Pada tanggal 8 Maret, seluruh wanita di dunia merayakan International Women’s Day.
Adapun, ini merupakan sebuah gerakan dengan mengangkat isu sosial yaitu, wanita yang tak jarang dipandang sebelah mata dalam tiap aspek kehidupan.
Tak hanya itu, wanita juga sering dijadikan objek sosial dan gerakan ini pun bertujuan untuk merangkul para wanita supaya berani bicara , jika mengalami hal-hal yang tidak sesuai dengan nilainya.
Berbicara tentang wanita, di era sekarang ini sebenarnya sudah banyak sekali yang berdiri sejajar dengan pria, khususnya dalam hal jabatan atau kekuasaan.
Di negara kita sendiri, sudah banyak pimpinan perusahaan, bahkan orang penting negara yang adalah seorang perempuan dengan kemampuan hebat. Bahkan mereka disebut sebagai wanita inspiratif Indonesia.
Salah satu yang dikenal khalayak luas, dan terbukti memiliki peran besar bagi keberlangsungan negara adalah Sri Mulyani, Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Sebagai sosok inspiratif dengan banyaknya beragam prestasi dalam hidupnya, tentu beliau memiliki nilai atau prinsip hidup yang dijunjungnya selama ini.
Yuk, lihat apa saja prinsip hidup wanita inspiratif Indonesia yang dikagumi banyak orang ini. Siapa tahu, prinsip beliau bisa menginspirasi kamu dalam menjalani kehidupan ke depannya.
Daftar Isi
Menjadikan Orang Tua Sebagai Panutan
Sebelum menjadi Menteri Keuangan, Direktur Bank Dunia, hingga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 versi majalah Forbes tahun 2008 dan Menteri Keuangan terbaik se-Asia di tahun 2006, sama seperti kita semua Sri Mulyani, wanita inspiratif Indonesia, dulunya adalah seorang anak dari kedua orang tuanya.
Sosok beliau yang kita kenal saat ini, tentu tidak lepas dari peran orang tua dan lingkungan keluarga. Orang tua dari Ibu Sri Mulyani atau Ibu Ani, yaitu Prof. Satmoko (alm) dan Prof. Dr. Retno Sriningsih Satmoko (Alm) mengabadikan seluruh hidupnya untuk dunia pendidikan.
Mereka selalu menekankan Ibu Ani dan 7 saudaranya yang lain untuk sekolah setinggi langit, tak heran jika anak-anaknya memiliki prestasi menonjol dan mendapat beasiswa di dalam maupun luar negeri.
Berkaca dari kedua orang tuanya, Ibu Ani mengingat ada 3 ajaran penting yaitu:
Pertama, anak dididik untuk selalu bersatu dan bersama-sama.
Kedua, tak hanya pandai secara akademik, tapi anak-anak juga harus aktif di kegiatan luar sekolah atau ekstrakurikuler seperti paduan suara, pramuka, basket dan lainnya.
Ketiga, menjadikan membaca sebagai kebiasaan, bahkan hobi.
Tak hanya itu, dalam keluarga Satmoko, juga ada sebuah tradisi unik untuk meminta restu yang dalam istilah Jawa adalah disuwuk atau dicium ubun-ubunnya sambil didoakan dan mengucap pepatah Jawa “rawe-rawe rantas malang-malang puting”. Berarti, segala sesuatu yang menghalangi dalam mencapai tujuan harus disingkirkan. Dengan melakukan ini, diharapkan dapat membawa energi positif dan aura yang baik.
Walaupun sudah dewasa dan punya jabatan bergengsi, Ibu Ani dan saudara-saudaranya selalu menganggap restu orang tua tetap nomor satu dan selalu meminta restu mereka melalui telepon, surat atau bertemu langsung.
Hidup dengan Sederhana Sesuai Apa yang Dimiliki
Tidak hanya soal pendidikan, keluarga Satmoko atau orang tua Ibu Ani juga menanamkan nilai-nilai kesederhanaan untuk kesepuluh anaknya.
Mereka diajarkan untuk hidup dengan apa yang dimiliki, jadi tidak berangan macam-macam, jujur, tidak mengambil hal orang lain dan tidak materialistis.
Hasilnya Ibu Ani juga menerapkan hal ini kepada ketiga anaknya, salah satunya saat anak sulungnya Dewinta Illinia akan kuliah di Australia, ia hanya memberikan tabungan yang berasal dari gaji saat ia menjabat sebagai Executive Director International Monetary Fund tahun 2002-2004.
Ia berpesan pada anaknya untuk hidup sederhana serta sesuai kemampuan berbekal dana yang dimilikinya dengan harapan supaya putrinya dapat hidup sederhana, belajar tekun dan segera lulus.
Mungkin banyak yang berpikir bahwa menjadi Menteri memiliki banyak uang, menggunakan kendaraan mewah kemana-mana dan pasti terjamin secara ekonomi.
Namun siapa sangka, Ibu Ani harus pandai-pandai mengatur biaya rumah tangga serta sekolah anak-anaknya dan saling membantu bersama suaminya.
Apalagi semasa anak sulungnya kuliah di Australia, wanita inspiratif Indonesia ini juga harus menggunakan semaksimal mungkin karena ada 2 anaknya lagi yang perlu dibiayainya. Terlebih, anak keduanya masuk kedokteran UI.
Walapun uang yang dimiliki semakin menipis, beliau dan suami tetap berusaha untuk membiayai semua bahkan kalau perlu bekerja tanpa henti.
Bertanggung Jawab dan Profesional
Masih ingat perekonomian di tahun 2008?
Di mana beberapa bagian di Amerika bangkrut sehingga membuat banyak negara kesulitan ekonomi, tapi Indonesia yang “hanya” negara berkembang bisa selamat?
Itulah salah satu prestasi ibu Ani, namun taukah dibalik semua itu ia harus menghadapi pilihan berat untuk rapat bersama para pelaku usaha atau menemani ibunya yang sedang kritis di rumah sakit?
Akhirnya, beliau tetap bertanggung jawab dan profesional terhadap pekerjaannya karena sadar bahwa nasib negera Indonesia saat itu ada pada dirinya.
Banyak langkah yang dirumuskan untuk menyelesaikan masalah tersebut, dan hanya dalam hitungan 48 jam segala hal penting di Indonesia mulai dari kurs, suku bunga, devisa, perdagangan dan lainnya dirumuskan secara matang hingga ke detilnya.
Akhirnya, rapat tersebut berbuah manis, bisa menjadi benteng tebal yang menyelamatkan Indonesia dari krisis ekonomi global saat itu, sehingga kita semua tidak merasakan kurs mata uang hancur seperti negara lain, pabrik-pabrik tutup, tidak ada PHK dan harga kebutuhan yang melonjak.
Sayangnya, seusai rapat Ibu Ani mendapat kabar bahwa sang ibu telah dipanggil tuhan. Bisa bayangkan perasaan ibu Ani? Sedang diterpa banyak masalah dalam mengurus negara, tiba-tiba orang tersayang harus pergi.
Selain itu, tidak hanya bertanggung jawab terhadap pekerjaan, ia juga melakukannya dalam keluarga.
Walaupun menjabat sebagai menteri, ia tetaplah seorang ibu. Maka dari itu, setiap pagi ia tak lupa membuat bekal untuk anak-anaknya dan bertanggung jawab terhadap urusan rumah tangga.
Berpegang Teguh Pada Kejujuran
Sebagai seorang Menteri Keuangan, Ibu Ani tentu saja banyak mendapatkan tekanan politik dari berbagai pihak. Belum lagi, adanya tawaran sana-sini yang menginginkan beliau untuk memihak kepada satu pihak.
Namun, beliau dengan tegas memilih untuk berkata tidak, tetap mengikuti aturan dan menjalankan pekerjaannya dengan jujur, sesuai kebenaran yang ada.
Alhasil, sikap beliau banyak yang tidak menyukai, terbukti dengan adanya banyak tamparan dan tuduhan menyakitkan terhadap Ibu Ani. Menurutnya, banyak hal yang bertentangan dengan etika miliknya.
Hal itulah yang membuat Ibu Ani melepas jabatannya sebagai Menteri, dan merelakan jabatannya diduduki orang lain.
Tapi tuhan tidak pernah tidur, dan hasil dari hal baik yang ia lakukan pasti berbuah manis. World Bank pun menawarkan ia untuk menjadi Direktur Pelaksana di Washington DC berkat pribadinya yang baik serta jujur.
Tak salah dijadikan sebagai wanita inspiratif Indonesia, bukan?
Berbagi Dengan Sesama
Salah satu wanita inspiratif Indonesia ini juga sangat menekankan dirinya untuk selalu jujur dan berbagai kepada sesama.
Hal ini benar adanya lho, bahkan supir pribadinya sendiri bila bahwa ia sering berhenti di tengah jalan hanya untuk memberi uang kepada pengamen jalanan.
Pendidikan Harus Digapai Setinggi-tingginya
Tak hanya perihal materi, beliau juga dikenal sangat menjunjung tinggi pendidikan. Selain fokus pada hal keuangan, Ibu Ani juga memperhatikan dunia pendidikan.
Sebagai bukti, Ibu Ani adalah pencanang program LPDP untuk mahasiswa.
Pendidikan yang baik, bisa membuat seseorang menjadi lebih berkualitas di masa depan. Jadi, setiap orang haruslah mendapatkan kesempatan untuk bisa menjalankan pendidikan.
Bagaimana, Ibu Sri Mulyani sangat inspiratif kan? Setelah mengetahui prinsip hidupnya, banyak moral yang bisa diambil untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Yuk, tetap semangat dalam mencapai cita-cita serta impian kamu.
Jangan lupa untuk share artikel ini kepada rekan atau kerabat biar sama-sama termotivasi.
Semoga sukses!
