Tangible adalah aset atau produk yang kualitasnya bisa dirasakan oleh semua orang.
Secara umum, istilah ini merujuk pada kualitas atau kemampuan dari suatu produk yang sifatnya jangka panjang.
Daftar Isi
Apa Itu Tangible?
Seperti penjelasan singkat di atas, tangible merujuk pada kualitas atau kemampuan aset atau produk yang bisa dirasakan oleh pemilik, karyawan, maupun pelanggan secara nyata.
Biasanya, aset atau produk yang masuk dalam kategori ini bersifat jangka panjang dan nyata.
Di dalam perusahaan, produk atau aset yang termasuk ke dalam tangible punya nilai tukar transaksional.
Oleh karena itu, sistem pencatatannya masuk ke dalam neraca dan harus memiliki nilai yang seimbang.
Dalam manajemen aset, tangible masuk ke dalam aset lancar yang berjangka panjang.
Seperti jenis aset lancar dan berjangka panjang lainnya, produk atau layanan tangible juga mengalami depresiasi atau penurunan nilai produk.
Baca Juga:
Jenis-Jenis Aset Tangible
Ciri paling umum dari tangible adalah manfaat atau kegunaannya yang tidak terbatas. Setiap perusahaan memiliki aset tangible lebih dari satu jenis. Berikut beberapa aset perusahaan yang termasuk ke dalam jenis tangible:
- Aset yang memiliki kegunaan atau manfaat yang tidak terbatas dari aktiva tetap, seperti tanah.
- Suatu aset yang kegunaan atau manfaatnya sangat terbatas dan bisa tergantikan oleh aktiva sejenis ketika manfaatnya sudah habis. Contohnya bangunan, furniture, peralatan produksi, mesin, hingga kendaraan.
- Aset yang memiliki manfaat atau kegunaan terbatas dan tidak bisa digantikan oleh aktiva sejenisnya, khususnya saat masa kegunaannya sudah habis. Misalnya hutan atau bahan tambang.
Tiga jenis tangible di atas menjadi bahan untuk menyusun neraca. Jika dilihat dari jenisnya, tidak mudah untuk mengkategorikan aset-aset yang masuk ke dalam jenis tangible.
Meski begitu, menggolongkan aset tersebut bisa menggunakan karakteristik atau ciri-cirinya.
Adapun karakteristik atau ciri-ciri dari aset tersebut, antara lain:
- Biasanya memiliki bentuk fisik yang bisa dirasakan oleh kelima indera, khususnya indera penglihatan.
- Perusahaan secara aktif menggunakan aset berwujud dalam kegiatan operasional.
- Kegunaannya hanya untuk dimanfaatkan perusahaan, tidak untuk diinvestasikan atau diperjualbelikan.
- Memiliki masa atau umur lebih dari 1 tahun atau satu periode akuntansi. Ini merupakan rata-rata umur penggunaan aset berwujud yang aman.
- Manfaatnya bersifat jangka panjang, artinya perusahaan masih bisa merasakan manfaatnya di masa yang akan datang.
Contoh-Contoh Tangible
Berikutnya yang perlu kamu ketahui tentang tangible adalah contoh-contohnya berserta tarif, masa manfaat, serta jenis metode penghitungan penyusutannya, seperti berikut yang kami lansir dari situs Konsultan Pajak Surabaya:
Contoh aset tangible lainnya yang tidak tercantum pada tabel di atas adalah tanah yang kamu gunakan untuk kegiatan operasional perusahaan.
Menurut laman situs Kementerian Keuangan Republik Indonesia, tanah maupun proyek konstruksi tidak mengalami depresiasi. Karena nilainya cenderung naik dan masa penggunaan tanah juga tidak terbatas.
Sementara untuk rumus masing-masing metode penghitungan penyusutan aset di atas adalah:
- Metode Garis Lurus
Biaya penyusutan per tahun= Tarif x Harga Beli Aset
- Metode Saldo Menurun
Biaya penyusutan per tahun= Tarif x Harga Beli Aset atau Nilai Sisa Buku
6 Alasan Kenapa Tangible Itu Penting
Keberadaan tangible khususnya dalam perusahaan bersifat penting. Berikut 6 alasan kenapa keberadaan aset tangible sangat penting dalam dunia bisnis:
Terukur
Alasan pertama adalah terukur. Seperti penjelasan sebelumnya, nilai dari aset ini lebih mudah diukur jika dibandingkan dengan aset-aset jenis intangible.
Sebab, aset tersebut memiliki bentuk fisik, sehingga berat, ukuran, atau kondisi fisiknya bisa terukur.
Pengukuran tersebut bersifat objektif. Dengan begitu maka mempermudah perusahaan dalam menentukan nilai atau kegunaan aset tersebut untuk kegiatan operasional perusahaan.
Likuid
Ada beberapa aset yang bisa dijual kembali. Biasanya, ini berlaku untuk aset berwujud yang masih memiliki nilai dalam segi investasi. Aset berwujud atau fisik lebih mudah menarik investor ketimbang aset yang tidak berwujud.
Dengan sifat likuid ini, maka perusahaan juga bisa menjadikan aset berwujud sebagai jaminan dalam transaksi bisnis, contohnya pinjaman bank atau kredit.
Namun, ini hanya berlaku untuk kepentingan perusahaan, bukan untuk kepentingan pribadi.
Memiliki Nilai Intrinsik
Alasan penting ketiga dari tangible adalah memiliki nilai intrinsik, seperti nilai historis atau nilai material. Nilai intrinsik inilah yang akan menjadi daya tarik bagi calon pembeli.
Aset berwujud yang memiliki nilai intrinsik bagus biasanya memiliki nilai jual yang tinggi. Sehingga perusahaan akan mengalami keuntungan dalam transaksi ini.
Bisa Menghasilkan Pendapatan
Keberadaan tangible juga bisa menghasilkan pendapatan. Ada beberapa jenis aset tangible yang memang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Dari kegiatan operasional inilah perusahaan bisa memaksimalkan produksi barang atau jasa.
Selain itu, aset lain seperti kendaraan atau properti juga bisa jadi sumber penghasilan tambahan lewat penyewaan atau royalti. Pendapatan ini sifatnya stabil dan bisa bantu mengamankan keuangan perusahaan.
Aset yang Aman
Perubahan ekonomi nasional berpengaruh terhadap perusahaan. N
ah, di sinilah pentingnya keberadaan aset jenis ini, karena bersifat safe haven atau aset yang aman.
Dalam investasi, aset ini memiliki nilai yang cenderung stabil ketimbang aset intangible.
Jadi, aset-aset perusahaan yang masuk ke dalam jenis ini bisa bantu meminimalisir dampak buruk akibat perubahan ekonomi nasional.
Mendorong Pertumbuhan Bisnis
Terakhir adalah bantu mendorong pertumbuhan bisnis. Ini berlaku hanya untuk beberapa aset berwujud seperti properti, transportasi, peralatan, dan mesin perusahaan untuk kegiatan operasional.
Aset tangible merupakan komponen paling penting karena masuk ke dalam konsep ServQual, metode untuk mengukur kualitas layanan dalam bisnis.
Pinjaman Modal Usaha Sampai Dengan Rp. 2 Miliar