungan yang dapat kamu raih.
Tentunya bahan yang bagus juga sangat berpengaruh terhadap tinggi harga bahan itu.
Tak bisa dipungkiri, makin kesini setiap barang mengalami kenaikan harga tidak luput juga untuk bahan baku tas.
Kenaikan harga tas menjadi hal yang biasa bagi pebisnis tas. Namun dengan cara yang tepat kamu dapat mengurangi dampak dari risiko bisnis tas saat ini
Kamu dapat mencari supplier bahan baku termurah dan terpercaya untuk mendapat harga bahan baku paling terjangkau.
Kamu juga dapat menyiasati kenaikan harga barang dengan menyetok bahan yang memiliki umur yang lama pada saat harga turun.
Kamu wajib untuk terus mengecek stok bahan, harga dari supplier dan juga rajin membaca berita tentang informasi penting yang dapat mempengaruhi harga pasar dari bahan baku yang kamu butuhkan.
5. Gulung Tikar
Risiko bisnis tas yang bisa terjadi dari sebuah bisnis tas dan menjadi risiko terbesar pada sebuah bisnis adalah mengalami kebangkrutan.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kebangkrutan seperti salah perhitungan, kesalahan produksi, masalah pada pengiriman hingga bencana alam.
Sebagai contoh, saat berbisnis tas secara online, apalagi jika produknya adalah tas branded. Hal tersebut pernah terjadi pada Dewi Rezer, seorang pebisnis yang menjual tas branded second milik artis.
Ia mengaku bahwa berbagai ancaman seperti risiko saat pengiriman dan faktor penipuan kerap terjadi.
Berdasarkan pengalamannya saat menjual tas Hermes yang harganya selangit, ia melakukan transaksi secara tatap muka langsung dengan konsumen. Sehingga ia dapat meminimalisir risiko saat pengiriman dan terjadinya penipuan.
Risiko ini sangat mungkin terjadi pada setiap bisnis termasuk bisnis tas. Namun kamu dapat mengurangi risiko ini terjadi pada bisnis anda dengan terus mengembangkan pelayanan, kualitas produk, kualitas SDM, memperbaiki manajemen bisnis, dan selalu berdoa untuk kesuksesan bisnis yang kamu geluti.
Dengan penanganan yang baik dan pengambilan keputusan yang tepat pada setiap risiko yang mungkin terjadi akan membuka peluang bagi bisnis kamu bertahan di pasar dan tidak tereliminasi oleh produk lain dari kompetitor.
Sudah Tahu Apa Saja Risiko dalam Bisnis Tas?
Nah, itu dia penjelasan mengenai beberapa risiko bisnis tas dan solusi yang bisa kamu ambil. Tidak bisa dipungkiri bahwa bisnis selalu dekat dengan risiko.
Namun dengan pengambilan keputusan yang tepat kamu akan dapat mengendalikan risiko bisnis tas yang mungkin saja terjadi pada bisnis yang kamu tekuni.
Semoga artikel ini bermanfaat!
Untuk bisa mengajukan pinjaman di KoinBisnis, usia usaha Anda harus minimal 2 tahun atau 6 bulan jika Anda memiliki toko online. Kami mohon maaf sebelumnya.
Setelah melakukan penilaian, kami mohon maaf untuk saat ini belum bisa menerima pengajuan pinjaman Anda. Hal ini dikarenakan, kami menemukan pengeluaran Anda ditambah dengan cicilan, lebih besar dibandingkan pendapatan.