Apa saja masalah utama bisnis dimsum yang kerap ditemui?
Setiap bisnis tentu lazim mengalami pasang surut. Kunci untuk kembali bangkit ketika sebuah bisnis terpuruk adalah menemukan solusi yang tepat. Simak masalah utama dalam bisnis dimsum dan solusinya di sini!
Daftar Isi
Food Safety
Masalah food safety pada dasarnya bukan hanya perkara untuk bisnis dimsum, melainkan semua bisnis yang bergerak di bidang kuliner. Kamu tentu pernah mendengar kasus keracunan akibat makanan. Bisnis dimsum mu tidak boleh mengalami hal ini.
Centre of Food Safety (2008) mengatakan bahwa terdapat lima kunci yang harus dijaga oleh pebisnis untuk mempertahankan food safety adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan Produk
Selalu memilih produk yang segar dan memiliki jadwal pemeriksaan tanggal kadaluarsa secara berkala.
Sebagai contoh, kamu dapat selalu memilih daging dada ayam yang segar, yaitu yang berwarna merah cerah. Sedangkan jadwal pemeriksaan tanggal kadaluarsa semua bahan baku sebaiknya kamu tetapkan paling lama satu kali dalam sepekan.
2. Penyimpanan Terorganisir
Melakukan penyimpanan yang terorganisir, yaitu terpisah berdasar jenis. Misalnya, penyimpanan sayuran segar seperti wortel dan jamur untuk topping dimsum berada di chiller, sedangkan daging mentah berada di freezer.
Bahan baku yang datang lebih dulu harus berada di sisi penyimpanan paling luar untuk digunakan lebih dahulu.
3. Kebersihan Terjaga
Selalu membersihkan tangan, peralatan, dan area dapur. Meskipun staf dapur memasak dengan menggunakan sarung tangan, kamu sebaiknya tetap membuat SOP, yaitu harus mencuci tangan sebelum menyentuh bahan makanan.
Sedangkan membersihkan peralatan dan area dapur perlu dilakukan setiap hari menjelang tutup toko atau setelah memasak produk dimsum.
4. Mengelola Makanan dengan Benar
Pengelolaan makanan dengan benar, contohnya adalah bahwa daging yang telah keluar dari freezer harus segera diolah. Karena, apabila daging berada terlalu lama pada suhu ruang, dikuatirkan terjadi kontaminasi bakteri.
5. Menyimpan Makanan pada Temperatur yang Benar
Temperatur untuk menyimpan daging ayam tentu berbeda dengan temperatur untuk menyimpan kulit pangsit. Kulit pangsit dapat rusak jika disimpan dengan suhu beku seperti daging. Demikian juga sebaliknya.
Maka, kamu harus menyimpan setiap bahan makanan pada temperatur yang tepat. Misalnya, suhu untuk menyimpan daging ayam paling tinggi adalah 5˚ Celcius. Sedangkan suhu bekunya adalah sekitar -17˚ Celsius.
Produk yang Tidak Laku
Masalah utama bisnis dimsum berikutnya adalah produk yang tidak laku.
Masalah ini dapat diatasi berdasar analisa penyebab tidak lakunya produk dimsum berikut ini:
1. Produk Kurang Dikenal
Kemungkinan pertama adalah karena konsumen belum mengenal brand dimsum milikmu. Hal ini pernah dialami oleh brand dimsum Si Ogud. Jalan keluar yang kemudian ditempuh oleh pemilik bisnis adalah mengikuti sebanyak mungkin bazar untuk memperkenalkan brand dan produknya.
Selain itu, kamu juga dapat mengoptimalkan media sosial agar brand dimsum milikmu makin banyak dikenal. Salah satu yang telah melakukannya adalah Dimsum Citra. Brand yang sudah punya cabang di Medan, Binjai, Pakam, Brastagi, dan beberapa tempat lain ini cukup aktif di Instagram.
2. Kurang Variasi Produk
Kemungkinan kedua varian produk dimsum yang itu-itu saja, sehingga konsumen bosan atau malah tak tertarik untuk mencoba. Mengatasi hal semacam ini, kamu dapat mencontoh Dimsum Ibu yang mulai populer sejak wabah Covid-19.
Pemilik bisnis ini menawarkan varian menu wortel, jamur, keju, udang, sosis, hingga crabstick. Ragam varian menu ini terbukti membuat Dimsum Ibu menerima pesanan hingga 1.000 pieces saat lebaran tahun lalu.
3. Kurang Inovasi
Saran lainnya adalah kamu juga dapat menjual dimsum secara frozen. Dengan cara ini, konsumenmu jadi punya pilihan waktu lebih fleksibel untuk menikmati produk dimsum milikmu. Strategi ini telah dijalankan oleh beberapa pabrik dimsum yang berlokasi di Depok.
Penipuan oleh Supplier atau Konsumen
Masalah utama bisnis dimsum yang terakhir adalah dapat menjadi korban penipuan. Ini terbilang masalah yang cukup serius, karena dampak kerugiannya dapat berakibat bisnismu berhenti total.
Hal ini pernah dialami oleh dimsum Si Ogud yang merugi hingga Rp20.000.000,00 karena ditipu oleh konsumen. Kamu perlu mengantisipasi, agar hal semacam ini tidak perlu kamu alami.
Hal yang dapat kamu lakukan adalah menggunakan sistem downpayment (DP) untuk pembayaran. Baik pembayaran kepada supplier atau penerimaan pembayaran pesanan partai besar dari konsumen.
Misalnya, kamu memesan daging segar kepada supplier dengan total tagihan Rp10.000.000,00. Sebaiknya, kamu membuat kesepakatan untuk pembayaran DP maksimal 50% di awal, sedangkan pelunasan 50% dilakukan saat barang sudah tiba dan dicek kelengkapannya.
Demikian juga ketika kamu menerima pesanan produk dimsum dalam jumlah besar. Misalnya, kamu dapat menentukan bahwa pesanan dengan jumlah tagihan di atas Rp 1.000.000,00 harus membayarkan DP sejumlah 50%. Strategi ini akan mengantisipasi resiko menjadi korban penipuan dalam menjalankan sebuah bisnis.
Yuk, Antisipasi Masalah dalam Bisnis Dimsum!
Nah, itu dia masalah utama bisnis dimsum yang sering ditemui.
Bisnis dimsum yang sukses adalah bisnis yang dapat bertahan menghadapi berbagai masalah utama. Sebagai pelaku bisnis, kamu harus terus belajar dan selalu memiliki ide untuk mencari solusi dari tiap masalah.
Semoga artikel tentang masalah utama dan solusinya dalam bisnis dimsum ini dapat menambah wawasanmu.
Jika ingin mengelola keuangan dalam bisnismu dengan mudah dan aman, KoinWorks NEO bisa memenuhi semua kebutuhan finansialmu.
Nikmati beragam felksibilitas dalam transaksi, mulai dari transfer antar bank tanpa biaya admin, pembuatan invoice & laporan keuangan, hingga akses yang fleksibel untuk mendapatkan pinjaman.
Semua dapat dilakukan dengan mudah hanya dalam satu genggaman,
Selamat mencoba!