Kamu ingin mulai menjalankan sebuah bisnis furnitur, namun belum mengetahui cara mengatur stok barang yang tepat?
Tentu, hal itu bisa menjadi salah satu faktor yang akan membuat perjalanan bisnis kamu tidak lancar.
Persediaan, atau stok barang, merupakan salah satu bagian terpenting dari sisi operasional suatu bisnis, termasuk bisnis furnitur.
Apabila kamu memiliki stok barang terlalu sedikit, barang akan cepat habis dan calon konsumen akan beralih ke kompetitor.
Jika stok barang terlalu banyak, kamu akan kesulitan mengaturnya, baik di urusan logistik, hingga mempengaruhi cashflow.
Jadi serba salah, ya?
Oleh karena itu, untuk menghindari risiko kegagalan bisnis furnitur yang sedang, atau ingin kamu jalani, kamu perlu mengetahui hal-hal dasar mengenai manajemen stok barang.
6 Cara Efisien Mengatur Stok Barang untuk Bisnis Furnitur
Inilah cara-cara mudah dan efisien untuk mengatur stok barang di bisnis furnitur kamu:
1. Membuat inventaris bisnis furnitur
Cara pertama untuk mengatur stok barang dalam bisnis furnitur adalah terlebih dahulu membuat daftar barang secara lengkap.
Di sini kamu perlu mencatat kode, atau SKU (stock keeping unit) produk, beserta nama, kategori, spesifikasi, tanggal produksi, dan informasi lain mengenai barang tersebut. Buatlah daftar tersebut dalam bentuk tabel.
Jika kamu lebih memilih menggunakan cara manual untuk mencatat inventaris dengan menulis, maka gunakanlah buku yang berukuran besar, yang dapat memuat cukup banyak kolom dan baris.
Agar lebih efisien, sebaiknya kamu menggunakan aplikasi seperti Microsoft Excel, atau Google Sheet, agar data-data di inventaris bisnis furnitur kamu tertata rapi dan lebih mudah digunakan & diolah nantinya.
2. Mengelompokkan stok furnitur
Setiap furnitur memiliki karakteristik yang berbeda; mulai dari jenis, fungsi, dimensi, serta bahan baku.
Nah, dalam mengatur stok di bisnis furnitur, sebaiknya kamu juga mengelompokkan barang-barang tersebut dalam beberapa kategori, sesuai karakteristik masing-masing barang.
Ini juga bisa menjadikan furnitur lebih awet dalam penyimpanan, karena beberapa jenis bahan baku memiliki cara penanganan yang berbeda; dan perlakuan serta metode penyimpanannya harus disesuaikan dengan tingkat kelembaban, kebersihan, dan faktor-faktor lain di gudang penyimpanan.
3. Mendahulukan penjualan stok furnitur terlama
Sistem FEFO (first expired, first out) sebenarnya lebih sering digunakan untuk produk makanan & obat-obatan, yang memiliki tanggal kadaluarsa.
Akan tetapi, kamu pun juga bisa mengadopsi sistem ini untuk bisnis furnitur karena sangat membantu untuk mengoptimalkan perputaran stok, yang pada akhirnya membantu meningkatkan penjualan.
Di sini, kamu perlu mendahulukan barang lama terlebih dahulu saat penjualan. Hal ini untuk menghindari penumpukan stok barang, sehingga meminimalisir timbulnya kerusakan produk furnitur akibat terlalu lama berada di gudang.
Ingat! Jika ada cacat fisik sedikit saja pada furnitur yang kamu jual, pasti akan memengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk kamu.
Bisa jadi harga jual barang bisa menurun, barang jadi tidak laku sama sekali, atau barang bisa saja terjual namun bisnis kamu mendapat ulasan yang tidak baik dari konsumen.
Hal-hal seperti itu sebisa mungkin dihindari, ya.
4. Mencatat setiap pergerakan stok furnitur
Ini juga enggak kalah penting; catatlah setiap pergerakan stok produk furnitur, dari satu lokasi ke lokasi lain.
Hal ini perlu dilakukan untuk barang yang hendak keluar, ataupun masuk, dari gudang atau toko (dan juga sebaliknya).
Hal ini diperlukan untuk menjaga akurasi data stok produk kamu. Tentu tugas ini akan lebih mudah & praktis jika kamu menggunakan bantuan aplikasi, maupun sistem manajemen stok, yang dapat secara otomatis mengurangi atau menambah jumlah stok yang kamu miliki.
5. Melakukan stock opname produk furniture secara rutin
Satu hal lagi dalam menjalankan bisnis furnitur yang tidak boleh kamu lupakan adalah melakukan audit stok secara rutin.
Audit stok, atau juga sering disebut dengan istilah stock opname, atau stock recording, ini bertujuan untuk menyesuaikan catatan barang, dengan stok fisik yang kamu miliki di gudang atau toko.
Meskipun usahamu sudah menggunakan sistem manajemen inventaris yang otomatis sekalipun, melakukan stock opname menjadi hal yang penting dan tidak boleh dilupakan.
Setiap perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda-beda dalam pelaksanaan stock opname ini; bisa dilakukan dalam jangka waktu harian, mingguan, bulanan, bahkan tahunan.
Stock opname juga bisa dilakukan tiap 3 bulan sekali atau 6 bulan sekali, tergantung kebutuhan dan kebijakan bisnis tersebut.
Pada intinya, semakin sering melakukan stock opname maka semakin kecil pula risiko kesalahan dalam manajemen stok furnitur kamu.
6. Menggunakan sistem manajemen stok yang terintegrasi dengan baik
Seiring bisnis berkembang, tentu pengelolaan stok furniture dengan cara manual akan mulai menghabiskan lebih banyak waktu.
Ini sangat berisiko pada perhitungan inventaris yang tidak akurat.
Oleh karena itu, agar manajemen stok produk lebih terkendali, dan membuat semua tugas lebih mudah, tidak ada salahnya untuk berinvestasi pada perangkat teknologi yang bisa saling terintegrasi untuk mengatur stok barang di gudang.
Beberapa perangkat yang bisa kamu gunakan seperti software manajemen inventaris, barcode scanner, sistem POS (point of sales system), dan lain sebagainya.
. . .
Nah, itulah cara-cara simpel dan efisien yang bisa kamu lakukan untuk mengatur stok barang di bisnis furnitur kamu.
Dengan manajemen stok furnitur yang baik, tentu akan sangat bermanfaat bagi kelangsungan bisnis furnitur yang kamu jalankan.
Selamat mencoba!
Kalau kamu termasuk salah satu pelaku usaha kecil, online sellers, atau freelancers, KoinWorks punya satu solusi nih untuk semua kebutuhan keuangan kamu.
Mulai dari transfer antar bank tanpa biaya admin, pembuatan invoice & laporan keuangan, hingga ke akses yang fleksibel untuk mendapatkan pinjaman– semua ini khusus untuk mendukung usaha & bisnis kamu, dan bisa kamu dapatkan di KoinWorks NEO.
Yuk cari tahu lebih banyak tentang KoinWorks NEO di sini!