Bagaimana cara mudah dalam menentukan harga yang tepat untuk sebuah produk di bisnis kuliner, seperti misalnya di bisnis ayam geprek?
Cara menentukan harga jual produk ketika memulai sebuah bisnis mungkin memang sedikit membingungkan.
Jika harga yang dipasang terlalu tinggi, nantinya produk tersebut mungkin kurang laku dan kurang diminati konsumen.
Tetapi, jika harganya terlalu rendah malah bisnis kamu yang merugi.
Lalu, bagaimana cara yang tepat untuk menentukan harga jual sebuah produk makanan seperti ayam geprek?
Daftar Isi
3 Cara Menentukan Harga di Bisnis Ayam Geprek
Dalam menentukan harga jual sebuah produk dan jasa, kamu bisa menggunakan salah satu dari tiga cara yang biasa dilakukan para pebisnis, yaitu: cost-based pricing, market-oriented pricing, dan dynamic pricing.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah ulasan singkat mengenai ketiga cara tersebut.
Silakan disimak!
1. Cost-based pricing
Strategi menentukan harga dengan menghitung biaya produksi ini tergolong mudah untuk diterapkan.
Kamu hanya perlu menghitung secara detail berapa ongkos yang kamu keluarkan untuk membuat satu porsi menu ayam geprek, dan tambahkan keuntungan yang ingin kamu dapatkan dari tiap porsinya.
Jumlah akhir dari perhitungan tersebut adalah harga jual produkmu.
Rumusnya adalah: Biaya + Keuntungan = Harga Jual
Komponen “biaya” meliputi semua biaya yang kamu keluarkan untuk membuat satu porsi menu ayam geprek, baik itu biaya produksi maupun biaya operasional.
“Keuntungan” adalah berapa besar keuntungan yang ingin kamu dapat dari hasil penjualan sebuah porsi ayam geprek, dan “Harga Jual” adalah total harga final yang kamu tawarkan ke konsumen.
Satu hal yang perlu kamu perhatikan ketika menggunakan strategi ini adalah menentukan besaran keuntungan yang ingin kamu ambil.
Walaupun tidak ada aturan baku dan kamu bisa menentukannya secara bebas, namun sebaiknya gunakan persentase keuntungan yang umumnya digunakan oleh pebisnis di bidang yang sama.
Misalnya, bisnis retail biasanya menerapkan persentase keuntungan sebesar 50%. Hal ini terpaut jauh dengan bisnis kuliner yang rata-rata memiliki persentase keuntungan sebesar 6-9%. Angka ini biasanya juga diterapkan oleh restoran cepat saji.
Jika kamu masih bingung, coba simak contoh ilustrasi cara menentukan harga ayam geprek berikut ini:
Keseluruhan biaya produksi dan operasional untuk membuat satu porsi menu ayam geprek adalah Rp15.000,00.
Dengan persentase keuntungan yang kamu ingin ambil sebesar 9%, yaitu Rp1.350,00, maka harga jual satu porsi menu ayam geprek adalah Rp16.350,00.
Meskipun keuntungan yang diperoleh tidak begitu besar untuk satu porsinya, namun jika kamu menjual 100 porsi menu ayam geprek per hari, maka total keuntungan yang kamu peroleh bisa mencapai Rp135.000,00.
2. Market-oriented pricing
Cara menentukan harga ayam geprek selanjutnya adalah dengan menggunakan market-oriented pricing, atau harga berdasarkan kondisi pasar dan kompetitor.
Kamu perlu mengamati dan mempelajari bagaimana para kompetitor memasang harga jual di bisnis mereka, dan coba bandingkan harga-harga tersebut dengan strategi yang kamu terapkan.
Misalnya, kompetitor X memasang harga jual satu porsi menu ayam geprek sebesar Rp15.000,00.
Kamu mungkin bisa menjual porsi yang sama dengan harga yang lebih murah, atau harga yang lebih mahal tapi sudah dilengkapi dengan alat makan, dan juga minuman ringan atau air mineral.
Intinya adalah, jika kamu menjual harga lebih rendah dari harga para kompetitor, kamu perlu memastikan bahwa kualitas menu ayam geprek milikmu tidak lebih rendah dari kualitas produk kompetitor.
Jika harga jualmu ternyata lebih tinggi, kamu perlu memberikan nilai tambah pada menu ayam geprek milikmu yang tidak diberikan oleh para kompetitor kepada konsumen.
Perhatikan juga biaya produksi dan operasional bisnismu, ya.
Jangan sampai kamu terlalu fokus membandingkan harga jual pada bisnis kompetitor, dan lupa memperhitungkan ongkos produksi & operasional.
Bukan tidak mungkin bisnismu malah mengalami kerugian.
3. Dynamic pricing
Cara menentukan harga ayam geprek yang terakhir adalah dengan dynamic pricing, atau penentuan harga secara dinamis.
Dengan menggunakan cara ini, bisnismu bisa menentukan harga yang mudah berubah, mengikuti jumlah permintaan konsumen dari waktu ke waktu.
Misalnya, kamu memasang harga jual yang lebih rendah untuk menarik minat konsumen yang mengunjungi bisnis ayam geprek milikmu pada hari Senin sampai Jumat.
Kemudian, kamu bisa memasang harga jual yang normal pada akhir pekan.
Konsep yang sama juga bisa kamu terapkan pada momen liburan sekolah atau pada hari-hari libur nasional.
Contohnya, kamu bisa memasang harga jual yang lebih rendah pada momen libur Lebaran selama seminggu penuh.
Dengan begitu, konsumen akan mudah tergoda untuk membeli makanan pada bisnis ayam geprek milikmu.
Di luar hal tersebut, kamu tetap harus memperhatikan aspek biaya produksi dan operasional bisnismu, juga memperhatikan daya beli konsumen.
Jangan sampai harga yang kamu pasang dinilai terlalu tinggi oleh konsumen, atau terlalu rendah hingga merugikan bisnismu.
Sudah Paham Cara Menentukan Harga Ayam Geprek?
Nah, itulah beberapa cara menentukan harga pada bisnis ayam geprek yang bisa kamu coba.
Mulai dari menentukan harga berdasarkan ongkos produksi dan operasional, berdasarkan kompetisi, serta menetapkan harga secara dinamis sesuai keadaan.
Ingat, harga apa pun yang kamu pasang, bisnismu harus tetap menjaga kualitas produk dan pelayanan, ya.
Selamat mencoba!
. . .
Kalau kamu termasuk salah satu pelaku usaha kecil, online sellers, atau freelancers, KoinWorks punya satu solusi nih untuk semua kebutuhan keuangan kamu.
Mulai dari transfer antar bank tanpa biaya admin, pembuatan invoice & laporan keuangan, hingga ke akses yang fleksibel untuk mendapatkan pinjaman– semua ini khusus untuk mendukung usaha & bisnis kamu, dan bisa kamu dapatkan di KoinWorks NEO.
Yuk, cari tahu lebih banyak tentang KoinWorks NEO di sini!