Tips Menghadapi Debt Collector

Memiliki cicilan kredit tanpa agunan sebenarnya menjadi beban hidup tersendiri bagi seorang debitur. Betapa tidak, hidup terkadang menjadi tidak tenang kalau sudah mendekati tenggat waktu jatuh tempo cicilan. Meskipun biasanya peminjam sudah menyiapkan dananya, namun apabila ada kebutuhan yang mendesak dan tiba-tiba, dana yang harusnya digunakan untuk membayar cicilan tersebut akhirnya terpakai juga. Akhirnya pada saat deadline, debitur tidak sanggup membayar. Pihak bank lalu menghubungi nasabahnya tersebut dan menagih hutangnya secara “baik-baik”. Biasanya ada waktu toleransi hingga beberapa hari. Pun ketika akhirnya waktu yang diberikan sudah lewat dan debitur tidak kunjung menyetornya, barulah bank menerapkan bunga dari bunga yang seharusnya dibayar. Bunga berbunga, demikian momok yang menakutkan bagi peminjam KTA. Mirip dengan rentenir, hanya saja dilegalkan dalam bentuk institusi perbankan. Ketika sampai tiga bulan berturut-turut tidak mampu juga membayar, pihak bank lalu mewanti-wanti akan mengirim “pihak ketiga” untuk  bekerjasama. Tentu saja yang dimaksud dengan “pihak ketiga” ini adalah debt collector. Sedangkan yang dimaksud dengan “bekerjasama” adalah Anda akan lebih “nurut” kalau sudah ketemu dengan mereka.

Lalu apa yang harus dilakukan jika Anda benar-benar ditagih dan didatangi oleh mereka? Tentu yang pertama kali harus Anda tunjukkan adalah sikap kooperatif. Tunjukkan bahwa Anda tidak berusaha kabur, tidak berusaha menghindari tanggung jawab dari beban hutang yang sudah Anda ambil sejak pertama kali mengisi formulir KTA tersebut. Persepsi bahwa seorang debt collector adalah orang-orang berbadan kekar, bermuka galak, tidak ramah dan cenderung kasar tidak sepenuhnya benar. Mereka akan bertindak “anarkis” karena pihak debitur itu sendiri yang mencoba menghindar atau bersifat defensif. Sudah salah, tapi malah menyalahkan orang lain. Biasanya mereka akan mengancam secara fisik kalau memang debitur tersebut sama sekali tidak kooperatif dan cenderung bersembunyi.

Kedua, jangan mencoba balik mengancam. Karena terdesak dan terancam, biasanya debitur malah balik mengancam penagih hutangnya. Padahal hal ini bisa berakibat kontra produktif. Tidak jarang malah membawa-bawa kenalannya yang berasal dari kepolisian atau militer. Secara hukum, debitur tersebut tidak memiliki kekuatan yang bisa memenangkannya di pengadilan. Justru dengan bertindak seperti itu malah akan membuat masalah bertambah runyam. Alih-alih mengancam, lebih baik Anda meminta waktu karena saat itu pihak debt collector-lah yang mewakili bank. Jelaskan bahwa saat ini Anda sedang mengupayakan pembayaran dengan menunjukkan langkah-langkah konkretnya. Kalau perlu, sebutkan tanggal pastinya agar mereka merasa Anda jujur dan terbuka. Contohnya, kalau Anda didatangi hari ini, jangan katakan kalau Anda akan membayar minggu depan karena masih terlalu abstrak. Katakan saja bahwa Anda akan membayar tanggal 17 sebelum jam 3 sore karena Anda akan mendapatkan uang pada hari tersebut. Ini lebih “logis” dan tidak menjual janji di mata para penagih tersebut. Setidaknya, mereka akan pulang tanpa meninggalkan kesan yang “tidak enak”, apalagi sampai dilihat tetangga.

Langkah selanjutnya mengalokasikan kedatangan mereka. Ini maksudnya untuk menghindari “kerusuhan” yang terjadi kalau Anda berdebat dengan para debt collector tersebut. Dengan mengajak mereka masuk ke dalam rumah, menyuguhi makanan minuman kecil, maka Anda sudah menciptakan personal approach kepada mereka dan meminimalisir potensi konflik. Mereka juga akan melihat Anda “apa adanya” tanpa ada yang dimanipulasi. Jelaskan saja duduk perkaranya mengapa Anda tidak bisa membayar cicilan beberapa bulan terakhir dan apa yang sekarang sedang Anda lakukan untuk menutupi tagihan.  Kalaupun di dalam rumah nanti ada perang “urat syaraf”, setidaknya orang-orang di sekitar Anda tidak ada yang tahu. Ini untuk menjaga harga diri dan juga kehormatan nama baik Anda. Memiliki hutang yang tidak terbayar sebenarnya adalah hal yang biasa terjadi. Namun mengapa masalah menjadi pelik, karena pihak debitur itu sendiri yang membuatnya menjadi rumit.

Demikian tips dalam menghadapi para penagih hutang yang konon katanya galak-galak tersebut. Perlu diingat bahwa mereka adalah manusia yang sama seperti kita, punya keluarga, punya perasaan dan tentu punya nurani. Setiap orang ingin dihargai, demikian pula dengan mereka. Memudahkan pekerjaan mereka adalah salah satu bentuk penghargaan sederhana yang bisa diberikan oleh seorang debitur. Tidak perlu merekayasa apapun, karena pada intinya mereka membutuhkan kejujuran debitur, bukan kebohongan demi kebohongan. Dan untuk tidak ditagih oleh mereka, cara sederhananya adalah dengan tidak mengajukan KTA.

Dapatkan berbagai informasi seputar Tips & Trik lainnya hanya di KoinWorks.

Tentang Penulis
Kalkulator finansial untuk hitung kebutuhan kamu

Hitung semua keperluan finansial kamu cukup di satu tempat

Punya uang Rp.100 Ribu? Mulai pendanaan sekarang dan dapatkan keuntungan hingga 14,5%.