Dalam menjalankan sebuah bisnis kuliner seperti bisnis ayam geprek, kamu perlu mengetahui bagaimana cara menghitung target penjualan yang realistis.
Sebagai pemilik bisnis, memasang target penjualan yang baik itu penting, lho.
Jika target yang kamu tentukan terlalu rendah, bisnismu akan lambat berkembang.
Sebaliknya, jika target yang kamu pasang terlalu tinggi, kemungkinan kamu dan para pegawai hanya berfokus untuk mengejar target, dan malah abai terhadap aspek bisnis lain yang penting untuk dikelola.
Nah, jadi bagaimana cara menghitung target penjualan yang tepat?
Daftar Isi
Cara Menghitung Target Penjualan pada Bisnis Ayam Geprek
Untuk menghitung target penjualan yang sesuai, tentunya kamu perlu mengetahui kapasitas bisnis yang kamu miliki, serta sumber daya yang tersedia.
Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa kamu terapkan untuk menghitung target penjualan yang realistis, pada bisnis ayam geprek milikmu.
Silakan disimak!
1. Membuat harga pokok penjualan
Harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk membuat satu porsi ayam geprek.
Jadi, langkah awal yang perlu kamu lakukan adalah menghitung semua biaya yang kamu keluarkan untuk membuat satu porsi menu.
Berikut contoh perhitungannya, dengan asumsi kamu membuat 30 porsi menu ayam geprek:
- Ayam 5 kg: Rp100.000,00
- Tepung 1 kg: Rp15.000,00
- Minyak goreng 2 liter: Rp50.000,00
- Cabe rawit 1 kg: Rp50.000,00
- Bawang putih ¼ kg: Rp10.000,00
- Kemasan/boks sebanyak 30 buah: Rp30.000,00
- Biaya gas: Rp15.000,00
Jika dihitung secara keseluruhan, maka totalnya adalah sekitar Rp270.000,00.
Dengan asumsi awal untuk pembuatan 30 porsi menu ayam geprek, maka bisa disimpulkan harga pokok penjualan untuk sebuah porsi adalah Rp9.000,00
2. Menentukan harga jual per porsi
Langkah berikutnya adalah menentukan harga jual per porsi.
Untuk bagian ini, tidak ada aturan bakunya. Keputusan pemilik bisnislah yang menentukan berapa besar harga jual per porsi.
Selisih antara harga pokok penjualan dengan harga jual adalah keuntungan yang kamu akan dapatkan. Jadi, sudah semestinya harga jual lebih tinggi dari harga pokok penjualan.
Sebagai contoh, jika harga pokok penjualan satu porsi ayam geprek tadi adalah Rp9.000,00, maka kamu sebagai pemilik bisnis dapat mematok harga jual sebesar Rp15.000,00.
Dengan begitu kamu akan mendapatkan keuntungan sekitar 67% untuk tiap porsi yang berhasil kamu jual.
3. Menghitung biaya operasional per bulan
Langkah selanjutnya adalah kamu perlu menghitung juga biaya operasional per bulan.
Biaya operasional per bulan ini bisa saja berbeda antara satu bisnis dan bisnis yang lainnya, tergantung pada seberapa banyak perlengkapan, tenaga kerja, dan fasilitas yang digunakan.
Berikut ini adalah contoh perhitungan biaya operasional per bulan:
- Gaji pegawai: Rp5.000.000,00
- Listrik & internet: Rp500.000,00
- Promosi & pemasaran: Rp1.500.000,00
- Alat tulis: Rp500.000,00
- Penyusutan alat (depresiasi): Rp1.000.000,00
- Sewa lokasi: Rp1.000.000,00
- Transportasi: Rp 500.000,00
Dengan begitu, biaya operasional bisnis kamu tiap bulannya adalah sebesar Rp10.000.000,00.
4. Menentukan target penjualan minimum
Berikutnya, kamu perlu mengetahui target penjualan minimum yang dibutuhkan oleh bisnis ayam geprek milikmu, atau biasa disebut juga dengan titik impas (break even point).
Begini cara menghitungnya:
Target penjualan minimum = biaya operasional : (harga jual per unit – harga pokok penjualan)
Dengan jumlah biaya operasional sebesar Rp10.000.000,00, dan harga jual per unit sebesar Rp15.000,00, serta harga pokok penjualan sebesar Rp9.000,00, maka target penjualan minimum yang perlu dicapai per bulan adalah sebanyak 1.667 porsi menu ayam geprek.
5. Menentukan target penjualan sesuai keuntungan yang diinginkan
Dari perhitungan di atas, dengan penjualan sebanyak 1.667 porsi ayam geprek, kamu hanya dapat menutupi biaya produksi dan operasional saja.
Jika kamu ingin mendapatkan keuntungan, kamu perlu menjual lebih dari jumlah tersebut.
Sebagai contohnya, kamu menginginkan keuntungan sebesar Rp3.000.000,00 per bulan.
Maka, perhitungannya adalah sebagai berikut:
Target penjualan = (biaya operasional + target keuntungan) : (harga jual per unit – harga pokok penjualan)
Berdasarkan perhitungan tersebut, dengan jumlah biaya operasional sebesar Rp10.000.000,00, target keuntungan sebesar Rp3.000.000,00, dan harga jual per unit sebesar Rp15.000,00, serta harga pokok penjualan sebesar Rp9.000,00, maka target penjualan minimum yang perlu dicapai per bulan adalah sebanyak 2.167 porsi menu ayam geprek.
Sudah Paham Cara Menghitung Target Penjualan untuk Bisnis Ayam Geprek Milikmu?
Itulah cara-cara yang mudah dalam menentukan target penjualan untuk bisnis ayam geprek kamu.
Target ini sangat dipengaruhi oleh biaya produksi dan operasional, serta harga jual produk.
Semakin besar target keuntungan yang kamu tentukan, semakin banyak pula produk makanan ayam geprek yang harus kamu jual per bulannya.
Ingat, jangan terburu-buru dalam menentukan harga dan target penjualan, ya.
Pastikan dulu berkali-kali agar bisnismu tidak merugi.
Semoga bermanfaat!
. . .
Kalau kamu termasuk salah satu pelaku usaha kecil, online sellers, atau freelancers, KoinWorks punya satu solusi nih untuk semua kebutuhan keuangan kamu.
Mulai dari transfer antar bank tanpa biaya admin, pembuatan invoice & laporan keuangan, hingga ke akses yang fleksibel untuk mendapatkan pinjaman– semua ini khusus untuk mendukung usaha & bisnis kamu, dan bisa kamu dapatkan di KoinWorks NEO.
Yuk, cari tahu lebih banyak tentang KoinWorks NEO di sini!