Kosmetik adalah lini bisnis yang sedang naik daun belakangan ini. Walau demikian, kamu harus waspada karena persaingan dalam bidang ini juga tergolong ketat. Apabila kamu berniat untuk membangun bisnis kosmetik, kamu perlu bersiap dengan strategi yang tepat.
Daftar Isi
Strategi Membangun Bisnis Kosmetik
Berikut ini strategi membangun bisnis kosmetik dari nol lengkap dengan contoh-contoh dari brand kosmetik yang telah mendunia:
1. Memahami Tentang Perizinan
Strategi pertama ketika membangun bisnis kosmetik adalah memahami dan mengurus segala macam perizinan yang diperlukan.
Mulai dari izin denah bangunan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mendirikan pabrik kosmetika memang tak bisa sembarangan. Kosmetika diperhitungkan sebagai obat, sehingga penyimpanan dan pengolahannya harus mendapat perhatian serius.
Selain itu, BPOM juga mengeluarkan semacam panduan tanya-jawab berkaitan dengan sertifikasi bisnis kosmetik. Kamu akan menemukan semua informasi yang kamu butuhkan di website resminya.
Kemudian, kamu hanya boleh mengedarkan kosmetika yang telah memiliki izin edar dari BPOM. Pengurusan izin dapat kamu lakukan secara daring dengan mengunjungi website BPOM.
Biaya pengurusan izin edar adalah per jenis item kosmetik berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 1.500.000 tergantung dari lokasi negara yang memproduksi kosmetik.
Di Indonesia, sertifikasi halal adalah kewajiban bagi bisnis kosmetik. Pada saat ini, sertifikasi halal hanya dikeluarkan oleh MUI. Meski demikian, kedepannya Kementerian Agama akan terlibat langsung dalam proses ini.
Biaya yang harus kamu rogoh untuk mengurus sertifikasi ini berkisar Rp 300.000 hingga Rp 12.500.000, dimana kamu dapat mencantumkan logo halal selama 5 tahun.
Setelah itu, kamu bisa mendaftarkan merek kosmetik ke Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual (DJKI). Proses ini memang memakan waktu yang agak lama. Sejak pendaftaran hingga keluarnya izin merek, setidaknya kamu harus menunggu selama 3,5 bulan.
Sedangkan biaya yang harus kamu keluarkan adalah sekitar Rp 500.000 jika bisnis kosmetik kamu masih UMKM.
2. Menentukan Jenis Produk
Setelah kamu selesai dengan berbagai legalitas bisnis, strategi selanjutnya adalah mulai menyusun rencana produk. Kosmetika terdiri dari beragam jenis dan karakteristik. Kamu perlu menentukan produk yang akan kamu produksi dan jual.
Sebagai informasi untuk membuat pertimbangan, franchisehelp telah memetakan pasar bisnis kosmetik berdasarkan jenis produk, sebagai berikut:
- Produk perawatan rambut sebesar 24%
- Produk perawatan kulit sebesar 23,7%
- Kosmetika sebesar 14,6%
- Perfumes & Colognes sebesar 9,5%
- Deodorant dan sejenisnya sebesar 8,5%
- Produk kebersihan mulut sebesar 5,6%
- Lainnya sebesar 14,1%
3. Merencanakan Brand Personality
Bila kamu ingin membangun brand personality yang eco-friendly, kamu dapat menerapkan beberapa strategi yang sesuai. Brand kosmetik The Body Shop telah memulainya dengan mengajak konsumen mengembalikan kemasan kosong.
Contoh lainnya adalah natural ingredients cosmetics. Industri kosmetik di Eropa mencatat adanya peningkatan minat yang signifikan terhadap brand kosmetik yang mengusung karakter ini sepanjang tahun 2020.
Beberapa brand kosmetik kenamaan luar negeri yang telah mengadopsinya adalah ILIA, RMS Beauty, 100% Pure, dan Alima Pure.
4. Ciptakan Pengalaman yang Berkesan
Strategi berikutnya adalah menciptakan pengalaman yang berkesan untuk konsumen dan calon konsumen ketika berinteraksi dengan bisnis kosmetik yang sedang kamu bangun.
Pada hal ini, kamu dapat mencontoh ide dari brand kosmetik asal Prancis, Sephora. Sephora menyadari bahwa saat ini semakin sulit membuat konsumen terkesan ketika datang ke online maupun offline store karena semua brand menyajikan layanan terbaik.
Oleh sebab itu, Sephora menyediakan aplikasi bernama Virtual Artist yang memungkinkan para konsumen menjajal berbagai produk secara virtual. Strategi yang menyasar generasi milenial ini tentu layak kamu coba.
5. Mengikuti Tren
Kesuksesan dalam bisnis kosmetik adalah ketika kamu selalu dapat memenuhi apa yang diinginkan oleh pasar. Oleh karena itu, kamu harus terus melakukan riset, inovasi produk, dan mengikuti tren.
Sebagai contoh adalah produk lipstik. Sebelum pandemi, pergeseran minat untuk produk ini adalah bergantung tekstur (stick, tint, liquid, dan cream) serta daya tahan.
Namun, setelah pandemi dimulai, kebutuhan pasar bergerak ke arah jenis lipstik yang tidak menempel di masker. Beberapa brand besar lalu meluncurkan produk baru, diantaranya Wardah dan Maybelline.
6. Memasarkan Produk
Strategi memasarkan produk kosmetik adalah menyediakan produk sedekat mungkin dengan konsumen sehingga mudah untuk diakses. Setidaknya kamu harus menyediakan tiga channel pemasaran seperti berikut ini:
- Offline Store: Official store, booth di dalam department store, atau memasukkan produk di rak supermarket dan minimarket. Jika yang kamu incar adalah segmen menengah kebawah, sebaiknya kamu memasukkan produk kosmetik ke supermarket dan minimarket.
- E-commerce: Cara paling mudah dan sesuai saat ini, mengingat kebanyakan orang berbelanja melalui e-commerce. Strategi ini dilakukan sukses oleh brand Scarlett yang mampu menjual sekitar 99,8 ribu produk melalui Shopee dan Tokopedia.
- Website Brand: Berfungsi untuk melakukan penjualan dan mengkomunikasikan brand personality. Nilai-nilai yang menjadi keunggulan sebuah brand umumnya tertulis jelas pada website brand. Contohnya adalah brand Loreal Paris yang menekankan dukungannya pada sineas perempuan melalui website brand.
Saatnya Membangun Bisnis Kosmetik dengan Tepat
Persaingan yang ketat dalam bisnis kosmetik tak perlu menjadi alasan untuk berkecil hati. Sebagai pelaku bisnis, kamu cukup menerapkan strategi yang tepat untuk membangun bisnis kosmetik yang sukses.
Untuk para pelaku usaha kecil dan menengah, online sellers, dan freelancers. Kamu bisa lihat artikel lainnya di KoinWorks untuk dapatkan insight positif bagaimana cara berbisnis!
Nikmati kemudahan transaksi bisnis dan keuangan kamu dalam satu aplikasi hanya di KoinWorks NEO!