Salah satu topik yang selalu diminati oleh semua pemilik bisnis adalah bagaimana strategi untuk meningkatkan omzet. Tidak terkecuali untuk bisnis kuliner, seperti bisnis ayam geprek ini.
Bagaimana tidak, jika sebuah bisnis yang telah dibangun ternyata mulai berjalan stabil, tentu langkah selanjutnya yang harus dipikirkan adalah bagaimana meningkatkan penjualan & keuntungan.
Pasalnya, dari keuntungan inilah kamu bisa mengembangkan bisnis ke depannya.
Lalu, bagaimana strategi yang tepat untuk meningkatkan omzet bisnis ayam geprek?
Daftar Isi
Strategi Meningkatkan Omzet pada Bisnis Ayam Geprek
Terdapat beragam cara untuk meningkatkan penjualan pada sebuah bisnis.
Tentu saja untuk bisnis berbeda, strateginya juga pasti ada yang berbeda.
Nah, untuk bisnis ayam geprek, berikut adalah rangkuman strategi “7P” yang bisa kamu terapkan untuk meningkatkan omzet secara optimal.
Silakan disimak!
1. Product (produk)
Fokus strategi yang pertama tentu saja pada produk ayam geprek yang kamu buat.
Agar bisnis ayam geprek kamu makin ramai pembeli, kamu harus membuat konsep produk yang menarik, unik, serta memiliki pembeda dengan bisnis kompetitor.
Misalnya, dengan memberikan porsi ayam yang sedikit lebih besar dibandingkan dengan porsi ayam geprek milik kompetitor.
Selain itu, kamu pun bisa memberikan menu variasi dan paket bundling, untuk menarik minat konsumen.
Untuk variasi menu, kamu bisa coba membuat beberapa varian ayam geprek yang memang digemari banyak orang.
Contohnya seperti ayam geprek saus telur asin, ayam geprek mozarella, ayam geprek sambal matah, dan yang lainnya.
Sedangkan untuk paket bundling, kamu bisa menyediakan paket hemat seperti menu ayam geprek dan minuman dingin– yang mana jika dibeli terpisah, harganya akan menjadi sedikit lebih mahal.
Strategi yang berfokus pada pengembangan produk seperti ini lumayan ampuh lho untuk meningkatkan penjualan.
2. Price (harga)
Setelah faktor produk, komponen lain yang juga dilihat konsumen pertama kali adalah harga produk.
Harga jual suatu produk bisa menjadi penentu bisnismu akan laris manis, atau malah sepi pembeli.
Oleh karena itu, pasanglah harga yang cukup kompetitif.
Hitunglah ongkos produk dan operasional, kemudian lakukan observasi terhadap harga-harga yang dipasang para kompetitor.
Dari kedua informasi tersebut, barulah kamu bisa mencari tahu berapa besar keuntungan yang ingin kamu dapatkan.
Setelah itu, barulah kamu tetapkan harga jual yang kompetitif.
Jika kamu memang ingin memiliki keuntungan yang besar dengan memasang harga jual yang sedikit lebih mahal daripada kompetitor, tentu kamu perlu memberikan nilai tambah pada produk yang kamu jual.
Misalnya, harga satu porsi ayam geprek kompetitor adalah Rp15.000,00, sedangkan kamu ingin menjual produkmu dengan harga Rp17.000,00.
Sebaiknya kamu memberikan opsi yang membuat konsumen berpikir bahwa membeli produkmu akan lebih menguntungkan buat mereka.
Contohnya, dengan harga Rp17.000,00 konsumen pun mendapatkan alat makan plastik gratis (untuk opsi delivery atau takeaway), atau konsumen bisa memilih potongan ayamnya sendiri.
Dengan begitu, konsumen pasti akan mulai berpaling untuk membeli ayam geprek di bisnis milikmu.
Atau, kamu pun bisa melakukan sebaliknya; menjual ayam geprek jauh lebih murah dari kompetitor, dengan tidak menyediakan alat makan plastik, dan konsumen tidak bisa memilih jenis potongan ayam.
3. Place (lokasi)
Tiga serangkai komponen utama yang bisa membuat konsumen terpikat adalah produk, harga jual, dan tentu saja lokasi bisnis.
Walaupun sudah banyak layanan pesan-antar yang tersedia, masih banyak juga konsumen yang lebih memilih untuk datang ke lokasi dan makan di sana (dine-in).
Cara yang lumayan baik untuk meningkatkan penjualan dengan faktor lokasi yang strategis adalah dengan mencari lokasi yang tidak terlalu dekat dengan pusat keramaian, dan juga masih masuk cakupan layanan pesan-antar.
Dengan begitu, bisnismu masih akan ramai didatangi pengunjung, dan juga masih mampu melayani konsumen yang membeli melalui layanan pesan-antar.
Kamu pun bisa lebih menghemat biaya lokasi, karena lokasi yang kamu pilih tidak berada di pusat keramaian, yang biasanya memiliki biaya sewa tinggi.
4. Promotion (promosi/pemasaran)
Kamu juga perlu berinvestasi pada strategi promosi dan pemasaran yang baik, untuk meningkatkan penjualan.
Sekarang ini, kamu pun sebagai seorang pemilik bisnis dapat berpromosi dan beriklan secara mandiri melalui Google (Google Ads) dan media sosial (Instagram, Facebook, TikTok, dan YouTube).
Bisnismu juga bisa berpromosi melalui e-commerce marketplaces, dan jika ada dana lebih, kamu bisa mengembangkan sebuah website atau blog sederhana untuk menunjang aktivitas-aktivitas promosi ini.
Tetapi, jika kamu ingin lebih fokus mengembangkan bisnis, tentu saja kamu bisa mempekerjakan seorang Digital Marketer untuk melakukan promosi tersebut.
5. People (karyawan)
Salah satu faktor penunjang penjualan yang sering terlewat adalah peran tenaga kerja.
Ketika bisnismu mulai tumbuh dan stabil, dapat dipastikan bahwa para karyawanlah yang biasanya bertugas di dapur dan berhadapan dengan konsumen.
Karyawan yang profesional dan cakap tentu saja bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik, dan juga menjaga hubungan yang baik dengan para konsumen.
Hubungan yang baik akan membuat konsumen datang kembali, dan bahkan mungkin merekomendasikan bisnismu ke orang-orang terdekatnya.
Namun sebaliknya, jika karyawanmu tidak memiliki etos kerja yang baik, bisa membuat bisnismu sulit berkembang.
Pekerjakanlah orang-orang yang memang baik dan jujur, dan lakukan pelatihan secara rutin.
Jangan lupa juga untuk selalu tegas dalam mengatur para karyawan yang bekerja di bisnis ayam geprek milikmu.
6. Process (proses/aktivitas bisnis)
Bagaimana dengan proses atau alur aktivitas pada bisnis, apakah itu juga termasuk yang perlu ditingkatkan untuk menambah omzet?
Tentu saja!
Jika bisnis ayam geprek yang kamu miliki, ternyata membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menunggu makanan disajikan, tentu konsumen akan kesal dan mungkin tidak akan kembali lagi.
Bagaimana jika konsumen harus menunggu lama ketika ingin membayar, apakah mereka akan kembali lagi di lain waktu?
Kemudian pada urusan dapur dan tempat penyimpanan, bagaimana proses bahan baku didapatkan dan disimpan? Apakah sudah sesuai dengan cara menyimpan yang baik? Atau malah tidak diatur, dan bahan baku sering menjadi rusak sebelum bisa digunakan?
Nah, alur proses pada bisnismu ini harus bisa diawasi dan ditingkatkan kualitasnya; jangan sampai konsumen yang jadi korban.
Perhatikan dan catat aktivitas bisnis mana yang bisa kamu perbaiki, secara berkala.
7. Physical evidence (tampilan fisik)
Strategi terakhir yang bisa meningkatkan omzet adalah dengan memperhatikan penampilan fisik dari lokasi bisnis ayam geprek milikmu.
Apakah cukup nyaman? Bagaimana dengan dapur dan tempat kerja lainnya, apakah sesuai standar dan aman untuk para karyawan?
Cobalah lihat dari sudut datang konsumen yang berkunjung, apakah tempatmu sudah terlihat rapi, bersih, dan sejuk?
Bagaimana dengan pencahayaan dan sistem pendingin? Apakah cukup, atau berlebihan?
Bisnis yang dibangun dengan memperhatikan para manusianya tentu akan langgeng dan cepat tumbuh, dibandingkan dengan bisnis yang tidak terlalu peduli.
Jangan takut untuk mempekerjakan jasa seorang interior designer, untuk lebih menyesuaikan standar ruangan & bangunan, dengan konsep bisnis yang kamu tentukan di awal.
Pentingnya Menerapkan Strategi Meningkatkan Omzet pada Bisnis Ayam Geprek
Itulah beberapa strategi yang bisa membantu bisnismu meningkatkan omzet dan terus berkembang.
Sudah ada yang kamu terapkan sebelumnya?
Semoga bermanfaat!
. . .
Kalau kamu termasuk salah satu pelaku usaha kecil, online sellers, atau freelancers, KoinWorks punya satu solusi nih untuk semua kebutuhan keuangan kamu.
Mulai dari transfer antar bank tanpa biaya admin, pembuatan invoice & laporan keuangan, hingga ke akses yang fleksibel untuk mendapatkan pinjaman– semua ini khusus untuk mendukung usaha & bisnis kamu, dan bisa kamu dapatkan di KoinWorks NEO.
Yuk, cari tahu lebih banyak tentang KoinWorks NEO di sini!