Bisnis katering merupakan bisnis yang bergerak dalam bidang makanan, sehingga menjaga kualitas dan keamanan bahan merupakan harga mutlak. Salah satu caranya adalah menyimpan bahan baku katering dengan baik agar tidak cepat rusak dan membahayakan konsumen. Mari simak 5 tips jitunya di bawah ini!
Daftar Isi
5 Cara Menyimpan Bahan Baku Katering
Demi meminimalisir kerugian akibat bahan baku katering yang rusak atau basi akibat penyimpanan yang kurang tepat, berikut lima cara menyimpan bahan baku katering dengan baik yang bisa kamu lakukan, yaitu:
Perhatikan Suhu Penyimpanan
Cara pertama untuk mencegah bahan baku produk katering tidak mudah rusak adalah dengan memperhatikan suhu penyimpanan. Bahan baku katering terdiri dari banyak sekali bahan dengan karakteristik yang berbeda-beda. Suhu penyimpanan setiap bahan pun juga akan berbeda.
Rata-rata orang akan menyimpulkan bahwa suhu penyimpanan freezer akan membuat kualitas bahan makanan tetap bagus dalam waktu lama. Nyatanya, tidak semua bahan makanan dapat disimpan di penyimpanan beku. Berikut beberapa cara menyimpan bahan sesuai suhu:
- Penyimpanan Beku (0 sampai -20 °C): Daging dan olahannya, sayur dan buah yang sudah dibekukan oleh pabrik, butter, santan, serta ikan dan olahannya.
- Suhu chiller atau kulkas biasa (5 sampai 10 °C): Sayuran segar, buah segar, bumbu halus, adonan, telur, tempe, dan tahu.
- Suhu Ruang: Bawang merah dan putih, jahe, kunyit dan sejenisnya, pisang, kerupuk kering, dan bumbu kering.
Perlu diingat, untuk pisang dan beberapa buah tropis, walaupun dalam kategori buah, justru akan rusak atau mengalami chilling injury apabila disimpan pada suhu kulkas. Sehingga, sebaiknya diletakkan pada suhu ruang.
Perhatikan Kemasan Penyimpanan
Hal selanjutnya adalah kemasan selama penyimpanan. Bahan kemasan merupakan hal yang penting. Selain untuk menjaga kualitas bahan makanan, juga agar tidak terkontaminasi bau dari bahan makanan di sekelilingnya.
Namun, tidak semua bahan makanan harus dikemas secara rapat. Khusus untuk sayuran dan buah-buahan, jika kamu ingin menyimpannya di dalam lemari pendingin. Sebaiknya kamu pilih bahan pengemas yang memiliki rongga, agar H2O hasil respirasi buah dan sayur dapat keluar, serta tidak menyebabkan kebusukan.
Selain buah dan sayur, kamu dapat mengemas bahan makanan dengan rapat. Beberapa rekomendasi pengemas, seperti kotak makan transparan, plastik wrap, plastik HDPE, botol kaca untuk bahan cair, dan aluminium foil.
Hindari Tempat Lembab dan Terik Matahari
Langkah selanjutnya adalah memastikan bahan makanan tidak disimpan di tempat yang lembab maupun terpapar terik matahari. Tempat lembab akan memungkinkan tumbuhnya berbagai mikroorganisme, seperti jamur, lumut, bakteri, dan lain sebagainya. Bahkan seringkali serangga tumbuh di tempat yang lembab.
Adanya mikroorganisme, selain merusak kualitas bahan makanan juga akan membuat makanan tidak aman untuk konsumsi umum. Kulkas bukan merupakan tempat lembab. Untuk mengetahui tingkat kelembaban, kamu bisa mengukurnya dengan RH meter.
RH meter dapat mengukur tingkat kelembaban ruangan. Kamu dapat membeli di toko online dengan harga Rp 40 ribu. Pastikan tingkat kelembaban yang terukur di ruang penyimpanan tidak lebih dari 70%.
Selain itu, kamu juga harus memastikan ruangan penyimpanan tidak terpapar sinar matahari langsung. Karena sinar matahari dapat menyebabkan oksidasi pada beberapa bahan.
Oksidasi akan menyebabkan produk tengik dan berubah warna. Walaupun tidak menyebabkan bahaya, paparan sinar matahari dapat menurunkan kualitas produk.
Pisahkan Sesuai Kriteria
Langkah selanjutnya adalah memisahkan bahan sesuai dengan kriteria. Memisahkan bahan makanan sesuai dengan kriteria penting dilakukan untuk menghindari kontaminasi silang antar bahan makanan selama penyimpanan. Karena kontaminasi silang dapat merusak aroma hingga rasa bahan makanan.
Misalnya, produk ikan kamu simpan bersebelahan dengan sayur. Meskipun tertutup rapat, akan ada kemungkinan sayur tersebut berbau seperti ikan di sebelahnya. Sebaiknya, kamu lakukan penyimpanan terpisah.
Adapun kategori penyimpanan yang dapat kamu ikuti adalah:
- Daging, ikan, dan turunannya
- Sayuran
- Buah-buahan
- Bahan cair manis (susu, sirup, dan lain sebagainya)
- Bumbu dan rempah (bawang, jahe, dan sebagainya)
- Bahan cair asin (kecap, minyak wijen, saus, dan sebagainya)
- Bahan karbohidrat (beras, pasta, tepung)
Lakukan Pembersihan Secara Berkala
Poin terakhir untuk menjaga kualitas bahan baku tetap baik adalah melakukan pembersihan secara berkala. Pembersihan secara rutin sangat penting pada bisnis katering untuk mencegah tumbuhnya bakteri penyebab kerusakan produk.
Sebaiknya kamu menggunakan cairan pembersih yang tidak berbau menyengat untuk melakukan pembersihan. Karena bau menyengat pada cairan pembersih akan mempengaruhi bau bahan makanan.
Pembersihan tempat penyimpanan bahan makanan dapat kamu lakukan setiap hari. Hal-hal yang harus kamu perhatikan selama pembersihan adalah:
- Ada atau tidaknya debu
- Ada atau tidaknya kerak bekas memasak
- Jamur dan serangga
- Tumpahan cairan
Yuk, Simpan Bahan Baku Bisnis Katering dengan Tepat!
Demikian lima cara menyimpan bahan baku agar tidak rusak dalam bisnis katering yang bisa kamu terapkan. Meskipun terkesan agak merepotkan dan ribet, namun penting untuk kamu lakukan. Jangan lupa juga untuk selalu konsisten dalam melakukannya, agar mendapatkan hasil yang maksimal!
Bank digital khusus UKM pertama di Indonesia hadir untuk bantu segala keperluan bisnis dan keuangan kamu.
Kemudahan berbagai layanan seperti bebas biaya transfer antar bank dan pinjaman modal tanpa agunan untuk bisnismu hanya dengan KoinWorks NEO!