Serupa dengan bisnis yang berkaitan dengan bidang kuliner lainnya, mengatur stok bahan baku pada bisnis katering memiliki tantangannya tersendiri.
Pasalnya, kualitas bahan baku adalah komponen paling penting dalam sektor bisnis ini.
Proses penyediaan jasa katering yang diawali dengan penggunaan bahan baku yang tidak berkualitas, sudah pasti akan berujung pada munculnya keluhan konsumen, dan akhirnya kerugian.
Tentu kamu yang baru saja ingin memulai bisnis katering tidak mau mengalami masalah tersebut, bukan?
Lalu, bagaimana caranya menghindari kerugian akibat salah pengaturan stok bahan baku di bisnis katering?
Daftar Isi
- 8 Cara Mengatur Stok Bahan Baku di Bisnis Katering
- 1. Membuat rencana menu
- 2. Mencatat kebutuhan bahan baku
- 3. Mengelompokkan bahan baku yang sudah dibeli
- 4. Mendata stok bahan baku secara berkala
- 5. Mengetahui waktu yang tepat untuk membeli bahan baku
- 6. Melakukan pembelian stok bahan baku
- 7. Memisahkan stok bahan baku yang lama, dengan yang baru
- 8. Memeriksa kembali bahan baku yang baru dibeli
- Pentingnya Mengatur Stok Bahan Baku di Bisnis Katering Milikmu
8 Cara Mengatur Stok Bahan Baku di Bisnis Katering
Dengan banyaknya kebutuhan akan jasa katering, baik dalam bentuk katering rumahan dan harian, katering sehat, hingga ke katering untuk acara-acara besar, maka semakin besar pula potensi bisnis yang tersedia.
Hal ini mendorong banyak orang untuk memulai bisnis katering mereka sendiri.
Dua komponen utama yang ditawarkan dalam bisnis katering adalah kualitas & rasa masakan, serta pelayanan yang memuaskan.
Nah, kedua hal ini tidak akan berarti apa-apa, tanpa diawali oleh pengaturan stok bahan baku yang baik.
Bagaimana cara mengatur ketersediaan bahan baku tersebut?
Mari kita simak ulasan singkatnya di bawah ini:
1. Membuat rencana menu
Hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan menu.
Dari menu yang sudah direncanakan, kamu dapat menentukan bahan baku apa saja yang diperlukan.
Kamu juga bisa mengetahui secara kasar berapa banyak tempat yang dibutuhkan untuk menyimpannya, serta bagaimana metode penyimpanannya.
2. Mencatat kebutuhan bahan baku
Dari daftar rencana menu yang kamu buat, kamu bisa membuat catatan kebutuhan.
Berapa banyak beras, daging, sayur, dan bumbu masak yang kamu perlukan. Kamu juga bisa mendapatkan jumlah perlengkapan pendukung seperti tisu, wadah makanan, alat makan, dan lain sebagainya.
Ini penting agar nantinya kamu tidak perlu membeli bahan baku yang terlalu banyak (atau terlalu sedikit).
3. Mengelompokkan bahan baku yang sudah dibeli
Setelah stok dibeli, maka langkah selanjutnya adalah membagi bahan baku tersebut berdasarkan jenisnya.
Klasifikasi bahan baku bisa dilakukan dengan tiga cara:
Membagi jenis bahan baku berdasarkan fungsinya
Stok bahan untuk dijual
Stok bahan baku tidak perlu diolah dan bisa langsung dijual ke konsumen.
Penempatannya bisa di etalase atau di rak di dalam toko. Biasanya sudah berada di dalam bentuk kemasan.
Stok bahan pelengkap
Bahan pelengkap ini meliputi tisu, wadah makanan, alat makan, dan lain sebagainya.
Stok bahan baku produksi
Stok bahan baku produksi meliputi bahan makanan dan bumbu masak, serta perlengkapan pendukung lain yang sifatnya sekali pakai, dan digunakan dalam proses memasak.
Membagi jenis bahan baku berdasarkan tempat penyimpanan
Bahan baku dalam lemari pendingin atau refrigerator
Contohnya seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.
Bahan baku dalam freezer
Bahan-bahan jenis ini sebaiknya disimpan dalam keadaan beku, contohnya seperti daging.
Bahan baku dalam gudang
Bahan baku ini sifatnya kering dan bisa disimpan dalam suhu ruangan. Contohnya adalah tepung, gula, beras, dan lain sebagainya.
Membagi jenis bahan baku berdasarkan pemakaiannya
Bahan baku fast-moving
Artinya adalah bahan baku yang cepat habis, seperti bahan baku makanan dan alat-alat makan.
Bahan baku slow-moving
Jenis bahan baku slow-moving adalah bahan baku yang tidak cepat habis, seperti bumbu masak dan peralatan memasak.
4. Mendata stok bahan baku secara berkala
Pendataan dilakukan agar kamu mengetahui secara akurat, tentang kondisi ketersediaan bahan baku di tempat penyimpanan.
Selain itu, hal ini juga dilakukan agar kamu dapat mengetahui kondisi fisik dan kualitas bahan baku yang disimpan.
Apakah sesuai dengan yang kamu pesan dari pemasok? Bagaimana dengan bentuk dan warnanya? Apa ada kerusakan?
Jika ada hal yang tidak sesuai, bahan baku tersebut bisa kamu segera ganti atau pindahkan.
5. Mengetahui waktu yang tepat untuk membeli bahan baku
Dari data penjualan dan pemakaian, kamu bisa mengetahui waktu yang paling tepat untuk membeli tiap jenis bahan baku.
Apakah bahan baku perlu dibeli setiap hari, atau bisa dalam rentang waktu mingguan?
Hal ini penting untuk menghindari bahan baku yang tersimpan terlalu banyak, atau terlalu sedikit.
6. Melakukan pembelian stok bahan baku
Setelah mengetahui waktu pembelian stok bahan baku yang tepat, kamu dapat segera merencanakan pembelian stok.
Kamu bisa mendapatkan stok bahan baku untuk bisnis katering dari pemasok, atau kamu sendiri yang melakukan pembelian ke pasar.
Jika kamu memutuskan untuk membeli dari pemasok, pastikan pemasok tersebut memang kompeten pada bidangnya, ya.
Jangan mudah tergiur dengan harga yang murah, tapi kamu mendapat bahan berkualitas di bawah rata-rata.
7. Memisahkan stok bahan baku yang lama, dengan yang baru
Hindari menggabungkan stok bahan baku yang baru kamu beli, dengan stok yang sudah berada lama di tempat penyimpanan.
Karena sebagian besar stok bahan baku yang kamu miliki adalah bahan makanan, dan memiliki umur simpan, sebaiknya kamu mengutamakan pemakaian stok bahan baku yang sudah ada terlebih dahulu.
Jika tidak memisahkan antara barang baru dan lama, kamu akan kesulitan menentukan bahan baku yang perlu kamu gunakan terlebih dahulu.
Selain memisahkan, kamu juga bisa memberikan label dengan kode tanggal masuk pada barang-barang tersebut.
Dengan begitu, kamu dan pegawai lain akan dengan mudah menemukan bahan baku mana yang perlu didahulukan pemakaiannya.
8. Memeriksa kembali bahan baku yang baru dibeli
Setelah dipisahkan dengan stok lama, periksalah kembali bahan baku yang baru tersebut dan susunlah sebaik mungkin.
Lakukan pendataan, dan periksalah kondisi fisiknya. Hal ini dilakukan untuk memastikan kondisi dan kualitas bahan baku sebelum disimpan.
Hal ini juga dapat menghindari kesalahan penempatan di tempat penyimpanan.
Misalnya, kamu meletakkan bahan baku tersebut di tempat yang terkena sinar matahari langsung, sementara bahan tersebut dapat rusak jika terkena sinar matahari.
Contoh lainnya adalah kamu tidak sengaja meletakkan bahan makanan di dalam refrigerator, sementara tempat yang sesuai adalah di dalam freezer.
Dengan melakukan pemeriksaan kembali, kamu dapat terhindar dari masalah-masalah tersebut.
Pentingnya Mengatur Stok Bahan Baku di Bisnis Katering Milikmu
Itulah beberapa cara jitu dalam mendata dan mengatur stok bahan baku di bisnis katering.
Mulai dari membuat rencana menu, mengelompokkan bahan baku menurut jenisnya, melakukan pendataan, melakukan pembelian, hingga ke pengaturan penempatan bahan baku di gudang.
Dengan pengaturan bahan baku yang tepat dan rapi, bisnis katering milikmu dapat terhindari dari kerugian, dan juga memperlancar aktivitas operasional bisnis.
Selamat mencoba!
. . .
Kalau kamu termasuk salah satu pelaku usaha kecil, online sellers, atau freelancers, KoinWorks punya satu solusi nih untuk semua kebutuhan keuangan kamu.
Mulai dari transfer antar bank tanpa biaya admin, pembuatan invoice & laporan keuangan, hingga ke akses yang fleksibel untuk mendapatkan pinjaman– semua ini khusus untuk mendukung usaha & bisnis kamu, dan bisa kamu dapatkan di KoinWorks NEO.
Yuk, cari tahu lebih banyak tentang KoinWorks NEO di sini!