Banyak orang baru mulai memikirkan investasi ketika mereka telah memasuki usia yang kurang produktif, termasuk investasi reksadana.
Padahal tujuan utama dari berinvestasi bukankah untuk mempersiapkan keuangan terutama saat kita sudah tua dan dalam usia yang tidak produktif lagi.
Beberapa orang lainnya belum berani memikirkan investasi karena memikirkan dari mana mereka bida mendapatkan modal untuk berinvestasi karena menurut mereka investasi pastinya membutuhkan modal yang tidak sedikit padahal saat ini kebutuhan hidup mereka sudah cukup menyulitkan keuangan mereka.
Kamu sebaiknya menyisihkan pemikiran-pemikiran tersebut dan mulai memikirkan investasi untuk masa depan Anda mulai dari sekarang terutama saat kamu masih dalam usia produktif yang mana kamu masih memiliki kesempatan lebih luas untuk menggapai lebih banyak kesuksesan.
Salah satu investasi yang bisa menjadi pilihan dan kini juga menjadi salah satu hal yang sangat populer adalah reksadana.
Reksadana adalah kumpulan dari dana-dana yang dikelola untuk membeli obligasi, saham, ataupun instrumen keuangan lainnya.
Dibandingkan dengan instrumen investasi lain, misalnya saham, reksadana merupakan pilihan yang relatif aman karena memiliki risiko yang minim.
Itu karena ketika kamu membeli reksadana, manajer investasi akan “menyebar” asetmu di lebih dari satu produk atau perusahaan.
Tujuannya adalah agar ketika satu perusahaan mengalami penurunan, masih ada perusahaan lain yang cenderung stabil atau naik, sehingga asetmu aman dan terlindungi dari kerugian drastis.
Untuk informasi selengkapnya mengenai investasi reksadana, simak penjelasan-penjelasan di bawah ini.
Daftar Isi
Jenis Investasi Reksadana
Bagi kamu investor pemula, pasti sudah tau kalau reksa dana diklaim cocok untuk kamu.
Hal ini dinilai karena reksa dana mudah dilakukan karena kamu akan dibantu manajer investasi (MI) dalam memilih produk saham terbaik.
Tapi, taukah jany kalau reksa dana juga memiliki beragam jenis yang bisa dipilih sesuai kebutuhan? Yuk, cari tau jenis-jenis reksa dana berikut ini!
1. Reksa Dana Pendapatan Tetap
Jenis-jenis reksa dana yang pertama ini disebut reksa dana pendapatan tetap.
Mayoritas dana dari instrumen ini akan dialokasikan ke obligasi milik pemerintah dan swasta.
Lalu, sisanya akan dialihkan ke instrumen pasar uang, jadi pergearakknya cenderung lebih stabil.
Tak hanya itu, pendapatan tetap saat ini juga dibilang investasi yang menjanjikan, apalagi saat suku bunga deposito menurun.
Mengapa demikian?
Karena hanya dalam waktu setahun, kamu bisa mendapatkan bunga mencapai di atas 10% dengan risiko kecil.
Dengan alasan itulah, banyak orang yang beralih dari deposito ke reksa dana pendapatan tetap.
Tidak sampai di situ, dengan jenis investasi ini, kamu bisa menarik uang kapan saja.
Jelas sangat berbeda dengan deposito yang baru bisa ditarik saat sudah jatuh tempo.
Kelebihan dari Reksadana Pendapatan Tetap
Sebenarnya kelebihan dari reksa dana pendapatan tetap sama saja dengan yang ada pada reksa dana pasar uang. Tetapi, return atau imbal hasil yang ada lebih tinggi dibandingkan pasar uang.
Kekurangan dari Reksadana Pendapatan Tetap
Risiko dari reksa dana pendapatan tetap, memang relatif lebih tinggi dari pasar uang, namun tetap lebih rendah dibandingkan reksa dana campuran atau saham.
Lalu, risiko utama yang melekat pada jenis reksa dana ini adalah adanya wanprestasi atau gagal bayar dari penerbit surat utang atau obligasi.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa reksa dana pendapatan tetap investasinya akan disalurkan ke salah duanya surat utang dan obligasi.
Nah, ketika wanprestasi terjadi, maka kemungkinkan jumlah pokok investasi akan berkurang dengan berjalannya waktu sehingga keuntungan kamu pun berkurang.
Demi menghindari hal ini, kamu bisa memilih lembaga keuangan pelayanan reksa dana yang fokus untuk berinvestasi di surat utang/obligasi terbitan pemerintah/koperasi berperingkat baik.
3. Investasi Reksadana Campuran
Salah satu jenis-jenis reksa dana ini, nantinya dananya akan dibagi ke beberapa sektro saham, obligasi dan pasar uang.
Reksa dana campuran, termasuk instrumen investasi yang bisa memberikan high return, sama seperti reksa dana saham.
Namun, risikonya menengah, yang berarti lebih rendah ketimbang saham tetapi lebih tinggi daripada reksa dana pendapatan tetap.
Maka dari itu, reksa dana campuran cocok untuk investor yang ingin mendapatkan untung tinggi dari pasar saham, tetapi tetap menyukai kestabilan dari pasar obligasi.
Dengan reksa dana campuran, kamu juga bisa mengalihkan risiko kerugian saat pasar saham sedang turun dan melemah.
Jenis reksa dana ini direkomendasikan bagi kamu yang menginginkan investasi jangka menengah, yaitu 3 – 5 tahun.
Kelebihan Reksa Dana Campuran
Memiliki return yang lebih besar dari reksa dana pasar uang dan pendapatan tetap. Serta memiliki risiko yang sedikit lebih rendah dibandingkan reksa dana saham.
Kekurangan Reksa Dana Campuran
Walaupun dananya disalurkan juga ke investasi saham, namun return yang diterima tidak sebesar reksa dana saham karena dananya dibagi juga ke investasi obligasi. Lalu, berbicara soal risiko, reksa dana campuran memiliki risiko lebih tinggi dari reksa dana pasar uang dan pendapatan tetap.
3. Reksadana Pasar Uang
Dari semua jenis-jenis reksa dana yang ada, Pasar Uang dinilai menjadi instrumen yang paling aman dengan risiko kecil.
Reksa dana pasar uang mayoritas dananya akan dialokasikan ke deposito atau surat berharga yang hatuh tempo di bawah satu tahun.
Tetapi tenang saja, walaupun tidak sebesar pendapatan tetap dan saham, tapi hasinya masih lebih besar dibandingkan deposito.
Tak hanya itu, kalau dengan mengikuti deposito kamu memiliki minimal investasi Rp 5 juta dan tidak bisa dicairkan sesesuka hati, berbeda dengan pasar uang.
Kamu bisa terjun menjadi investor dengan modal yang kecil dan uangnya bisa dicairkan kapan pun
Baca Juga: Emas Hari Ini: Senin, 15 Maret 2021
Bahkan, dalam lima tahun belakangan reksa dana pasar yang mencetak return di atas 35%. Salah satu faktor penyebabnya adalah adanya kenaikkan bunga deposito yang mengikuti bunga SBI di kisaran 6% dan bunga obligasi perusahaan yang berada di 7%.
Dengan perkiraan retun 5%-6% di tahun 2019, reksa dana pasar uang menarik untuk dijadikan investasi, kan?
Reksa dana pendapatan tetap cocok bagi kamu investor konservatif yang memang tidak bisa mentolerir adanya risiko tinggi dan lebih memilih investasi yang cenderung stabil.
Kelebihan dari Reksa Dana Pasar Uang
1. Risiko Paling Rendah
Investasi pasar uang dinilai memiliki risiko yang kecil daripada investasi lainnya, karena pasarnya cenderung stabil dan tidak fluktuatif.
2. Jumlah Minimum Investasi Kecil
Dalam investasi pasar uang, modal awalnya kecil dan tidak terlalu banyak. Maka dari itu, cocok untuk investor pemula yang masih memuliki modal yang sedikit.
3. Redemption Fleksibel
Kamu bisa menjual unit atau melakukan redemption kapan pun tanpa menunggu jangka waktu atau jatuh tempo. Kamu pun juga biasanya tak akan dikenakan biaya denda.
4. Likuiditas Lebih Aman
Reksa dana pasar uang menempatkan investasi ke instrumen yang jangka waktunya kurang dari 1 tahun, sehingga cenderung memiliki tingkat likuiditas yang lebih tinggi.
Kekurangan dari Reksa Dana Pasar Uang
1. Keuntungan Tidak Pasti
Tidak seperti deposito yang memiliki return atau imbal hasil pasti sejak awal. Reksa dana pasar uang tidak memastikan berapa keuntungan yang kamu dapatkan nantinya.
2. Memiliki Risiko
Walaupun berisiko rendah, kamu tetap bisa sama mengalami kerugian namun tenang saja karena hal ini sudah dibatasi oleh peraturan yaitu maksimal 10%.
3. Return Cenderung Rendah
High risk – high return, begitupun sebaliknya low risk – low return. Reksa dana pasar uang memiliki risiko yang rendah, maka dari itu return yang ditawarkan tentu lebih rendah dari jenis reksa dana lainnya.
4. Reksadana Saham
Reksa dana saham merupakan instrumen yang memiliki keuntungan paling tinggi dari jenis-jenis reksa lainnya.
Tapi, jika kamu ingin mulai masuk ke dalam investasi ini, kamu harus tahu kalau risikonya juga paling besar.
Dalam reksa dana ini, Manajer investasi akan mengalokasinya uang kamu ke pasar saham.
Nah jenis investasi ini, cocok bagi kamu investor agresif yang tidak masalah akan adanya risiko tinggi dengan hasil yang besar.
Memang, fluktuasi harga saham yang turun-naik, membuat kamu mengalami penurunan uang ketika saham sedang turun, tetapi kamu bisa mencapai keuntungan puluhan persen saat sedang naik.
Jika kamu ingin terjun langsung ke pasar saham, tetapi masih bingung dan belum terlalu paham akan analisis fundamental atau teknikal.
Memiliki investasi reksa dana saham bisa menjadi pilihan awal kamu.
Kelebihan Reksa Dana Saham
1. Sebagai Investasi Jangka Panjang
Bagi kamu yang ingin memiliki investasi jangka panjang dengan waktu 5 tahun ke depan, reksa dana saham bisa jadi pilihan.
Maka dari itu, instrumen investasi ini sangat cocok untuk kamu yang mungkin ingin menggunakan uang di masa depan seperti melanjutkan studi, untuk sekolah anak, dan lain sebagainya.
2. Punya Return Paling Tinggi
Dibandingkan yang lain, reksa dana saham memiliki return paling tinggi karena mayoritas dananya akan ditempatkan di saham pilihan.
Harga saham setiap harinya mengalami perubahan, bahkan naik-turunnya pun akan dipantau tiap hari.
Hal itulah yang membuat adanya peluang jual-beli saham, dimana manager investasi akan memperkirakan waktu kapan saham dijual atau dibeli untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya.
3. Bisa Punya Banyak Saham dengan Modal Terbatas
Saat melakukan investasi jenis reksa dana saham, modal kamu akan disebar ke beragam saham sekaligus. Hal ini disebut dengan diversifikasi.
Jadi, dengan modal yang terbatas, kamu akan sudah bisa melakukan diversifikasi dengan memiliki saham dari berbagai sektor atau industri.
Seperti yang sudah diinformasikan, bahwa diversifikasi adalah salah satu cara untuk meminimalisir adanya kerugian.
4. Tak Perlu Belajar Analisa Teknikal
Ketika kamu ingin melakukan investasi saham langsung terjun ke bursa, kamu tidak bisa membeli begitu saja tanpa melakukan adanya analisa.
Mengapa demikian? karena jika kamu salah langkah, bukannya untung malah buntung yang didapat.
Maka dari itu, terdapat analisa-analisa seperti teknikal dan fundamental yang harus dikuasi investor supaya paling tidak bisa mendapatkan keuntungan dan terhindar dari kerugian.
Nah, tapi di reksa dana saham, kamu tidak perlu repot dan menghabiskan banyak waktu untuk memulai investasi saham, karena manager investasi yang akan menganalisis pergerakan saham sehari-harinya.
Kekurangan Reksa Dana Saham
1. Harga Saham Sangat Fluktiatif
Tidak seperti pasar uang atau obligasi yang cenderungs stabil, saham memiliki harga yang sangat fluktuatif dan tidak stabilnya.
Selalu ada pergerakan dari waktu ke waktu, bahkan setiap hari bisa saja berbeda-beda.
Nah, turun atau naiknnya suatu harga saham tentu akan berpengaruh pada keuntungan yang kamu terima.
2. Memiliki Risiko yang Tinggi
Jenis reksa dana saham memang memiliki return yang paling tinggi dari lainnya, tetapi risiko yang ada juga besar.
Maka dari itu, jenis investasi reksa dana saham tidak cocok untuk kamu dengan profil risiko konservatif.
3. Bukan untuk Investasi Jangka Pendek
Kalau kamu ingin mendapatkan keuntungkan dalam waktu kurang dari setahun, tentu reksa dana saham bukanlah pilihan.
Kamu baru akan dapat merasakan keuntungannya setelah kurun waktu lima tahun.
Memang, kenaikan dari sebuah harga saham bisa terjadi setiap saat setelah beberapa tahun, tapi harga pun bisa melonjak kembali turun drastis sesuai dengan sentimen ekonomi dan politik.
Jumlah Minimal Investasi Reksadana
Bagi para pemula yang mulai tertarik untuk berinvestasi reksadana, mereka biasanya memiliki satu pertanyaan yang sangat umum ditanyakan yaitu berapa jumlah nominal minimal yang bisa dimanfaatkan untuk investasi reksadana.
Sebagai pemula, kamu sebaiknya memahami bahwa besarnya nominal yang bisa dimanfaatkan untuk investasi di reksadana cukup terjangkau dan hal ini pastinya juga sangat tergantung pada perusahaan manajer investasinya mulai dari puluhan ribu sampai dengan jutaan rupiah.
Tapi, sebelum membahas berapa jumlah minimal yang dibutuhkan untuk berinvestasi reksadana, kamu sebaiknya memahami bahwa reksadana berbeda dengan saham meskipun secara data yang dipertunjukkan ke publik mungkin menggunakan instrumen yang sangat mirip.
Ilustrasi Pendanaan
Dalam sebuah tabel harga reksadana tertulis Panin Dana Maksima memiliki harga Rp45.955.
Jumlah minimum investasi yang dipersyaratkan untuk perusahaan tersebut adalah lima juta.
Jadi, ketika investor memiliki dana sebesar lima juta, maka ia bisa membeli reksadana tersebut.
Dengan harga yang disebutkan tersebut serta jumlah minimal yang disyaratkan, maka investor yang memiliki dana lima juta bisa mendapatkan reksadana sebanyak 108,8021 unit penyertaan.
Contoh lain:
Kamu bisa melihat tabel harga saham Astra Agro dengan harga Rp21.100. Ketika kamu melihat harga tersebut, kamu mungkin berasumsi bahwa dengan harga yang lebih murah dibandingkan Panin Dana Maksima.
Kamu pastinya bisa membeli saham yang banyak dengan uang yang memiliki jumlah yang sama yaitu lima juta.
Hal ini ternyata merupakan suatu asumsi yang salah karena untuk membeli saham biasanya jumlah minimum yang diperbolehkan adalah membeli 1 lot.
Satu lot saham adalah senilai 500 lembar sehingga ketika Astra Agro berada di harga Rp21.100 maka kamu harus membeli 500 lembar yang senilai Rp10.550.000.
Dengan demikian, uang lima juta yang kamu miliki tidak cukup untuk membeli saham dari perusahaan tersebut dan membutuhkan tambahan modal lagi untuk bisa berinvestasi di perusahaan tersebut.
Dari kedua contoh tersebut, kamu pastinya bisa memiliki gambaran bahwa reksadana berbeda dengan saham. Ketika kamu tertarik untuk terjun dalam investasi reksadana, kamu bisa melihat jumlah minimal investasi sebagai persyaratan yang ditetapkan untuk perusahaan tersebut berapa.
Ketika harga reksadana perusahaan sangat murah sekalipun seperti seribu rupiah pun, bila jumlah minimal investasi untuk syarat berinvestasi reksadana adalah lima juta, maka kamu harus tetap membayar lima juta rupiah sesuai yang disyaratkan namun kamu bisa mendapatkan jumlah unit penyertaan yang pastinya jauh lebih besar.
Cara berinvestasi reksadana sangat mudah dan dengan kemajuan teknologi saat ini, kamu pastinya akan lebih mudah untuk mendapatkan beragam informasi yang kamu butuhkan terkait dengan reksadana.
Sebelum akhirnya mengambil keputusan untuk berinvestasi reksadana, kamu sebaiknya menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang investasi tersebut termasuk berbagai jenis reksadana, tempat pembelian reksadana, ataupun hal-hal lainnya.
Kamu juga sebaiknya memiliki tujuan yang jelas mengapa kamu ingin berinvestasi reksadana tersebut sehingga kamu memiliki acuan target kamu seperti apa terkait investasi tersebut.
Meskipun investasi reksadana terbilang mudah untuk dilakukan bahkan juga menguntungkan, ketika pengelolaan aset investasi tersebut tidak tepat maka hal ini juga bisa menjadi sesuatu yang merugikan.
Dalam memilih investasi reksadana sebaiknya tidak hanya berlandaskan karena tergiur dengan berbagai penawaran produk reksadana yang sepertinya menarik.
Baca Juga: Harga Emas Hari Ini: Rabu, 30 Oktober 2024
Kamu sebaiknya benar-benar menyelami bagaimana kinerjanya sehingga ini bisa menjadi investasi kamu untuk solusi keuangan kamu di masa mendatang.