Bagi seorang pemilik bisnis konveksi, tentu kamu harus mengetahui cara yang efisien dalam mengatur stok barang di gudang penyimpanan.
Bagaimana tidak, kesalahan pada pengelolaan stok barang tentu akan memengaruhi aktivitas bisnismu secara keseluruhan.
Mulai dari stok barang yang rusak, barang yang sulit ditemukan, hingga ke stok barang yang hilang.
Bisnismu malah berujung pada kerugian.
Lantas, bagaimana caranya untuk mengatur stok barang di bisnis konveksi?
Daftar Isi
Cara Efisien Mengatur Stok Barang di Bisnis Konveksi
Kemampuan mengatur dan mengelola stok barang produksi merupakan hal yang krusial dalam bisnis konveksi.
Pasalnya, stok barang adalah bahan jadi yang harus segera disalurkan atau dijual.
Jika terjadi sesuatu pada stok barang tersebut, tentu bisnismu jadi tidak bisa menjualnya.
Nah, berikut adalah beberapa cara efisien yang bisa kamu terapkan dalam mengatur stok barang di tempat penyimpanannya.
Silakan disimak!
1. Menyiapkan tempat/ruang penyimpanan stok barang
Hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah menyiapkan tempat penyimpanan.
Walaupun bisnis milikmu masih berskala kecil, usahakan kamu memiliki ruang penyimpanan khusus untuk stok barang ini, ya.
Tujuannya agar barang-barang tersebut bisa tersimpan dengan aman, dan tidak tercampur dengan barang-barang lain di sekitarnya.
Kamu bisa menggunakan sebuah lemari besar dan beberapa rak tertutup untuk menyimpan stok barang bisnis konveksi tersebut.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya kamu pun membatasi akses ke tempat penyimpanan tersebut. Jangan lupa sediakan kunci untuk lemari penyimpanan.
2. Mencatat jumlah & jenis barang yang masuk/keluar
Setelah tempat penyimpanan siap digunakan, kamu bisa mulai menyimpan stok barang di dalamnya.
Nah, kamu perlu mencatat barang apa saja yang masuk ke gudang, dan berapa jumlah masing-masing tersebut.
Misalnya, pada hari Senin, kamu menyimpan 10 buah baju kaus dan 20 buah celana panjang di dalam gudang. Kamu perlu mencatat dan menjumlahkannya dengan barang yang sudah disimpan sebelumnya.
Begitu juga dengan barang yang kamu keluarkan dari gudang, itu juga perlu dicatat jumlah dan jenisnya.
Dengan begitu, kamu akan selalu memiliki data aktual mengenai jenis dan jumlah barang yang saat ini berada di dalam gudang.
3. Memberikan kode unik pada tiap jenis barang
Dalam pencatatan aktivitas barang keluar dan masuk dari gudang, sangat disarankan bagi kamu untuk memberikan kode unik pada tiap jenis barang.
Sebagai contoh, untuk baju kaus berlengan pendek diberikan kode unik B-0011, baju kaus berlengan panjang B-0012, celana pendek hitam C-0011, celana pendek biru C-0012, celana panjang hitam C-0011-1, dan begitu seterusnya.
Hal ini bertujuan untuk memudahkan kamu dalam melakukan pencatatan dan mengenali produkmu satu per satu.
Kode unik ini juga bisa membantu memudahkan pemindahan catatan jika nanti kamu memutuskan untuk melanjutkan pencatatan menggunakan aplikasi komputer.
4. Memisahkan stok barang lama & baru
Seperti telah disebutkan sebelumnya, barang yang masuk ke dalam gudang tentu akan digabungkan dengan stok barang yang lama.
Jika tidak dipisahkan, maka kamu akan kesulitan menentukan mana barang yang baru dengan barang yang sudah lama disimpan.
Sebaiknya, kamu memisahkan atau memberi pembeda pada stok barang yang lama dan yang baru.
Hal ini bisa dilakukan dengan memberi sekat pemisah di lemari penyimpanan, atau menempelkan stiker khusus yang menunjukkan tanggal penyimpanan pada tiap kemasan barang tersebut.
5. Memeriksa kondisi fisik barang secara berkala
Untuk barang yang sudah tersimpan, perlu dilakukan pemeriksaan kondisi fisik secara berkala.
Hal ini bertujuan untuk memeriksa dan memastikan kondisi barang yang tersimpan dalam keadaan baik.
Jika barang yang tersimpan mengalami kerusakan, atau terjadi masalah pada lemari/rak penyimpanan, kamu bisa segera menemukan masalah dan memperbaikinya.
Pemeriksaan ini juga perlu dilakukan pada stok barang yang baru akan masuk ke gudang, serta pada stok barang yang akan segera dikeluarkan dari gudang.
6. Melakukan stock opname
Langkah terakhir yang perlu kamu lakukan untuk mengatur stok barang adalah secara rutin melakukan stock opname atau stock recording.
Stock opname dilakukan dengan membandingkan jumlah stok barang tersimpan dengan jumlah barang yang terjual. Jika jumlahnya sesuai, maka kamu telah memiliki manajemen stok barang yang baik.
Seandainya hasil stock opname menunjukkan data barang yang tidak sesuai, kamu perlu mencari tahu di mana letak kesalahan tersebut.
Apakah ada barang yang terselip di suatu tempat, sehingga hilang dan tidak terhitung?
Atau ada pihak lain yang melakukan kecurangan?
Dengan begitu, stock opname bisa memberikan hasil dan justifikasi apabila bisnismu perlu membenahi sistem pengaturan stok barang menjadi lebih baik.
Biasanya stock opname dilakukan pada tiap akhir periode laporan kinerja bisnis konveksi; bisa sebulan sekali, tiga bulan sekali, enam bulan sekali, atau setahun sekali; tergantung kebijakan perusahaan.
Pentingnya Mengatur Stok Barang pada Bisnis Konveksi Secara Efisien
Itulah beberapa cara mudah yang bisa kamu terapkan pada bisnis konveksi berskala kecil.
Jika bisnismu sudah tumbuh dan menjadi besar, ada baiknya kamu mulai menggunakan aplikasi komputer seperti Excel, Google Sheet, atau aplikasi manajemen gudang lain, yang bisa membantumu mengelola stok barang secara akurat.
Selamat mencoba!
. . .
Kalau kamu termasuk salah satu pelaku usaha kecil, online sellers, atau freelancers, KoinWorks punya satu solusi nih untuk semua kebutuhan keuangan kamu.
Mulai dari transfer antar bank tanpa biaya admin, pembuatan invoice & laporan keuangan, hingga ke akses yang fleksibel untuk mendapatkan pinjaman– semua ini khusus untuk mendukung usaha & bisnis kamu, dan bisa kamu dapatkan di KoinWorks NEO.
Yuk, cari tahu lebih banyak tentang KoinWorks NEO di sini!