Apa Itu Generasi Sandwich? Kenali Ciri dan Cara Putus Rantainya!

Generasi Sandwich

Kamu pernah mendengar istilah sandwich generation atau generasi sandwich?

Mungkin jenis generasi yang satu ini terasa tidak familiar di telinga kamu.

Sekarang saatnya kamu memahami istilah ini. Setelah mengerti maksudnya, pasti kamu langsung menyadari apakah kamu tengah berada di posisi ‘sandwich‘ atau tidak.

Kalau begitu, simak penjelasannya di bawah ini yuk! Lihat bagaimana prioritas yang dijalankan oleh generasi sandwich berbeda dengan generasi lain pada umumnya.


Apa itu Generasi Sandwich?

Di balik sebutannya yang unik dan lucu, ternyata istilah generasi sandwich ini memiliki makna khusus yang perlu kamu ketahui lebih dalam.

Istilah ini tidak jauh maknanya dari roti sandwich yang biasanya berisi irisan daging, sayuran, keju, dan berbagai macam saus yummy lalu diapit dengan roti di kedua sisinya.

Lengkapnya, generasi sandwich adalah suatu istilah yang menggambarkan posisi finansial seseorang yang terhimpit di antara generasi atas dan generasi bawah. Generasi atas yaitu orangtua atau mertua kamu, sedangkan generasi bawah berarti anak/keturunan kamu bahkan cucu (jika ada).

Secara kasarnya, kamu yang berada di posisi ini, mau tidak mau harus menghidupi dua generasi dari sisi finansial. Terlepas dari kondisi kamu sendiri, kamu juga harus memikirkan solusi keuangan untuk dua generasi lainnya.

Wah, agak rumit ya.

Bagi kamu yang belum tahu, istilah ini muncul sejak 1981 oleh seorang pekerja sosial bernama Dorothy A. Miller. Studi demografis menyatakan bahwa ada sekitar 47% orang dewasa berusia 40-50 tahun yang terjebak generasi sandwich.

Mereka yang ada di middle age merasa terhimpit (sandwiched) seperti roti lapis dalam memenuhi kebutuhan orangtua dan juga anak-anak mereka, mulai dari kebutuhan harian hingga tanggung jawab kesehatan secara bersamaan.

Sebenarnya, ada cukup banyak dampak yang ditimbulkan dari seseorang yang terjebak di dalam generasi ini. Salah satunya yaitu stress finansial, seperti kelelahan, depresi, dan penyakit psikologis lainnya.

Psikolog Amerika menyatakan dalam penelitiannya, bahwa 2 dari 5 pria, serta 40% wanita yang berada dalam generasi sandwich merasakan stres berat.

Beban finansial tersebut cenderung berdampak negatif pada sisi emosional, bahkan data statistik menunjukkan beban finansial terkait tanggung jawab yang diemban para generasi sandwich terus menerus meningkat.


Ciri-Ciri Generasi Sandwich

Setelah memahami definisinya, kamu perlu mengetahui ciri-ciri seseorang yang dianggap menjalani sandwich generation.

Menurut Carol Abaya, seorang Aging and Elder Care Expert (seniorliving.org) mengategorikan tiga ciri generasi sandwich dilihat dari perannya, yaitu:

  • The Traditional Sandwich Generation; yaitu orang dewasa yang berusia 40-50 tahun, diapit antara orang berusia lanjut dan anak-anak yang masih membutuhkan bantuan finansial.
  • The Club Sandwich Generation; yaitu orang dewasa yang berusia 30-60 tahun, diapit antara orangtua dan anak, serta cucu (jika sudah punya) atau nenek/kakek (jika masih hidup).
  • The Open Faced Sandwich Generation; yaitu siapa pun (yang tidak profesional) yang terlibat dalam perawatan lansia.

Pada intinya, bagi kamu yang tengah terlibat mengurus finansial dua generasi (atas dan bawah), itu berarti kamu sudah terjebak dalam generasi sandwich.

Tapi, jangan khawatir, jika kamu berusaha keras, kamu bisa kok memutus rantai generasi ini dan kembali ke generasi kamu yang sebenarnya.

Baca di sini untuk mengetahui bagaimana caranya memutus generasi sandwich.


Prioritas Finansial Terganggu?

Banyak alasan yang menjadikan kamu terjebak di generasi ini. Mulai dari orangtua yang berumur panjang, hingga keterlambatan anak bersikap mandiri dan independen dari segi finansial.

Karena hal itu, sudah sepatutnya kamu menjadi jalan tengah bagi mereka yang masih membutuhkan uluran tangan dari orang-orang terdekat; kamu sebagai orangtua dan juga sebagai anak.

Lalu, apakah situasi dalam generasi sandwich ikut mempengaruhi prioritas keuangan personal?

Mari kita lihat.

Secara sadar maupun tidak, kewajiban finansial kamu turut bertambah. Permasalahannya, seringkali para generasi sandwich tidak memahami situasi yang tengah dihadapi.

Seperti kata Bart Mindszenthy, seorang Elder Care Expert yang berasal dari Toronto, “Some of them don’t realize the gravity of what they’re getting into. There’s this reluctance to look deeper into their own personal lives“.

Ia mengatakan bahwa mayoritas generasi sandwich menghabiskan uang pribadi mereka untuk memenuhi kebutuhan dan membeli fasilitas yang cukup untuk orangtua mereka.

Itulah mengapa betapa pentingnya mengurus dana pensiun saat kamu masih berusia muda, sehingga kamu tidak perlu lagi membuat anak kamu repot membiayai kehidupan sehari-hari kamu di masa tua.

Penelitian lain dari Kanada (Statistics Canada) menujukkan bahwa 51% orang dewasa yang berusia 20-29 tahun masih tinggal bersama orangtua mereka.

Ini membuktikan kalau kamu yang terjebak di generasi sandwich harus menjalani beban finansial anak kamu sampai anak kamu mandiri dan mampu mengurus dirinya sendiri.

Secara tidak langsung, kamu merasa wajib menurunkan standar kehidupan sekaligus biaya pengeluaran pribadi kamu agar bisa memenuhi kebutuhan generasi atas dan bawah kamu.

Sampai-sampai mau tidak mau kamu harus mengurangi beberapa prioritas personal.

Statistiknya ada sekitar 30% orang harus mengambil lebih sedikit jatah liburan mereka, 43% orang harus meminimalisir budget makan di luar rumah, 36% orang harus mengambil sebagian uang dari tabungan, serta 37% orang harus memperpanjang waktu mereka untuk bekerja.

Baca Juga: Cara Mengatur Keuangan untuk Generasi Sandwich


Memutus Rantai Generasi Sandwich

Kelola Uang Dengan Baik

Langkah pertama yang bisa kamu lakukan adalah mengelola keuangan dengan baik.

Mulailah dengan membuat catatan keuangan agar kamu dapat memonitoring arus masuk dan keluar uang yang kamu miliki.

Selain itu, kamu juga bisa mulai membuat pos-pos kebutuhan, misalnya terdiri dari pos kebutuhan rutin seperti tagihan listrik, kebutuhan rumah tangga dan lain sebagainya.

Kemudian pos utang, usahakan alokasi pos utang ini tidak begitu besar dengan cara mengurangi utang konsumtif.

Selanjutnya kamu bisa buat pos-pos lain sesuai kebutuhan, dan ingat selalu siapkan pos untung tabungan.

Miliki Dana Darurat

Meskipun sering dilupakan, namun dana darurat sangatlah penting untuk kamu miliki.

Mengapa?

Karena kita tidak pernah tahu jika dikemudian hari kamu membutuhkan dana untuk kebutuhan mendesak.

Beberapa ahli menyebutkan bahwa nominal ideal untuk dana darurat adalah 5 kali dari pengeluaran.

Jadi, apabila pengeluaran kamu dalam satu bulan adalah Rp.5 juta, idealnya kamu memiliki dana darurat Rp. 25 juta.

Namun, rumus ini untuk kamu yang masih single dan tidak memiliki tanggungan.

Apabila kamu berkeluarga atau menanggung orang tua maka angka Rp.25 juta tersebut dikalikan lagi dengan jumlah orang yang kamu tanggung.

Miliki Asuransi

Kepemilikan asuransi juga tidak kalah penting, dan yang dimaksud asuransi bukan hanya asuransi kesehatan tapi juga asuransi jiwa.

Asuransi kesehatan wajib dimiliki karena di jaman sekarang biaya berobat dirumah sakit sangatlah mahal.

Sehingga, keberadaan asuransi kesehatan sangatlah membantu dikala kamu diharuskan berobat secara mendadak.

Asuransi jiwa juga tidak kalah penting, karena tidak ada yang tahu perihal usia manusia.

Dengan adanya asuransi jiwa setidaknya kamu bisa sedikit lebih tenang dan terjamin.

Siapkan Dana Pensiun

Kebanyakan anak muda yang terjebak di generasi sandwich diakibatkan oleh orang tua yang dahulunya tidak menyiapkan dana pensiun.

Makanya, ketika mereka sudah tidak bekerja tanggung jawab keuangan dilimpahkan ke anaknya.

Jika kamu ingin memutus rantai generasi sandwich, siapkanlah dana pensiun sedini mungkin.

Selain untuk menjamin kehidupan masa tua kamu, tapi juga untuk membebaskan anak kamu dari generasi sandwich.

Investasi Sejak Dini

Ketika membicarakan tentang masa pensiun, kamu yang terjebak di generasi sandwich akan merasa kesulitan menabung untuk kebutuhan kamu di masa tua.

Mengapa? Sebab, investasi yang kamu keluarkan akan cenderung lebih sedikit karena keterbatasan situasi kamu saat ini.


Apabila kamu merasa kesulitan untuk memutus rantai generasi sandwich, kamu bisa kok menyiasatinya agar kamu tetap mampu berinvestasi walaupun dalam jumlah yang tidak banyak.

Caranya adalah dengan mendanai di KoinWorks, salah satu Super Financial App berbasis Peer-to-Peer Lending pertama di Indonesia yang dapat menjadi solusi menguntungkan bagi kamu.

Hanya dengan Rp100.000, kamu bisa menghasilkan untung beberapa kali lipat hingga 18% per tahunnya.

KoinRobo merupakan produk KoinWorks yang akan mempermudah kamu dalam memaksimalkan imbal hasil dengan jangka waktu yang dikehendaki.

Melalui fitur RoboLending akan secara otomatis mendiversifikasikan penyaluran dana secara maksimal sehingga keuntungan menjadi lebih maksimal.

Tunggu apa lagi?

Mumpung lagi ada promo super menarik yang akan memberikan kamu keuntungan lebih banyak.

Dapatkan promo khusus gajian di sini:

Bonus Gopay Rp.3,5 Juta untuk setiap pendanaan KoinRobo

Dapat Cashback 75 Ribu di Semua Produk Pendanaan

Dapatkan berbagai informasi seputar Gaya Hidup lainnya hanya di KoinWorks.

Tentang Penulis
Gina Valerina

Gina Valerina

Gina began her professional journey within the realm of finance, accumulating a wealth of invaluable insights and hands-on experiences. Building upon this extensive background, she uses her expertise to carefully create informative articles. Each article is born from in-depth research and her unwavering dedication to providing her audience with well-verified insights.
Kalkulator finansial untuk hitung kebutuhan kamu

Hitung semua keperluan finansial kamu cukup di satu tempat

Punya uang Rp.100 Ribu? Mulai pendanaan sekarang dan dapatkan keuntungan hingga 14,5%.