Banyak orang tertarik untuk memulai bisnis laundry.
Pasalnya, dengan modal hanya 5-10 juta saja sudah cukup untuk segera menjalankan bisnis ini.
Namun, penting untuk melakukan beberapa siasat supaya bisnis laundry yang dijalankan tidak rugi.
Sebelum memulainya, pastikan untuk mengetahui tips manajemen stok barang bisnis laundry terlebih dahulu.
Simak ulasannya di bawah ini!
Daftar Isi
1. Punya Gudang Penyimpanan
Gudang penyimpanan merupakan ruangan wajib yang dimiliki oleh pemilik bisnis laundry.
Semua detergen, pewangi, pelembut, hingga plastik baju konsumen yang telah selesai dicuci dan disetrika perlu kamu letakkan di ruangan ini.
Apabila bisnis mu masih kecil, kamu bisa mempertimbangkan menggunakan lemari khusus.
Ruang khusus ini akan mempermudah kamu mengontrol stok barang.
Hal yang paling penting bukanlah seberapa besar ruangannya, namun kondisinya.
Ketika menyimpan deterjen, usahakan kamu meletakkannya di dalam ruangan dengan suhu sekitar 20-25 derajat celcius.
Suhu yang terlalu panas, baik deterjen bubuk maupun cair dapat kehilangan oksigennya, sehingga kehilangan efektivitas membersihkan noda.
Sedangkan suhu yang terlalu rendah dapat menyebabkan deterjen bubuk mengeras dan deterjen cair membeku.
Perlakuan khusus juga diperlukan untuk menyimpan pewangi.
Simpanlah pewangi di tempat yang gelap untuk mempertahankan kandungan parfum di dalamnya lebih lama.
2. Memiliki Catatan Stok Barang
Hal wajib selanjutnya untuk mensiasati manajemen stok barang bisnis laundry adalah memiliki catatan.
Saat ini teknologi sudah canggih, kamu bisa mencatatnya di berbagai aplikasi stok barang, seperti jurnal.id dan Moka POS.
Tulislah setiap deterjen, pewangi, atau pelembut yang sudah diambil dari gudang penyimpanan.
Sebaliknya, catat juga setiap stok barang yang baru saja kamu beli.
Pencatatan yang rapi akan mempermudah kamu mengontrol pergerakan stok barang.
Ketika ada stok barang yang akan segera habis, kamu juga akan segera mengetahuinya.
3. Selalu Lakukan Quality Control Sebelum Barang Masuk Gudang
Deterjen, pewangi, maupun pelembut, ketiganya memiliki risiko rusak saat dalam proses distribusi.
Oleh karena itu, pastikan kamu selalu melakukan quality control (QC) pada setiap barang yang akan masuk ke gudang penyimpanan.
Seperti tutup botol pewangi atau pelembut yang masih tertutup rapat serta tidak ada lubang pada kemasan deterjen bubuk.
Barang yang rusak tidak hanya membuat kamu rugi atas kehilangan barang tersebut, tapi juga bisa mengotori gudang penyimpanan kamu.
Terlebih biasanya supplier memberikan masa garansi yang tidak lama.
4. Menerapkan Kode Pada Setiap Barang
Pemberian kode akan mempercepat kerja admin gudang.
Hindari membuat kode yang terlalu panjang untuk meminimalisasi kesalahan saat stock opname.
Idealnya, jumlah karakter kode barang sebanyak 4-6 karakter.
Semakin banyak jenis barang, maka semakin panjang kode yang kamu butuhkan.
Pertimbangkan menambah huruf pada kode untuk mempermudah pembacaan.
Sebagai contoh untuk pewangi, kamu bisa memberi huruf PWG.
Pada pewangi lavender, berikan kode PWG001, pewangi jeruk PWG002, dan seterusnya.
5. Pisahkan Stok
Tips mensiasati stok barang bisnis laundry yang selanjutnya adalah memisahkan stok barang lama dengan yang baru.
Pasalnya, baik deterjen maupun pewangi memiliki masa kadaluarsa.
Kadaluarsanya dua barang ini memang tidak menimbulkan efek beracun tertentu, akan tetapi akan mengurangi efektivitas fungsi.
Misalnya, deterjen yang tidak terlalu ampuh lagi untuk membersihkan noda dan harum dari pewangi mulai hilang.
Pemisahan secara sederhana bisa kamu lakukan dengan menyediakan rak khusus untuk deterjen maupun pewangi yang baru datang.
Tempelkan tulisan tanggal kedatangan pada setiap rak untuk memudahkan setiap karyawan.
6. Lakukan Stock Opname Secara Teratur
Stock opname dilakukan untuk mencocokkan kuantitas dan kualitas barang di gudang dengan yang ada di buku stok barang secara manual.
Misalnya kamu menemukan ada jumlah pewangi yang kurang.
Maka, kamu bisa segera menyelidiki penyebabnya sehingga terhindar dari kerugian yang lebih besar.
Melakukan stock opname juga dapat dapat menghindarkan kamu dari hal yang tidak diinginkan seperti penyelundupan stok oleh karyawan.
Lakukan stock opname 3 hingga 6 bulan sekali.
Apabila kamu melakukannya sendiri, stock opname dapat kamu lakukan 6 bulan sekali.
Namun, apabila usaha laundry mu semakin besar dan sudah ada banyak karyawan, kamu bisa mengutusnya untuk melakukan 3 bulan sekali.
7. Bangun Relasi dengan Supplier
Sebagai pemilik bisnis, kamu harus memiliki hubungan yang baik dengan supplier.
Hal ini akan memperlancar proses re-stock, seperti ketepatan waktu atau bahkan prioritas ketika stok di supplier juga sedang tipis.
Keperluan garansi juga akan mudah ketika kamu membangun hubungan dengan pihak supplier.
Membangun hubungan yang baik misalnya dengan cara tidak menolak penawaran barang baru dari supplier.
Usahakan tetap mengambil meskipun dengan kuantitas kecil.
Pastinya kamu tidak terlalu rugi, dan hubunganmu tetap berjalan baik.
Secara personal, menjaga relasi profesional juga bisa dilakukan dengan mengirim hampers saat hari raya.
Hal ini sangat umum dilakukan di Indonesia.
Demikian tips untuk mensiasati manajemen stok barang bisnis laundry yang bisa kamu coba.
Apakah kamu sudah siap mempersiapkan segala kebutuhan untuk mengatur gudang?
Yuk, Rapikan Manajemen Stok Barang Bisnis Laundry Kamu!
Ingin mudah dalam transaksi untuk percepat perkembangan bisnismu?
KoinWorks NEO mendukung usaha kecil menengah di Indonesia untuk terus berkembang, mulai dari keuangannya.
Kami membangun fitur-fitur keuangan untuk kemudahan bisnimu, mulai dari pembuatan invoice, pengiriman uang antar bank, hingga pinjaman.
Semua dalam satu aplikasi dan tanpa biaya tersembunyi.
Temukan inspirasi seputar bisnis laundry dan usaha lainnya di sini!
