Jangan Baper Saat Investasi, Ini 9 Cara Hindari Emotional Investing! – Pernah tidak, saat sedang senggang kamu iseng melihat portofolio investasi kamu, terus ada pikiran “apa yang ada dipikiranku saat itu, ya? Kenapa aku ambil tindakan buat lakuin investasi, ini?”
Bagi kamu yang memang sudah sering melakukan investasi, dan bisa dibilang memiliki instrumen yang beragam, pasti pernah mengalami hal ini.
Sebenarnya, berinvestasi itu adalah sebuah permainan, lho. Hal tersebut bisa membuat kamu memutuskan sesuatu yang salah, saat kamu membiarkan emosi ikut serta atau dalam bahasa inggrisnya disebut emotional investing.
Maka dari itu, kita perlu punya aturan-aturan atau sebuah sistem untuk menghindari hal ini.
Cobalah untuk membaca saran-saran berikut lalu sesuaikan dan adaptasikan dengan filosofi kamu dalam berinvestasi.
Daftar Isi
Jangan Baper Saat Investasi, Ini 4 Cara Hindari Emotional Investing!
Tetapkan Tujuan Keuangan Jangka Panjang
Cara pertama menghindari emotional investing, sebelum mulai memutuskan sesuatu saat berinvestasi, kamu perlu luangkan waktu untuk pikirkan kembali apa tujuan jangka panjangmu.
Tenang saja, kamu masih bisa memiliki instrumen investasi jangka pendek, dan tetap memiliki tujuan janga panjang secara bersamaan. Lalu, apa saja yang bisa kamu lakukan?
- Pikirkan kenapa kamu berinvestasi
Kalau tujuan kamu berinvestasi karena ingin mengumpulkan dana untuk masa pensiun, tentu berbeda dengan mereka yang memiliki tujuan investasi untuk menikah. Jadi, tentukan dahulu tujuanmu supaya bisa melangkah dengan cara tepat.
- Pertimbangkan Usia dan Tentukan Time Horizon
Dalam dunia investasi, ada yang dinamakan time horizon yang didefinisikan sebagai perencanaan masa berinvestasi sampai dengan saat ketika hasil dari investasi tersebut diambil.
Nah, dengan memerpertimbangkan usia dan menentukan time horizon, analisa dan keputusan yang kamu buat akan lebih tepat.
Apakah saat ini kamu masuk ke dalam fase mature dalam kehidupan? Jika begitu, time horizon kamu dalam berinvestasi pasti lebih sedikit, dan kamu bisa lebih memfokuskan untuk menstabilkan portofolio investasi, bersiap untuk pensiun.
Tetapi, jika kamu baru saja memasuki dunia kerja atau meniti karir, kamu bisa memilih investasi yang memiliki jangka lebih panjang, dengan resiko lebih tinggi untuk mendapatkan hasil lebih besar.
Pendekatan yang Seimbang
Saat kamu sudah mengetahui apa tujuanmu berinvestasi, biasanya kamu akan mengalami dua fase yang bisa menentukan sikapmu dalam berinvestasi.
Entah kamu menjadi seorang yang overconfidence atau underconfidence dalam berinvestasi. Apa itu? Mari kita lihat lebih dalam.
- Overconfidence
Sikap percaya diri memang perlu dimiliki saat kamu melakukan investasi, namun kamu perlu wasapada karena jika berlebihan, hal ini mampu membawamu kepada pengambilan keputusan investasi yang salah.
Tipe investor yang overconfidence berpikir bahwa mereka lebih cerdas dan memiliki informasi yang baik daripada keadaan sebenarnya.
Mereka sangat meyakini kemampuan analisisnya, padahal kenyatanya hal tersebut mengarahkan pada prediksi yang keliru.
Tentu saja hal ini bisa membawa portofoliomu ke ladang kehancuran dan kamu bisa saja merasa sangat kecewa karena hasil imbal yang didapat tidak sesuai dengan ekspektasi kamu.
- Underconfidence
Sebaliknya, kamu juga bisa menjadi orang yang terlalu khawatir atau tidak percaya diri secara berlebihan ketika berinvestasi.
Biasanya hal ini terjadi ketika kamu pernah mengalami pengalaman buruk terhadap investasi, atau kamu menentukan ekspektasi hasil tidak realistis yang tak pernah kamu capai.
Sebagai contoh, kamu harus memahami bahwa tidak ada satu pun yang tahu apapun tentang investasi atau sebuah perusahaan secara mendalam.
Saat melakukan analisis, sadarilah kalau kamu tidak akan pernah tau apapun terhadap suatu perusahaan, pendanaan atau industri.
Kadangkala, kamu harus membuat keputusan berdasarkan informasi yang terbaik yang telah kamu dapatkan.
Jika kamu terlalu khawatir atau tidak percaya diri berlebihan, hal ini akan membuatmu terlalu banyak berpikir sehingga kamu bisa saja kehilangan kesempatan investasi yang signifikan.
- Seimbangkan Kedua Perilaku
Setelah mengetahui 2 tipe perilaku investor di atas, selanjutnya kamu harus mencari cara bagaimana menyeimbangkannya supaya bisa menghindari emotional investing.
Kamu harus cukup dengan percaya diri saja, dan sebisa mungkin merasa nyaman dengan keputusan yang dibuat.
Sebagai trik, kalau kamu membuat keputusan yang tidak mengharuskan kamu untuk dua kali berpikir, berarti kamu telah mengalahkan underconfidence.
Lalu, kamu juga bisa menghindari perilaku overconfidence dengan bertukar ilmu dengan investor lain dan melakukan diversifikasi.
Melakukan Diversifikasi
Diversifikasi menjadi hal esensial untuk semua investor, mulai dari pemula hingga mereka yang sudah ahli.
Diversifikasi sendiri adalah sebuah teknik yang digunakan investor dengan berinvestasinya ke beragam instrumen investasi.
Banyak lho pakar yang setuju akan hal ini karena walaupun diversifikasi tidak menjamin seorang terhindar dari kerugian, tetapi strategi ini sangat efektif diaplikasikan, apalagi untuk investasi jangka panjang.
Tapi kamu harus ingat, dalam melakukan diversifikasi juga harus sesuai kebutuhan dan rencana yang matang. Jangan sampai kamu over-diversified karena hal tersebut malah bisa menyulitkan kamu memperoleh keuntungan besar dari salah satunya.
Baca Juga: Permudah Diversifikasi Portofolio Investasi dengan 5 Langkah Penting Berikut
Ada salah satu cara yang bisa kamu lakukan untuk tidak over-diversified, yaitu dengan mendanai di KoinP2P melalui KoinWorks, Super Financial App.
KoinWorks, merupakan platfrom yang memungkinkan pengguna untuk melakukan pendanaan sekaligus peminjaman dana dalam satu aplikasi.
Mendanai di KoinWorks, hanya memerlukan modal awal senilai Rp100.000, jadi akan lebih mudah bagi kamu melakukan diversifikasi dan menghindari over-diversified karena nominalnya yang hanya seharga segelas kopi kekinian.
Dengan modal yang sedikit, kamu bisa mendapatkan imbal hasil efektif hingga 18% per tahun. Selain itu KoinWorks juga sudah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jadi keamanannya terjamin.
Gunakan Media Sebagai Informasi, Bukan Financial Advisor
Sangat mudah bagi kita untuk “ikut-ikutan” jika ada sesuatu yang sedang hype atau viral, baik atau tidaknya hal tersebut.
Tapi perlu kamu ketahui, membuat keputusan berinvestasi berdasarkan berita atau media bukanlah hal yang tepat dan bisa disebut sebagai emotional investing.
Biasanya kamu yang baru terjun ke dunia investasi, akan banyak mencari ilmu dari internet atau Google sebaiknya jangan ditelan mentah-mentah.
Baca Juga: 7 Selebriti Hollywood Ini Membuat Keputusan Investasi Yang Cerdas
Gunakan media tersebut sebagai alat untuk kamu mengeruk banyak informasi sebelum membuat keputusan.
Ingatlah untuk tidak FOMO (Fear of Missing Out) dan kamu harus mengerti betul instrumen investasi yang kamu pilih. Jangan membeli kucing dalam karung.
Bagaimana, sudah siap untuk menghindari emotional investing?
Dengan menerapkan cara-cara di atas, semoga kamu bisa terhindar dari emotional investing dan melakukan investasi dengan lebih tepat sehingga mendapatkan tujuan finansial yang diharapkan.
Selamat mencoba dan semoga berhasil!