Bahan baku hijab adalah berbagai macam kain.
Ketika memproduksi berbagai macam jenis hijab, tentu saja kamu membutuhkan berbagai macam kain dari bahan yang berbeda. Meski kain-kain tersebut dapat disimpan dalam jangka panjang, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan agar kain awet dan tetap berkualitas.
Sebagai pebisnis hijab, kamu harus mendapatkan kain yang memiliki kualitas terbaik. Biasanya kain dengan kualitas terbaik tergolong cukup mahal, tapi bisa menjadikan produk hijab kamu laris di pasaran. Bahan kain terbaik dan cocok untuk bisnis hijab biasanya terdiri dari kain jenis voal, sifon, wolfis, katun, dan satin.
Daftar Isi
Cara Menjaga Bahan Baku Hijab Agar Tetap Berkualitas
Lantas, bagaimana cara yang benar menjaga bahan baku hijab berupa kain agar kualitasnya tetap terjaga dengan baik? Agar tidak penasaran, simak rangkumannya di bawah ini:
1. Melakukan Pengecekan Sebelum Disimpan
Cara pertama menjaga bahan baku hijab yang benar adalah melakukan pengecekan sebelum kain disimpan di dalam gudang. Meski terkesan sepele, cara ini bisa meminimalisir terjadinya kerusakan pada kain yang kamu miliki.
Ketika melakukan pengecekan bahan baku hijab, pastikan kamu atau karyawan teliti memeriksa kondisi kain. Pastikan juga kain yang sudah kamu beli tidak ada yang cacat, seperti robek, ukuran tidak sesuai, kotor, hingga warna yang sudah pudar.
Setelah melakukan pengecekan, kamu harus memberi tanda berupa kode pada setiap kain yang masuk dan lolos pengecekan. Misalnya, memberikan kode V01 untuk jenis kain voal, kode R02 untuk jenis rayon, dan seterusnya. Pemberian kode ini berfungsi untuk memudahkan kamu menyimpan kain-kain tersebut di gudang.
Pemberian kode pada kain sebaiknya menggunakan stiker putih, jangan menulisnya langsung di kain yang dapat membuat kain tersebut kotor. Kamu bisa menulis kode kain di stike, kemudian menempelnya pada kain.
Harga 1 lembar stiker putih cukup murah, yakni Rp 6.500/pack isi 10 lembar. Kamu bisa membelinya di tempat fotocopy, toko alat tulis, maupun marketplace online.
Jika ada bahan baku yang rusak, kamu bisa mengembalikannya kepada pemasok kain dan meminta diganti dengan yang baru. Jangan lupa untuk menyertakan bukti agar pemasok tahu bahwa kain yang rusak bukan disengaja atau kesalahan kamu sendiri!
2. Mengelompokkan Bahan Baku Sesuai Jenisnya
Langkah berikutnya yang perlu kamu lakukan adalah mengelompokkan kain-kain tersebut sesuai dengan jenisnya. Di sinilah kegunaan kode barang tadi yang sudah kamu tempelkan pada kain-kain yang lolos pengecekan.
Di dalam gudang, pasti kamu sudah menyediakan beberapa tempat penyimpanan khusus untuk kain-kain tadi. Karena tidak semua jenis kain memiliki karakteristik yang sama, maka kamu harus menyimpannya berdasarkan kode barang tadi.
Misalnya, untuk kain jenis voal dengan kode V01 kamu simpan pada tempat atau lemari yang berkode V01 pula. Sedangkan untuk kain jenis rayon yang tadi berkode R01, kamu bisa meletakkannya pada lemari yang berkode R01. Lakukan cara ini untuk jenis-jenis kain lainnya juga, ya.
Pengelompokkan bahan baku hijab ini tidak hanya berfungsi menjaga kualitas kain saja, lho. Jika melakukan cara ini, kamu bisa mengetahui berapa jumlah stok bahan baku sesuai dengan jenisnya.
3. Simpan Bahan Baku dengan Benar
Cara terakhir untuk menjaga kualitas bahan baku agar tetap awet adalah menyimpannya dengan benar. Pastikan kondisi suhu ruangan tidak terlalu lembab dan tidak terlalu panas untuk menghindari kerusakan pada kain.
Setelah itu, kamu juga harus menyimpan kain berdasarkan waktu kedatangannya. Misalnya, bulan ini kamu membeli beberapa jenis kain untuk memenuhi stok barang, sedangkan di tempat penyimpanan masih ada sisa kain yang kamu beli bulan lalu.
Maka letakkan kain yang baru kamu beli bulan ini di bagian belakang, lalu letakkan kain yang tersisa dari bulan lalu di bagian depan.
Ini adalah prinsip FIFO atau first in first out. Seperti namanya, prinsip ini mengharuskan kamu untuk menggunakan bahan baku yang lebih dulu masuk untuk memproduksi hijab. Gunanya adalah menghindari penurunan kualitas kain yang lebih dulu masuk.
Selain itu, meletakkan kain juga tidak boleh sembarangan. Agar tidak terjadi kerusakan, kamu harus meletakkan kain dengan posisi yang sudah tergulung rapi. Hindari untuk melipat kain karena bisa mempengaruhi kualitasnya. Contohnya adalah kain jenis satin yang tidak dianjurkan untuk melipatnya.
Kamu bisa menirukan display pada toko kain tempat kamu berlangganan. Umumnya kain akan digulung dalam ukuran besar. Satu gulungan ini biasanya ukuran kain mencapai 1,5-2 meter. Setelah digulung, kamu bisa menjejerkannya di rak 2 atau 3 tingkat sesuai dengan jenis kainnya.
Sudahkah Kamu Merawat Bahan Baku Hijab dengan Tepat?
Ternyata untuk mendapatkan produk hijab yang berkualitas, kamu perlu memperhatikan bahan baku agar tidak mengalami kerusakan. Meski kain adalah bahan baku mentah yang memiliki durasi simpan cukup panjang, kamu tetap harus memperhatikan bagaimana cara menyimpannya di gudang.
Jangan sampai bahan baku hijab berkualitas yang sudah kamu beli mengalami kerusakan karena cara penyimpanannya yang salah. Jadi, tunggu apalagi? Yuk, lakukan tiga cara sederhana di atas untuk menjaga bahan baku hijab tetap berkualitas.
Ingin operasional bisnismu semakin mudah dan lancar?
KoinWorks NEO hadir untuk membantumu.
Dengan beragam fitur unggulan yang memudahkan pejuang UKM seperti trasfer gratis antar bank, buat invoice otomatis dan juga transaksi mudah dengan NEO Card kapan pun dan dimanapun.
Daftar menjadi bagian KoinWorks NEO sekarang!