Bagaimana cara yang tepat dalam memulai sebuah bisnis alat rumah tangga?
Ada dua hal yang membuat bisnis alat rumah tangga selalu menjanjikan; jumlah pertambahan penduduk, dan daya tahan alat-alat tersebut.
Jadi, bagi kamu yang baru akan memulai bisnis alat atau perabot rumah tangga, kamu bisa segera membuat perencanaan yang matang.
Tidak perlu terburu-buru, ya. Pasarnya masih ada kok, dan sangat besar.
Nah, kamu juga sudah tahu kan jenis-jenis alat rumah tangga itu meliputi sapu, pel, sikat, peralatan makan, tempat sampah, ember, dan lain sebagainya.
Sekarang kita lihat yuk, apa saja hal yang perlu kamu siapkan sebelum memulai sebuah bisnis alat rumah tangga.
7 Cara Memulai Bisnis Alat Rumah Tangga
Dalam memulai suatu bisnis, tentu kamu memerlukan perencanaan dan strategi yang cukup matang.
Jangan sampai kamu terlanjur mengeluarkan modal banyak untuk memulai sebuah bisnis alat rumah tangga, namun belum memiliki rencana yang pakem.
Nah, berikut adalah beberapa cara mudah yang bisa kamu lakukan sebelum benar-benar terjun ke bisnis alat rumah tangga.
Silakan disimak!
1. Melakukan analisis bisnis
Pertama, yang perlu kamu lakukan adalah melakukan analisis mengenai bisnis tersebut.
Kamu sebaiknya mempelajari mengenai target konsumen yang ingin kamu sasar, lokasi bisnis, dan juga tingkat persaingan di bisnis itu sendiri.
Siapa target konsumen yang ingin sasar; apakah mahasiswa dan pekerja kantoran, atau pasangan suami istri di area perumahan?
Ini penting untuk kamu lakukan, karena konsumen-konsumen inilah fokus utama kamu nantinya.
Pelajari situasi lokasi sekitar yang akan kamu jadikan tempat bisnismu; apakah berada di dalam kawasan pasar, di pinggir jalan raya yang ramai, di kios-kios dalam perumahan, atau di warung dalam kawasan perkampungan?
Kemudian amati juga bagaimana tingkat persaingan bisnis; apakah sudah ada pelaku usaha yang sama dalam radius sekitar 1-2 km dari lokasi bisnis incaran kamu, atau tidak?
Hindari memulai bisnis tanpa konsep yang matang mengenai hal-hal di atas, ya.
2. Menentukan lokasi bisnis
Setelah melakukan analisis bisnis, kini waktunya menentukan lokasi bisnis alat rumah tangga kamu.
Kamu bisa memilih untuk menjalankan bisnis tersebut dari rumah, atau dengan menyewa kios.
Jika kamu membuka bisnis alat rumah tangga di rumah, kamu hanya perlu mengeluarkan modal untuk biaya operasional, seperti listrik dan air.
Biayanya sekitar Rp100.000,00 – Rp300.000,00 per bulannya.
Sedangkan jika memutuskan untuk menyewa tempat untuk kamu jadikan kios, atau lapak dagang, kamu mungkin perlu mengeluarkan modal sekitar Rp10.000.000,00 per tahun; tergantung dari harga pasaran sewa di daerah sekitar & kebijakan pemilik tempat.
Alternatif lain, kamu bisa memilih untuk berjualan keliling menggunakan kendaraan niaga (yang ini mungkin lebih sering kamu temukan di jalanan).
Jika kamu memilih cara ini, modal yang kamu perlukan untuk bahan bakar sekitar Rp100.000,00 – Rp150.000,00, biaya pengemudi harian Rp150.000,00, dan perawatan kendaraan ± Rp1.000.000,00 per 3 bulan, atau setiap 5.000 km.
3. Menyiapkan perlengkapan untuk berjualan
Dalam memulai bisnis alat rumah tangga, kamu akan membutuhkan perlengkapan penunjang agar bisnis kamu dapat berjalan dengan lancar.
Perlengkapan penjualan itu meliputi etalase, rak untuk menyimpan barang, buku kas, kantong plastik, kursi plastik, spanduk toko, dan kalkulator.
Seluruh peralatan penunjang bisnis tersebut dapat kamu siapkan dengan perkiraan modal sekitar Rp6.000.000,00.
Estimasi ini masih dapat berubah berdasarkan spesifikasi dan jumlah perlengkapan yang kamu siapkan.
4. Menentukan supplier alat rumah tangga
Selanjutnya yang kamu perlu lakukan adalah mencari dan menentukan pemasok (supplier) untuk alat-alat rumah tangga yang ingin kamu jual.
Hubungi beberapa pemasok perabot tersebut, dan buatlah daftarnya.
Dari daftar tersebut kamu dapat melihat siapa saja pemasok yang kompeten, dengan jenis-jenis barang yang mereka tawarkan, beserta harganya.
Nantinya, kamu dapat menggunakan daftar ini untuk mengevaluasi kinerja pemasok kamu, berdasarkan kualitas barang yang mereka tawarkan kepadamu, dan berapa cepat mereka bisa memenuhi kebutuhan bisnismu.
5. Memilih jenis produk
Lebih lanjut mengenai pemasok, tentu tidak semua produk yang mereka punya harus kamu beli dan jual kembali di bisnismu.
Kamu harus menentukan terlebih dahulu; jenis-jenis alat rumah tangga apa yang kamu ingin jual?
Dari target konsumen yang telah kamu tentukan sebelumya, pilih satu-dua yang paling banyak jumlahnya, dan dari sana, coba cari tahu alat rumah tangga apa yang mereka butuhkan.
Nah, berangkat dari informasi tersebut, kamu bisa mulai menghubungi pemasok untuk mendiskusikan alat-alat rumah tangga yang sesuai dengan permintaan target konsumen kamu.
Jika target konsumen di daerah sekitarmu adalah mahasiswa atau pekerja kantoran yang indekos, maka alat-alat rumah tangga, khususnya peralatan mandi dan mencuci, adalah barang-barang yang perlu kamu jual.
Berbeda lagi jika target konsumen di rumahmu adalah para ibu rumah tangga di lingkungan perumahan.
Itulah analisis produk yang perlu kamu lakukan.
Jika modal atau keuntunganmu bertambah nantinya, kamu bisa menambah juga koleksi jualanmu agar lebih lengkap.
6. Menentukan strategi pemasaran & promosi
Setiap bisnis pasti memerlukan pemasaran dan promosi, tentu dengan tingkat kebutuhan masing-masing.
Tidak terkecuali dengan bisnis rumah tangga.
Untuk cara konvensional, kamu bisa berpromosi mengenai bisnis ke orang-orang sekitar lokasi bisnismu.
Salah satunya adalah dengan menghampiri mereka satu per satu, dan memberikan informasi verbal, atau melalui brosur, mengenai bisnis alat rumah tangga milikmu.
Kalau memang target konsumenmu adalah penduduk di perumahan sekitar, menjalin hubungan dengan cara di atas sangatlah penting.
Dengan begitu, bisnis alat rumah tangga milik kamu yang akan mereka ingat ketika mereka membutuhkan perabot.
Jika kamu ingin memiliki jangkauan bisnis yang lebih luas, kamu bisa menggunakan media sosial (Facebook, Instagram, TikTok, YouTube) dan marketplaces (Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Blibli).
Dengan menggunakan media digital dan online, kamu bisa berpromosi dengan biaya yang tidak begitu banyak, tapi memiliki cakupan yang luas.
Kamu juga bisa menggunakan media tersebut untuk berinteraksi dengan para konsumen, sama seperti dengan cara konvensional sebelumnya.
7. Menghitung biaya operasional
Cara terakhir untuk memulai bisnis alat rumah tangga adalah mempersiapkan perhitungan biaya operasional bulanan.
Ini sangat penting untuk kamu lakukan agar bisnis kamu dapat berjalan & berkembang ke arah yang baik.
Maka dari itu kamu perlu hitung dengan rinci berbagai aspek yang berpengaruh pada sisi finansial dari bisnis kamu.
Periksa beberapa komponen penting berikut:
- Pengeluaran sewa tempat. Estimasi biaya sewa kios sebesar Rp10.000.000,00 per tahun (atau sekitar Rp835.000,00 per bulan)
- Biaya pembelian produk dari pemasok. Rata-rata total pembelian barang sekitar Rp2.000.000,00 per bulan
- Biaya transportasi ± Rp 300.000 per bulan
- Biaya listrik, air, dan internet/komunikasi ± Rp 500.000 per bulan
Jadi, berdasarakan contoh di atas, estimasi total biaya operasional bulanan kamu adalah: Rp3.635.000,00.
Ingat, ini belum termasuk komponen gaji pegawai, ya. Asumsinya adalah bisnis ini masih kamu jalankan sendiri.
Sudah Siap Memulai Bisnis Alat Rumah Tangga?
Demikian pembahasan singkat tentang bagaimana cara memulai bisnis alat rumah tangga.
Potensi bisnis perabot ini selalu ada dan lumayan besar, loh.
Intinya adalah kamu perlu mempelajari dulu target konsumen dan situasi pasar, serta menentukan konsep bisnis, sebelum benar-benar mengeluarkan modal untuk bisnis alat rumah tangga kamu.
Selamat mencoba!
. . .
Kalau kamu termasuk salah satu pelaku usaha kecil, online sellers, atau freelancers, KoinWorks punya satu solusi nih untuk semua kebutuhan keuangan kamu.
Mulai dari transfer antar bank tanpa biaya admin, pembuatan invoice & laporan keuangan, hingga ke akses yang fleksibel untuk mendapatkan pinjaman– semua ini khusus untuk mendukung usaha & bisnis kamu, dan bisa kamu dapatkan di KoinWorks NEO.
Yuk, cari tahu lebih banyak tentang KoinWorks NEO di sini!